Setelah setiap hari berdebat selama beberapa hari akhirnya Jaehyun dan Taeyong sedang berada di Mall milik Jaehyun sendiri. Taeyong sudah berhenti mengomelinya tentang untuk menjaga kesehatan karena Jaehyun yang sakit beberapa hari yang lalu.
Mereka berdebat selama beberapa hari itupun karena Taeyong tidak mau menemani dan melarang Jaehyun untuk pergi kemana-mana agar cepat sembuh, sedangkan Jaehyun bersikeras untuk tetap pergi karena merasa dirinya baik-baik saja. Sampai akhirnya Taeyong menangis karenanya.
Tentu saja Jaehyun tidak bisa pergi dan hanya menghela nafas sabar. Kadang Jaehyun berpikir bahwa yang Bos disini adalah Taeyong.
Jaehyun hanya ingin membeli beberapa pakaian, kenapa Taeyong suka sekali mendramatisir keadaan? Jaehyun hanya demam bukan stroke.
Sebenarnya, Jaehyun bisa saja pergi secara diam-diam tanpa sepengetahuan Taeyong. Tapi ya begitu, otak Jaehyun juga ikut konslet jadi dirinya tak memikirkan hal itu lagi.
Apalagi melihat Taeyong menangis sampai sesenggukan karena mengkhawatirkan Jaehyun yang masih sakit membuat Jaehyun tidak bisa melakukan hal itu.
Dalam hati Jaehyun sejujurnya senang sekali diperhatikan Sekretaris cantiknya itu sampai seperti ini, rasanya Jaehyun rela sering sakit agar selalu mendapat perhatian Taeyong.
"Kenapa Sajangnim ingin membeli pakaian lagi?" tanya Taeyong menoleh kesamping. Langkah kecilnya berjalan cepat menyeimbangkan jalan Jaehyun yang selalu cepat.
"Pakaian Sajangnim sudah banyak."
Jaehyun tak langsung menjawab, kepalanya menoleh mendapati wajah dengan mata bulat yang menatapnya itu. Melihat Taeyong yang kesusahan mengikuti langkah kakinya dibelakang, Jaehyun memelankan ritme berjalannya agar menyesuaikan untuk berjalan disamping Taeyong.
"Uang, uang siapa?" tanya Jaehyun dengan wajah datar andalannya.
"Uang Sajangnim." sahut Taeyong dengan polos.
"Yasudah, berarti terserahku." ucap Jaehyun dengan angkuh, memasukkan tangannya pada saku celananya. Mengabaikan Taeyong mendelik tajam padanya karena kesal.
"Kenapa dia harus sembuh? Kenapa tidak sakit saja sekalian sampai tak bisa berbicara?! Bisu saja kau bisu!" Taeyong mengomel pelan dengan wajah yang memandang kearah lain.
Jaehyun melirik kesamping sejenak, tersenyum tipis ketika melihat betapa lucunya Taeyong yang marah-marah sendiri dengan bibir yang maju. "Itu bagus, jadi aku terus diperhatikan olehmu." ucapnya.
"Hah?" Taeyong membeo, bukan karena ucapan Jaehyun. Tapi karena tidak mendengar apa yang Jaehyun katakan, padahal Jaehyun mengucapkannya cukup lantang.
Jaehyun mendengus kasar lalu menoleh dengan wajah datarnya, "Kau tidak ingin ke Dokter THT?"
"Buat apa?" tanya Taeyong yang bingung dengan pertanyaan random Jaehyun.
"Sepertinya telingamu itu tuli." ucapnya datar.
Taeyong menipiskan bibirnya, "Siapa suruh berbicara menggumam seperti itu?! Siapa yang akan mendengar ucapan Sajangnim?!" serunya kesal.
"Hei, aku mengucapkan hal seperti itu dengan sepenuh hatiku. Kau saja yang tidak pernah menyadarinya." protes Jaehyun tidak terima. Taeyong saja yang tidak pernah peka akan perkataannya.
"Maksudnya?" tanya Taeyong lagi dengan bingung.
Jaehyun mengatupkan rahangnya gemas, "Sudahlah, otak bodohmu itu jangan digunakan terlalu keras." berjalan lebih cepat meninggalkan Sekretarisnya itu dibelakang. Kesal Jaehyun lama-lama.
Sedangkan si cantik mendesis kesal padanya dan mengikuti langkah yang kembali dipercepat itu dengan tergesa.
Jaehyun mengernyit ketika menyadari beberapa pria menatap kearahnya tapi sepertinya bukan kearahnya juga. Menoleh kearah pandangan para pria yang melewati mereka, dan itu adalah Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy CEO (JAEYONG) ✔️
Lãng mạn{COMPLETE} "I still can't believe that My Crazy CEO is my husband." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
