"Untuk sekarang hingga kita menua termakan usia, berjalanlah bersamaku. Jadi..."
Ucapan Jaehyun menggantung untuk beberapa saat, Taeyong menaikkan sebelah alisnya menunggu kelanjutan dari ucapan Kekasihnya itu.
Jaehyun mengeluarkan sesuatu dari sakunya, sebuah kotak dengan bahan beludru berwarna biru tua. Menarik nafasnya, Jaehyun bersimpuh dibawah kaki Taeyong yang masih duduk dikursinya.
Mata Taeyong tak pernah lepas dari Jaehyun yang kini membuka kotak itu dan memperlihatkan isi didalamnya. Nafas Taeyong tercekat seketika melihat sebuah cincin dengan berhiaskan berlian besar ditengahnya, terlihat mewah dan elegan.
"Will you Marry Me, Lee Taeyong?"
Kata itu meluncur dengan mata penuh harap, Taeyong masih tercengang dengan Jaehyun hanya menatap tanpa suara.
Menunggu jawaban yang akan diberikan Taeyong adalah hal yang paling mendebarkan seumur hidup Jaehyun. Rasanya hidup dan matinya akan berada ditangan pria mungil yang masih diam menatapnya itu.
Gemetar ditangannya berusaha Jaehyun sembunyikan namun semakin Jaehyun menyembunyikan maka semakin terlihat tangannya bergetar hebat memegang kotak biru ditangannya.
"Taeyong, kenapa hanya di—"
CUP
Ucapan Jaehyun terhenti saat bibir Taeyong mengecupnya dalam, mengusap rahangnya lembut. Saat bibir mereka berpisah, Jaehyun menatapnya dengan penuh tanya.
Taeyong tersenyum haru menatap Jaehyun yang masih memasang wajahnya yang terlihat tak percaya dengan respon Taeyong.
"Aku mau."
Satu kalimat yang Taeyong ucapkan dengan senyum manis dan mata yang berbinar basah. Lutut Jaehyun rasanya melemah, cepat tangannya meraih pinggang Taeyong yang duduk diposisi yang lebih tinggi darinya.
Menenggelamkan wajahnya diperut rata Taeyong, tanpa dilihatpun Taeyong tau Jaehyun menangis sembari memeluknya. Taeyong melingkarkan tangannya dikepala Jaehyun, mendekapnya erat.
"Terimakasih, terimakasih Sayang. Terimakasih."
Taeyong mendorong pelan kepala Jaehyun untuk melihat wajah tampan yang kini telah basah itu, ibu jarinya menghapus lelehan air mata Jaehyun, padahal wajahnya sama basahnya. Taeyong juga menangis.
"Kenapa berterimakasih, hng?" suara lembutnya terdengar bergetar.
Jaehyun mendongak menatap Taeyong dengan mata basahnya, "Aku takut kau akan menolakku mengingat semua masalaluku yang begitu buruk." ucapnya.
Taeyong menggeleng pelan, jemarinya mengusap rahang tegas Jaehyun lembut. "Aku tak mementingkan masalalumu lagi, yang terpenting dirimu yang sekarang dan dimasa depan."
Pria yang lebih tua itu meraih kedua tangan Taeyong, menggenggam dan mengecupnya. "Aku berjanji dengan seluruh nyawaku, hanya dirimu satu-satunya hingga aku mati." Jaehyun tak bisa mendeskripsikan lagi betapa dirinya mencinta sosok dihadapannya ini.
"Kau tidak setia, Daddy yang akan membunuhmu." ucap Taeyong, air matanya masih lolos dengan deras.
Mendengar itu Jaehyun terkekeh pelan, "Aku tau." sahutnya, Jaehyun sedikit meninggikan posisinya untuk mencapai bibir Taeyong, memberi kecupan disana.
"Terimakasih, Sayang." Taeyong mengangguk sembari tersenyum, "Aku sangat mencintaimu, Lee Taeyong."
"Aku juga sangat mencintaimu, Jung Jaehyun."
"Selamat Tuan Jung dan Tuan Lee, sebagai hadiah kami memberikan kue dan champage gratis." Jaehyun dan Taeyong menoleh saat Manager Restoran beserta Chef dan Pelayan yang datang menghampiri mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy CEO (JAEYONG) ✔️
Romance{COMPLETE} "I still can't believe that My Crazy CEO is my husband." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
