Gagak dan Jaguar

521 53 0
                                    

Sudah lama bahkan hampir berminggu-minggu sejak meninggalnya Eric, Evie belum mengalami mimpi buruk lagi. Tapi Evie tetap takut ketika akan pergi tidur, apalagi Bobby yang semenjak kematian Eric terlihat sering mengamatinya seakan sedang mencari sesuatu. Dan siang ini dia bermimpi lagi. Mimpi indah yang berakhir tragis.

---

Saat itu ia berada dikebun binatang, tapi tak terlalu ramai oleh pengunjung. Ia berjalan mendekati kandang burung gagak lalu berdiri didepannya. Burung gagak itu seperti melihat kehadirannya karena burung dengan warna bulu hitam pekat itu mulai terbang menuju dahan yang paling dekat dengan tempat Evie berdiri. Evie tau gagak ini bisa melihanya dan itu cukup membuatnya senang. Gagak itu memang benar-benar melihatnya bahkan menatap Evie lekat-lekat dan Evie hanya berdiri mematung.

Gagak itu masih bertengger didahan tadi dan sekarang ia sedang mematuk-matuk sesuatu dibalik sayapnya. Evie mendengar suara anak kecil mendekatinya. Suara yanh mirip ponakannya Delon yang berusia 4 tahun tepat minggu kemarin.

"Mama.. Aku mau lihat burung itu". Delon berlari sambil memegang tangan Kak Tary, ibunya, kearah kandang burung gagak tepat dimana ia berdiri saat ini.

Mereka berdua berdiri disampingnya. Tapi mereka tak melihat Evie.

"Mah ini burung apa?". Tanya Delon polos.

"Ini burung gagak sayang". Jawab Tary lembut.

"Bagus ya mah". Ujar Delon sambil menyentuh kawat pembatas. Tetapi tiba-tiba burung gagak yang tadinya tenang dan terlihat santai kini mulai terbang kesana kemari tanpa arah. Burung itu mulai berkoak-koak nyaring sehingga mulai memekakkan telinga. Delon mundur karena ketakutan lalu pergi bersama Kak Tari. Burung itu masih terbang kesana-kemari dan berkoak-koak sehingga diikuti binatang lain.

"Ada apa hey, ada apa?". Evie berbicara dengan burung itu tetapi tidak mendapat jawaban apa-apa. Suasana semakin berisik oleh suara binatang yang terdengar ketakutan. Evie memilih pergi menyusul kakaknya.

Mereka berdua berhenti disebuah warung kecil yang menjual makanan yang tidak jauh dari kandang burung tadi. Kak Tari terlihat sedang menerima telepon dan melepaskan tangan Delon dari genggamannya. Evie memperhatikan keponakan kesayangannya itu yang kini sedang berjongkok sambil mengelus-elus seekor anak kucing. Tetapi tiba-tiba anak kucing itu berlari menjauh sehingga Delon ikut berlari mengikutinya. Kak Tary masih menelepon, dia tak sadar akan anaknya yang sedang berlari menjauh mengejar anak kucing. Kakanya jelas tak bisa diharapkan, Evie mengikuti langkah keponakannya yang kini sudah semakin jauh.

Bahkan terlalu jauh sampai dia sadar bahwa sekarang mereka ada dibagian kebun binatang yang sepi bahkan tidak dikenali sama sekali. Seperti hutan dengan pohon-pohon besar dan semak-semak yang menutupi tanah. Delon mendapatkan anak kucingnya lalu bermain dengannya lagi diantara semak-semak rimbun. Saat itu juga ia mendengar alarm tanda peringatan. Seekor jaguar berusia 10 tahun dikabarkan lepas dari kandang. Peringatan itu diulang berkali-kali dan pengunjung diharapkan segera keluar dari areal kebun binatang karena diisinyalir hewan itu belum bergerak terlalu jauh. Evie memandang keponakannya dan sadar bahwa Delon yang disayanginya sedang dalam bahaya besar. Ketika itu pula ia mendengar bunyi semak yang bergemerisik seakan digerakan sesuatu dari kejauhan. Sepasang mata liar dan lapar tengah membidik sesuatu untuk makan siangnya. Mata ganas itu tertuju tepat kearah Delon yang sedang bernyanyi kecil. Mata itu, tubuhnya yang hitam pekat. Tak salah lagi. Itu Jaguar.

---

DREAMWhere stories live. Discover now