Chapter 13 / Restaurant Jepang
-Vian's POV-
Sesudah kejadian di taman rumah sakit itu, hubungan ku dengan Bian menjadi tambah dekat. Bahkan tidak jarang kami bercanda bersama sama dan melakukan hal romantis lainnya.
Tapi aku belum pacaran lagi dengannya. Kami hanya mempunyai hubungan pertemanan yang sangat dekat. Sangat amat dekat malah. Menurut abege sekarang sih namanya SKJDA a.k.a Sudah Kita Jalani Dulu Aja, menurut asal usulnya ini, hal ini lebih parah dari PHP. Semacam digantungin sih tapi ini mengasyikan!
Haha bercanda, aku tidak ingin di SKJDA atau apalah itu. Aku hanya ingin membuat semuanya mengalir, aku mempunyai motto, 'it will be happy in the end, if it's not happy well it's not the end.'
Sangat aneh memang setiap aku berdakatan dengan Bian. Aku bahkan masih belum percaya kalau ini bukan mimpi!
Hari ini adalah hari kepulanganku ke rumah. Tapi aku masih harus menggunakan kruk, alat penopang kaki untuk berjalan. Kaki ku masih dalam masa pemulihan.
Bian sedang membantuku berjalan. Aku berjalan dengan sangat lambat tapi Bian dengan senan tiasa membantuku.
"Jalannya lambat banget kamu Vi, kayak ulet." Cemooh Bian sambil mencubit cubit pipiku. Aku tidak bisa membalasnya karna aku masih berkontrasi menopang kakiku ini untuk berjalan.
"Diem kamu! Udang aja bangga!" Balas ku ketus.
"Udang kan bagus, bermanfaan bagi manusia, dari pada ulet! Huu kamu ini." Bian tambah mencubit cubit pipiku.
"Otak udang kan dalemnya tai semua kayak kamu! Adaw! Jangan kenceng kenceng cubitnya!" Keluhku saat Bian mencubit pipiku dengan kencang.
"Abisnya pipi kamu gemes, kayak bakpao, minta di cium." Bian mengedipkan mata kamannya dan tertawa terbahak melihat ekspresiku yang kubuat ingin muntah.
Saat sedang berjalan berdua sambil saling bercanda, tiba tiba datang seseorang yang menginterupsi. "Selamat pagi Pak Bian, Vian." Sapa orang itu sambil tersenyum simpul.
Bian seperti biasa, dengan muka dingin dan kaku menjawab sapaannya pendek dan bertanya. "Pagi. Ada apa kamu di sini Adrian?"
"Oh saya dengar hari ini Vian sudah bisa pulang ke rumahnya, jadi saya menyempatkan diri untuk mengantarnya ke rumahnya." Jawab Adrian tenang.
"Saya yang akan mengantarnya kamu-"
Ucapan Bian dipotong begitu saja oleh Vian. "Ayo Dri, kamu join aja aku dan Bian. Pasti seru deh." Aku berseru semangat.
"Tapi.."
"Nggak apa apa! Ayo! Kita naik mobil siapa?" Tanya ku kemudian sambil menggaruk kecil kepalanya, bingung.
"Naik mobil aku aja." Bian berkata sambil terus membantu Vian berjalan.
Saat sudah sampai di depan mobil Cadillac Escalade nya yang berwarna hitam, Bian membuka pintu depan untukku. Sepertinya kelakuan Bian dari dulu tidak pernah berubah, selalu mengoleksi mobil mobil mahal seperti ini. Huh buang buang uang saja dia.
"Ayo masuk, princess." Bian berjalan kearahku untuk memapahku, tapi aku menahan tangannya.
"Aku mau duduk dibelakang aja. Adrian didepan." Kata ku santai sambil memperlihatkan wajah innocent andalanku.
"Tapi kan Vi, masa aku-"
"Yaudah kalau gak mau, aku naik taxi aja." Aku memutar arah dan berjalan pelan dengan hati hati menggunakan kruk.
"Eh iya oke Vi. Kamu dibelang. Puas kan kamu?"
Hahahaha kelakuan Bian sudah seperti anak kecil saja. Akhirnya aku sendirian duduk dibelakang dan Bian juga Adrian duduk di depan. Masih bisa terlihat olehku, wajah Bian yang sangat masam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ain't It Love, Boss?
RomanceBagaimana rasanya jika bos mu adalah mantan pacarmu? Pacar yang sangat dingin kepadamu? Bahkan dia tidak pernah bersikap manis kepadamu? Um.. sebenarnya dia pernah bersikap manis sih, TAPI kamu bahkan bisa menghitungnya dengan jari selama kau berpac...