Berburu

674 32 14
                                    

Evie masih terbatuk sambil muntah-muntah hebat, Mr. Wood menatapnya khawatir, sementara Bobby tetap berdiri tenang ditempatnya.

"Ayo kita ke klinik" Mr. Wood mengulurkan tangannya yang Evie raih dengan ragu. Ketika Evie berdiri Mr. Wood menoleh kearah Bobby.

"Dia namanya Gina, bukan Evie"

Bobby terlihat terkejut beberapa saat lalu kemudian tersenyum kembali.

"Waah, maaf Mr. Wood sepertinya saya salah orang. Saya punya tetangga yang wajahnya agak mirip Gina. Namanya Evie, dia kabur dari rumah dan agak sedikit, anda tau mungkin ya, cacat mental"

Evie menggelengkan kepala tak percaya sementara Mr. Wood mengangguk tanda mengerti.

"Bisa saya bantu Mr. Wood?" Bobby menawarkan pertolongan.

"Tak perlu. Dan sedang apa kau disini? Setahuku pamanku akan mengadakan rapat dengan timnya"

"Ya, saya memang sedang menuju kesana Mr. Wood. Terima kasih. Apa anda akan datang?"

'Tidak" jawab Mr. Wood datar, berlalu sambil menggenggam tangan Evie meninggalkan Bobby yang sudah jauh dibelakang.

Evie melangkah ragu disampingnya lalu menoleh ke belakang. Ia melihat Bobby sedang bercakap-cakap serius dengan Mr. Derreck sambil mengamatinya dan Mr. Wood. Entah sejak kapan dia ada disitu, dan kini mereka berdua pergi, tatapan mata Bobby masih menjurus kearahnya lalu menghilang.

Evie dan Mr. Wood berbelok  keluar dan masuk ke klinik yang ada dibagian luar gedung. Ia masuk dan mendapati pria berambut merah sebahu yang diikat kuda, pakaiannya sangat rapi dan usianya mungkin 35 tahun. Ia menyapa Mr. Wood ramah.

"Selamat pagi Mr. Wood, ada yang bisa saya bantu?"

"Tentu saja, oleh karena itu aku datang kemari"

Mr. Wood menarik tangan Evie agar berdiri tepat didepan pria tadi.

"Dia batuk dan muntah tadi."

"Biar saya periksa dulu"

Evie diminta berbaring diranjang periksa dan mulai memeriksa tubuhnya, sesudah itu Evie diminta duduk lalu menjulurkan lidahnya keluar sementara pria tadi menyorotkan sinar senter kedalamnya.

"Ada sedikit luka karena tekanan. Apa kau habis dicekik?" tanya pria tadi kearahnya, Evie menggeleng dan masih terbatuk.

"Benarkah? Tapi untungnya tak terlalu parah, jangan makan-makanan yang sekiranya bisa menambah lukanya. Untuk sementara ini saya akan berikan antibiotik dan obat untuk menyembuhkan luka dalam"

"Terima kasih" kata Evie.

"Sama-sama"

"Kau sudah sarapan Gina?" tanya Mr. Wood ramah dan penuh perhatian seperti biasanya.

"Belum. Tadinya saya akan menyusul Natalie dan James"

"Pasti sekarang mereka sudah selesai sarapan. Ayo kita isi perut dulu" Mr. Wood kembali mengulurkan tangannya yang Evie tangkap dengan mantap. Pria tadi tersenyum sambil mengaduk-aduk tasnya. Setelah berterima kasih Evie dan Mr. Wood berjalan keluar.

"Sweater yang bagus Mr. Wood" ujar pria tadi tiba-tiba dari dibelakang mereka. Mr. Wood berbalik lalu tersenyum.

"Terima kasih Jonathan, aku suka sepatumu"

Evie memperhatikan Mr. Wood dari ujung kepala sampai ujung kaki. Rambutnya tetap diatur dengan model spike, sweater kelabu yang bertuliskan "Don't forget to be Awesome" didepannya lengap dengan penutup kepala. Celana jeans, sepatu Converse, dan sling bag hitam yang kecil. Mr. Wood mengenakan kaca mata berbingkai besar yang justru menpertegas warna dan ukuran bola matanya yang unik. Mr. Wood menoleh lalu tersenyum kearahnya, Evie sontak tertunduk malu-malu.

DREAMWhere stories live. Discover now