Evie mulai mantap dengan nama barunya. Gina. Ia melangkah mendekati orang-orang yang ada disekitar sini.
"Selamat sore". Sapanya ramah.
"Ya. Selamat sore. Ada yang bisa saya bantu?". Jawab Pria berstelan rapih didepannya.
"Dipulau ini sedang dibangun apa?". Tanyanya.
"Mega Proyek. Berskala Internasional. Akan dibangun Real Estate di utara, hotel dan apartemen dibarat, tempat hiburan out door dan indoor ditengah pulau, Mall dan Restoran di selatan, pelabuhan, bandara internasional dan banyak lagi".
"Wow!". Jawab Evie terkagum-kagum.
"Kau siapa? Ada apa datang kesini?".
"Saya Gina. Saya datang kemari untuk mencari pekerjaan dan tenpat tinggal".
"Kau berasal dari mana?".
"Dari Jawa Barat".
"Jauh sekali. Kebetulan kami sedang membutuhkan banyak orang untuk mengisi staff disini. Kalau begitu aku akan mengantarmu ke Pak Tomo. Kepala HRD kami".
Gina mengangguk lalu mengikuti langkah pria tadi. Tapi siapa namanya?.
"Maaf pa, nama anda siapa?".
"Jangan panggil pak. Panggil saja saya Doni".
"Oh ya".
Mereka melangkah lagi. Kini ke wilayah pulau yang lebih dalam. Evie terpukau, bangunan-bangunan yang menjulang tinggi itu memaksanya mendongak dan memicingkan mata ketika terkena matahari. Fasilitasnya mewah, ia bahkan tak pernah melihat hal semacam ini di tempat lain. Arsitekturnya juga unik, ada yang berbenjuk jajar genjang, kerucut, waru dan sebagainya. Tapi ada satu bangunan yang menarik perhatiannya, bangunan yang menjulang mantap, bentuknya seperti bola raksasa, bulat dan besar dan memunculkan warna warni aneh tapi indah ketika terkena matahari. Evie berdiri sebentar, matanya melotot dan mulutnya menganga lebar. Sangat futuristic.
"Ini baru 90%. Kami menggunakan teknologi termutakhir dan pekerja yang sangat berpengalaman dibidangnya".
"Berapa budget nya?". Tanya Evie masih melongo.
"Menembus ratusan trilyun rupiah. Dan bangunan bulat ini adalah kantornya. Circle80.inc. Salah satu perusahaan bonafid yang bergerak hampir dalam segala bidang. Ayo masuk".
Mereka memasuki gedung tersebut, banyak orang yang sedang meletakkan furniture. Kondisi didalam ruangan tak kalah futuristik, kaca panjang tembus pandang yang berbentuk kubus terlihat mengelilingi sebuah meja segi empat yang sepertinya akan menjadi meja resepsionist, orang-orang duduk dibaliknya, menyentuh kaca dan muncullah gambar-gambar dan tulisan yang tak dimengertinya. Mereka mengangguk dan salah satunya berseru. "Port 2 Ready!!".
Doni mengamati Evie yang terkagum-kagum.
"Seperti di Film Hollywood. Dan ini adalah salah satu teknologi yang berhasil kami kembangkan".
Evie masih terbelalak, ia mundur perlahan sehingga tangannya menyentuh tembok. Tiba-tiba seorang pria muncul dari dinding di belakangnya. Evie menjerit bahkan hampir jatuh karena kaget. Doni tertawa
"Perkenalkan, ini Thomas salah satu fitur hologram yang kami berhasil kembangkan. Dia akan mendeteksi para pengunjung dan langsung bisa berbicara dengan bahasa yang dimengerti. Misalnya kau orang Indonesia, asli Indonesia dan besar di Indonesia, secara otomatis dia akan berbicara bahasa Indonesia".
"Bagaimana bisa begitu?". Tanya Evie takjub.
"Itu rahasia kami. Dan kau bisa menyentuhnya". Doni menepuk-nepuk pundak Thomas si Hologram. "Tapi ia hanya bertahan dalam lima jam".
"Apa yang bisa dia lakukan dalam waktu lima jam?".
"Segala sesuatu. Tapi kami mengaturnya hanya sebatas guide tour. Tidak lebih".
"Selamat Sore". Sapa Thomas ramah. Wajah hologramnya sangat Indonesia.
"Selamat Sore". Jawab Evie gugup.
"Bisa kau antarkan dia ke ruangan pak Tomo?". Pinta Doni kepada si hologram.
"Tentu. Mari lewat sini". Thomas mulai berjalan selayaknya manusia tapi badannya tembus pandang.
Evie ragu dan menatap Doni sambil menggelengkan kepalanya.
"Ikuti saja Dia". Ujar Doni. "Aku masih ada pekerjaan".
Akhirnya Evie pergi mengikuti si hologram, melewati ruang-ruang menakjubkan yang bahkan tak pernah ia lihat sebelumnya. Akhirnya Thomas berhenti didepan sebuah pintu.
"Inilah ruang kerja Pak Tomo. Apa ada lagi yang bisa saya bantu?".
"Tidak. Terima kasih".
Selesai mengatakan itu. Si Hollogram langsung menghilang tanpa bekas, tanpa sisa. Meninggalkan ia sendirian didepan sebuah pintu. Ia mulai mengetuk pintu itu pelan-pelan, tiba-tiba pintu itu terbuka sendiri, seorang pria bertubuh tambun duduk dibalik layar cekung transparan dan terlihat sedang mengerjakan sesuatu.
"Silahkan duduk". Ujar seseorang bersuara berat didepannya. Efie makin gugup, dan ingin segera melarikan diri. Tapi kakinya melangkah mendekati orang tersebut dan tangannya gemetar ketika menyentuh kursi yang tiba-tiba muncul didepannya. Apa ini juga hologram?. Tanyanya dalam hati.
---

YOU ARE READING
DREAM
Misteri / Thriller"Menyukai berarti membunuh, mencintai berarti membunuh, menyayangi berarti membunuh, mengasihi berarti membunuh". Kutukan apa yang melarangnya merasakan hal yang manusiawi? Bagaimana cara ia menghadapinya?