Sinar matahari yang terasa menusuk mata Taeyong membuat matanya terbuka perlahan, bau obat-obatan begitu khas tercium dihidung Taeyong. Ruangan serba putih yang pertama tertangkap matanya, perlahan pandangan Taeyong mengedar keseluruh penjuru ruangan.
Terlihat kosong, Taeyong berpikir sejenak dan menyadari bahwa sekarang dirinya berada di Rumah Sakit.
Taeyong berusaha mengingat apa yang terjadi, ketika ingatannya sepenuhnya terkumpul mata Taeyong membelalak. Jaehyun, dirinya mengkhawatirkan Jaehyun.
Tubuh itu terbangun spontan namun rasa sakit yang begitu mendominasi diperut hingga pinggangnya membuat Taeyong mengerang keras.
"AKH!" Taeyong meringis keras memegang perutnya yang dibalut perban.
"Jangan bergerak, lukamu masih basah."
Taeyong menoleh mendengar suara wanita, "Lisa?" Lisa hanya tersenyum tipis mendekatinya, "Jaehyun dimana?"
"Pikirkan dirimu dulu, jangan khawatir. Minumlah dulu, kau hanya boleh minum untuk sementara." Lisa memberikan gelas berisi air putih pada Taeyong.
"Jaehyun baik-baik saja setelah operasi selesai, hanya saja dia belum sadar."
Taeyong menatap Lisa dengan wajah khawatirnya, "Dia baik-baik sajakan? Dia akan segera bangunkan? Apa lukanya parah? Dia keluar darah begitu banyak, apa yang terjadi padanya? Jaehyun tidak akan kehabisan darahkan? Jaeh—"
"Jaehyun baik-baik saja, Taeyong. Dia akan baik-baik saja, percaya padaku." Lisa memotong ucapan Taeyong, menenangkan pria mungil itu.
"Pulihkan dirimu dulu, kau juga terluka parah."
Taeyong menghela nafas kasar, "Aku takut, darah Jaehyun mengucur deras ditanganku."
Lisa tersenyum tipis, "Oh ya? Tapi kau yang memerlukan banyak kantong darah." candanya.
"Benarkah? Aku tidak tau itu." Taeyong menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Wanita itu menatap lekat wajah Taeyong yang masih terlihat khawatir, "Jadi khawatirkan dirimu juga, Ibumu menangis hebat tadi malam melihatmu hampir sekarat."
Taeyong hanya diam untuk beberapa saat, "Lisa." gumamnya, matanya menerawang kedepan.
"Hm?"
"Aku melihat Rowoon tadi malam, dia memegang pisau untuk menusuk Jaehyun. Aku berusaha melindungi Jaehyun dan menerima tusukan itu hingga perutku sampai pinggang robek."
"Tapi saat aku menatap depan Rose sudah melubangi punggung Jaehyun dengan timah panas itu. Pada saat itu, rasa sakitku seketika menguap entah kemana. Jaehyun merasakan lebih sakit dari yang kurasakan." Taeyong kembali menghela nafas, tenggorokannya terasa tercekat ketika mengingat Jaehyun yang tumbang dalam dekapannya.
"Dia terluka lebih parah dari aku, jadi bagaimana bisa aku harus mengkhawatirkan diriku tanpa memikirkan Jaehyun yang hampir kehilangan nyawa didekapanku?"
Taeyong menatap Lisa dengan mata yang mulai basah, Lisa sangat tau betapa sepasang Kekasih itu saling mengkhawatirkan satu sama lain. Jika seperti ini Lisa harus bagaimana kalau bukan menenangkan mereka?
Lisa menghela nafas, "Kau lebih dulu pingsan dari Jaehyun, jadi dia juga sempat panik meski lukanya lebih besar." Lisa diam sejenak sembari menatap Taeyong dalam, "Bukannya aku ingin kau tidak memikirkan Jaehyun, tapi ketika kau terluka kau harus fokus dengan penyembuhanmu sendiri, jadi kau bisa menjaga Jaehyun yang pemulihannya lebih lama darimu."
Taeyong tersenyum tipis mendengar ucapan Lisa, kepalanya mengangguk pelan, "Baiklah."
"Good Boy." Lisa mengusak rambut Taeyong gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy CEO (JAEYONG) ✔️
Romantizm{COMPLETE} "I still can't believe that My Crazy CEO is my husband." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
