Upacara pemakaman kakaknya berlangsung keesokan harinya. Orang-orang yang terbiasa memandikan jenazah seakan kurang berkenan melakukannya ketika mendengar kabar keadaan jasad kakaknya. Mereka terlalu ngeri bahkan takut tak mampu melihatnya lama-lama. Tapi bagaimana pun juga jasad kakaknya harus dibersihkan. Akhirnya pihak rumah sakit bersedia memandikan jasad kakaknya sebelum dibawa pulang ke rumah duka.
Perutnya terasa kenyang meskipun belum makan apapun dari kemarin. Sekarang sudah sore, dia menunggu dengan sabar didepan kamar jenazah. Kakaknya Bobby, pulang karena harus mengurus pemakaman, kakak iparnya pergi ke rumah adiknya untuk menitipkan Delon dan Risa. Ibunya sedang menjaga Ayahnya diruang rawat karena jatuh pingsan berkali-kali. Seseorang memperkenankannya masuk untuk melihat mayat kakaknya.
Dengan langkah yang diseret dia berenti disamping ranjang yang terbuat dari keramik. Ia melihat tubuh kakaknya, kakak perempuan satu-satunya yang dia ketahui sangat menyayanginya. Mereka berdua sangat dekat bahkan sulit dipisahkan ketika sedang bersama. Ia memandangi lagi jasad kakaknya yang ditutupi kain putih. Lingkaran merah besar di bagian perutnya tidak lain adalah darah yang meresap ke kain. Ia tau bagaimana kakaknya dikoyak, dikeluarkannya isian perut itu dengan buas. Mengingatnya membuatnya semakin perih dan putus asa. Apa yang salah dengannya sehingga memaksanya menyaksikan kejadian pilu nan menyaksikan.
"Ini semua salahku!!".
Dengan sadar ia menyalahkan dirinya sendiri. Apabila dia lebih banyak tidur pasti mimpi itu akan jauh lebih cepat ia ketahui sehingga ia bisa dengan cepat memperingatkan orang lain akan bahaya yang akan menghadang. Tapi bagaimana mungkin ia harus tidur setiap hari? Bagaimana kalau kenyataan akan tetap menjadi kenyataan?. Bagaimanapun fakta akan sulit untuk diubah.
Dia menangis, dia tak tau harus berbuat apa. Bencana ini terjadi setelah ia sadar dari koma. Dari tidur panjangnya. Ia lagi-lagi mengangkat kepalanya, melihat sekeliling ruang jenazah, ia tak mau kakaknya terlalu lama terbaring disini. Ia juga harus mencari tau apa yang sebenarnya terjadi padanya.
---
Sehari setelah upacara pemakaman kakaknya Evie memberanikan diri menceritakan kronologi kematian kakaknya sekaligus kematian Eric didepan kedua orang tuanya, kakak iparnya dan Bobby. Selama mendengarkan Evie berbicara, mereka hanya terdiam, melongo, dan tak mampu mempercayai semuanya.
"Bagaimana mungik kamu bisa bermimpi seperti itu?". Tanya kakak iparnya.
"Aku sendiri tak tau. Ini semacam kutukan". Evie menunduk lesu.
"Kutukan atas apa?". Ibunya semakin bingung mendengar perkataan putrinya.
"Aku gak tau bu.. Aku takut, bingung, putus asa, cemas, aku tak tau harus bagaimana". Evie mulai menangis. Mengapa hidupnya menjadi begitu berat paska koma.
Ayahnya mulai gelisah dalam duduknya dan menggeleng-gelengkan kepalanya kesana kemari. Semua orang menatapnya menanti ayahnya mengeluarkan suara.
"Ini semua karena ayah". Katanya pelan. "Maafkan ayah, ayah tak tau kejadiannya akan seperti ini. Maafkan ayah....". Pria gagah tersebut tenggelam dalam tangisnya sendiri.
YOU ARE READING
DREAM
Mystery / Thriller"Menyukai berarti membunuh, mencintai berarti membunuh, menyayangi berarti membunuh, mengasihi berarti membunuh". Kutukan apa yang melarangnya merasakan hal yang manusiawi? Bagaimana cara ia menghadapinya?