PART 32

46K 3.6K 422
                                        

Terhitung 3 hari Taeyong bersikap dingin pada Jaehyun. Taeyong memang selalu merespon apa yang Jaehyun tanyakan bahkan masih perhatian padanya, namun sikap Taeyong berbeda dari biasanya.

Pria mungil itu hanya akan menjawab ketika ditanya, hal itu membuat Jaehyun lebih ekstra untuk menarik perhatian Taeyong. Dari mulai pura-pura terjatuh, pura-pura sakit perut, pura-pura sakit kepala bahkan berpura-pura diare lagi.

Hari ini Jaehyun ada jadwal rapat bersama Divisi Perencanaan yang satu lantai dengannya, matanya melirik kesamping, biasanya Taeyong yang duduk disana saat melangsungkan rapat namun sekarang yang menempati tempat itu adalah Joy atas suruhan Taeyong.

Bahu Jaehyun melemas seketika, pria mungil itu lebih memilih pekerjaan lain daripada menghadiri rapat hari ini. Jaehyun hanya ingin Taeyong yang mendampinginya.

Mata Jaehyun menatap layar yang menampilkan powerpoint yang dipresentasikan dari para karyawannya. Akan tetapi pikiran Jaehyun berlari kemana-mana, sama sekali tidak fokus.

"Sajangnim... Sajangnim... Jung Sajangnim..."

Sebuah suara yang tiba-tiba terdengar memanggil dirinya menghancurkan lamunan Jaehyun, "H-Huh?" wajahnya terlihat bingung.

Bangchan mengerjap beberapa kali sebelum tersenyum yang dibuat-buat. Dirinya heran, tak biasanya Jaehyun tidak fokus seperti itu, tak jarang juga dirinya beberapa kali mendapati Jaehyun melongo seperti orang bodoh.

"Apa Anda mempunyai pertanyaan yang ingin ditanyakan?"

"Tidak." Jaehyun meringis pelan, "Kita cukupkan sampai disini saja. Lanjutkan besok." ucapnya, sekejap mata berdiri dan berjalan keluar ruangan.

"Sajangnim? Saj—" mereka semua melongo melihat tingkah Jaehyun yang tidak seperti biasanya. Pria itu biasanya akan betah sekali berada diruang rapat bahkan bisa berjam-jam, dan sekarang baru 20 menit Jaehyun sudah melangkahkan kaki meninggalkan ruang rapat.

Joy memiringkan kepalanya bingung, "Kenapa dia?"

*****

Taeyong mendudukkan tubuhnya dikursi kerjanya, rasa lelah menyerang tubuhnya. Taeyong mengurus banyak hal hari ini sehingga tak bisa menghadiri rapat bulanan dan memilih meminta bantuan pada Joy untuk merangkum semua isi rapat.

Matanya terpejam dengan tubuh bersandar dikursinya, beberapa saat kemudian mata Taeyong terbuka, tatapannya langsung tertuju pada ruangan Jaehyun yang kosong. Pria itu masih rapat, biasanya akan berakhir sekitar 1 atau 2 jam lagi.

Pikirannya kembali terarah pada beberapa hari yang lalu, Taeyong sengaja bersikap dingin pada prianya itu. Selain karena ingin menata hati dan pikirannya, tentu saja Taeyong masih merasa marah.

Untung saja semakin hari semakin membaik. Sudah dikatakan, Taeyong sudah menerima konsekuensi yang dihadapinya setelah memutuskan menerima Jaehyun. Taeyong menerima segala kekurangan dan kelebihan Jaehyun, hanya saja sekarang dia berusaha memproses semuanya dan menghilangkan rasa marah dihatinya.

Semua itu hanya masa lalu, yang terpenting bagaimana pria itu memperlakukannya dimasa depan nanti.

Tapi sepertinya masa lalu itu belum sepenuhnya selesai karena Taeyong sekarang hampir saja melempar komputernya pada wanita pirang yang kini melangkah menerobos memasuki ruangan Jaehyun.

BRAKKK

Helaan nafas yang menahan emosi Taeyong hembuskan kasar ketika mendengar bunyi bantingan pintu terbuka, matanya berusaha tidak menatap Rose yang kini mencari keberadaan Jaehyun dalam ruangan besar itu.

Setelah memastikan Jaehyun tak ada didalam, Rose keluar menghadap Taeyong dengan wajah angkuhnya. Jika saja Taeyong sama sintingnya mungkin dia akan melempar wanita itu dari rooftop.

My Crazy CEO (JAEYONG) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang