Chapter 7 / Masalah Pertama
-Bian's POV-
Sesudah kejadian itu, aku semakin waspada dengan keadaan. Karna aku tahu, sikap Marco sangat nekat. Dia akan melakukan apa saja supaya rencana busuknya itu berjalan lancar. Bahkan kata salah satu agent rahasia yang ku sewa untuk melacak pergerakan Marco, Marco pernah melakukan pembunuhan disuatu bar. Dia membunuh salah satu pebisnis terkenal, tapi polisi tetap tidak bisa menjerat Marco karna Marco melakukannya dengan bersih. Tidak ada barang bukti, tidak ada saksi mata, bahkan disaat banyak orang tahu kalau Marco salah, mereka tidak dapat melakukan apa apa karna mereka tahu Marco bisa berbuat lebih kejam lagi.
Bahkan tali persahabatanku dulu bersama Marco putus begitu saja karna kejadian dulu. Ya, dari masih bayi kami sudah bersahabat, sampai hal itu merubah segalanya. Bahkan aku masih tidak percaya kalau Marco yang sekarang adalah Marco yang dulu.
"Jadi gimana kabar Vian? Dia gak apa apa kan?" Tanya papa ditelpon.
"Vian gak kenapa napa kok pa. Aku udah nyewa bodyguard buat dia tanpa sepengetahuan dia."
"Tapi kamu yakin kalau Vian gak akan kenapa napa? Kamu tau kan Marco bisa saja berbuat sesuatu yang tidak tidak." Papa memang seperti ini, selalu protektif akan segala hal. Ngomong omong papa dan mama sangat dekat dengan Vian. Dulu saat aku berpacaran dengan Vian, Vian sering bermain kerumah.
"Bian yakin, pa. Udah ya, Bian ada meeting dulu, nanti Bian telpon papa lagi. Salam buat mama." Ucapku sambil memutuskan sambungan.
Entah mengapa, saat meeting dimulai, aku tidak terlalu fokus. Aku memikirkan keadaan Vian. Aku takut ada suatu hal yang membahayakan dia.
Tiba tiba pintu ruangan meeting ku terbuka. Datanglah sekretarisku dengan panik dan terengah engah seperti habis lari.
"Pak, ada hal penting." Ucap sekretarisku ditengah tengah meeting.
"Kamu bisa tunda dulu sebentar kan? Meeting sekarang sangat penting saya tidak bisa main menundanya." Ucapku tegas sambil mulai membuka macbook ku.
"Ini tentang bu Vian, pak."
Aku yang mendengar hal itu langsung bangkit berdiri lalu berlari mendekati sekretarisku. "Vian kenapa?" Tanya ku dengan wajah panik.
"Tadi saya mendapat telpon dari salah satu bodyguard yang bapak sewa. Dia bilang, mereka tiba tiba dipukul dari belakang dengan anak buah Marco, mereka akhirnya pingsan. Tapi saat mereka bangun, mereka tidak melihat bu Vian lagi. Saat mereka menelpon kantor menanyakan bu Vian, temannya bilang bu Vian belum kembali dari saat istirahat tiba, yaitu 3 jam yang lalu. Jadi.."
"Argh! Bodyguard bodoh! Cepat telpon polisi." Bian langsung saja menelpon tempat CCTV dan bertanya kemana mereka membawa Vian. Ternyata anak buah Marco membawanya kebelakang kantor, tapi mereka tidak bisa melacaknya lagi karna mereka pergi menggunakan mobil yang sudah menunggunya dibelakang kantor. Tapi untungnya mereka mendapat foto plat mobil para penculik itu sehingga polisi bisa mengintainya.
*****
-Reader's Side-
"Kalian siapa?! Jangan main main dengan ku! Aku bisa jeblosin kalian semua ke penjara!" Teriak Vian sambil meronta tonta dimobil yang membawanya entah kemana.
"Hahahaha! Teriak aja sesuka hati lo! Gak akan ada yang denger! Hhmm.. tubuh lo lumayan juga, bisa jadi pemuas dahaga kita! Iya kan, bro!" Ucap salah satu anak buah Marco sambil sesekali tertawa terbahak bahak.
"Lo kira gue sudi apa?! Badan gue disentuh sama tangan busuk lo yang kotor itu?! Jangan harap!" Teriak Vian sambil masih meronta ronta, kaki dan tangannya diikat dengan tali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ain't It Love, Boss?
RomanceBagaimana rasanya jika bos mu adalah mantan pacarmu? Pacar yang sangat dingin kepadamu? Bahkan dia tidak pernah bersikap manis kepadamu? Um.. sebenarnya dia pernah bersikap manis sih, TAPI kamu bahkan bisa menghitungnya dengan jari selama kau berpac...