Chapter 8 / Bu Rossalyn Membuat Ulah

140K 6.5K 123
                                    

Chapter 8 / Bu Rossalyn Membuat Ulah

-Vian's POV-

Sejak kejadian itu, entah mengapa sikap Bian jadi semakin aneh. Yang asalnya dia peduli dan sering membuat ulah dihadapanku, sekarang dia menjadi lebih pendiam. Bahkan pernah saat aku sedang bercanda dengan Adrian, Bian hanya menatapku dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

Sebenarnya aku rindu sikap Bian dulu. Aku sangat ingin menyapanya lagi, tapi entah kenapa ego ku menahanku. Bilang saja aku egois, tapi sungguh aku tidak bisa menahan perasaan ini lebih lama lagi.

"Vi? Lo kenapa sih?" Tanya Susan heran melihat rekan kerjanya itu melamun terus.

"Eh? Enggak kok! Btw, Lo ngerasa ada yang aneh gak sih sama Pak Bian?"

"Ada sih. Gak tau kenapa pak Bian jadi marah marah terus loh dikantor. Bahkan sama kesalahan kecil pun dia marah marah. Gak tau kenapa tuh. Padahal biasanya dia marah marah kalau emang ada masalah besar aja gitu." Ucap Susan sambil mengangkat bahunya tanda tidak tahu.

Vian kembali termenung menatap laptopnya.

"Eh Vi, tadi Mang Dayat, OB kantor ini. Ngasih ini nih." Ucap Susan pelan sambil memberi satu buah surat berwarna putih. "Katanya dari orang gitu, nitipin ke dia." Lanjut Susan sambil menaikan alisnya.

Vian yang melihat surat itu, lantas langsung membuka surat tersebut. Dahi Vian mengkerut tanda bingung.

Vian,
Aku tunggu kamu pulang kantor di dekat toilet lantai 5. Jangan sampai telat, atau kamu sendiri yang tanggung akibatnya. Dan jangan sampai ada yang tahu tentang ini.

Begitulah isi suratnya. Surat kaleng yang membuat Vian merinding seketika.

'Gak modal banget sih. Masa ngajak ketemuan di wc? Di restoran kek gitu.' Pikir Vian sambil terkekeh pelan.

"Dari siapa Vi? Dari penggemar rahasia bukan? Dari tadi lo cengegesan dih." Ucap Susan sambil mengerlingkan matanya.

"Nggak, ini dari orang gak jelas aja. Biasalah, surat kaleng. Nyuruh ketemuan gitu. Ditoilet lante 5. Gak jelas banget kan ya?" Vian malah dengan santai meminum teh panas nya.

"Anjir! Jangan ditemuin orangnya, bisa bahaya kalau lo diapa apain kan." Seru Susan berteriak nyaring.

"Daripada suratnya terus neror gue? Lagian lo tenang aja, gue gak akan kenapa napa kok! Percaya deh sama gue!"

*****

Vian menunggu didepan toilet dengan muka pucat, pikiran negatifnya langsung berkeliaran.

Bagaimana kalau pengirim surat kaleng ini adalah orang suruhan Marco?

Atau bahkan bagaimana kalau ternyata dia adalah hantu penjaga toilet?

Sebelum semuanya terjadi Vian langsung saja melangkah mundur menjauhi toilet itu. Saat dikiranya sudah dalam posisi aman, yaitu sudah ada didepan lift untuk turun. Pintu lift tiba tiba terbuka dan muncul lah bu Rossalyn dan antek anteknya.

"Lo mau berani beraninya kabur? Dasar pecundang!" Seru Rossalyn sambil menjenggut rambut Vian. "Heh kalian! Bawa Vian ke toilet! Sekarang!" Rossalyn berteriak nyaring sambil menunjuk Vian.

Vian mencoba melawan, tapi Vian kalah jumlah. Bahkan Vian sempat menggigit salah satu tangan yang menariknya menuju toilet, tapi Vian malah ditampar tepat dipipi.

*****

Sekarang disinilah aku, ditoilet sambil dikerubuni orang orang sialan ini. Rossalyn menatapku tajam sambil menyeringai lebar.

"Kamu udah tau letak kesalahanmu apa?" Tanya Rossalyn sinis.

"Um.. aku dekat dengan pak Adrian?" Tanya ku lirih.

Ain't It Love, Boss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang