Taeyong keluar dari kamar mandinya dengan tubuh lesu, wajahnya begitu pucat seperti mayat hidup, langkahnya terayun pelan dan berakhir menjatuhkan diri diranjang besar miliknya dan Jaehyun.
"Perutku mual sekali." gumamnya meringis, "Tapi tak ada yang keluar." tangannya menekan perutnya yang masih terasa bergejolak.
Kepalanya begitu pusing dan Taeyong tubuhnya cukup hangat. Pria itu bahkan memutuskan untuk izin bekerja hari ini pada Suaminya. Ya, Suaminya, Jung Jaehyun.
Jaehyun yang melihat keadaan Taeyong tentu saja mengizinkan, bahkan pria itu juga akan ikut bolos bekerja, hanya saja Taeyong tidak memperbolehkan pria itu.
Setelah beberapa kali keluar-masuk kamar mandi, Taeyong akhirnya tertidur sembari meringkuk mencoba menahan gejolak dari perutnya yang tak mau berhenti.
*****
Sore datang, Jaehyun memarkirkan mobilnya dengan serampangan, tak perduli, yang penting cepat bertemu Istrinya.
Seharian ini Jaehyun tidak bisa berkonsentrasi karena mengkhawatirkan Taeyong, pria cantik itu bahkan tak membalas semua pesannya. Ingin pulang terlebih dahulu, banyak jadwal penting yang menghadangnya membuat Jaehyun frustasi.
Tungkai panjangnya melangkah lebar, tubuh kekar itu masuk kedalam rumahnya yang mulai terlihat sepi, sepertinya para Pelayannya sudah pulang.
"Oh Tuan, syukurlah Tuan sudah datang." terdengar suara wanita paruh baya membuat Jaehyun menoleh, terlihat Kepala Pelayan di rumahnya, Bu Nam.
Kepala Jaehyun celingukan mencari keberadaan Istrinya itu, "Dimana Taeyong?"
Bu Nam berjalan menuju Jaehyun, "Nyonya sedang tidur, Tuan. Dari pagi belum bangun sampai sekarang, bahkan Nyonya juga belum makan, tapi Saya takut untuk membangunkan Nyonya, Tuan." ucapnya dengan nada khawatir.
Kening Jaehyun mengernyit cemas, "Bawa makanannya ke kamarku."
"Sebentar, Tuan. Akan saya panaskan." Bu Nam membungkuk patuh sebelum berjalan cepat menuju dapur untuk mengambil makanan.
Sedangkan Jaehyun kembali melangkah menuju kamar dan Taeyong. Perlahan tangannya membuka pintu, matanya segera menangkap gumpalan tebal yang meringkuk menenggelamkan diri pada selimut.
"Sayang?" Jaehyun berjalan mendekati ranjang besar itu dan duduk disisinya, "Taeyong, Sayangku. Bangun." tangan kekar itu mengusap lembut kepala Taeyong.
"Hng?" Taeyong melenguh dengan kernyitan didahinya seperti menahan sakit.
Jari Jaehyun beralih mengelus pipi Taeyong, "Bangun, Sayang."
"Kau sudah pulang?" Taeyong mendorong selimutnya kebawah agar bisa sepenuhnya menatap Jaehyun.
Jaehyun menghela khawatir, matanya bisa melihat wajah pucat Taeyong yang kini masih mengernyit, "Kenapa tidak makan seharian? Bu Nam bilang kau hanya tidur seharian."
Taeyong menggeleng pelan, "Tidak nafsu makan." sahutnya, suaranya terdengar serak. Taeyong merasakan gejolak lagi pada perutnya.
"Kau akan sakit, Sayang."
"Ak-HUEK!" mata Jaehyun membulat mendengar Taeyong yang sepertinya akan muntah.
Taeyong mendorong kasar tubuh Jaehyun, "Minggir! HUEK!" segera melompat dari ranjang dan berlari cepat menuju kamar mandi.
Jaehyun meringis mendengar suara Taeyong yang terdengar begitu nyaring dan menyakitkan, setidaknya tenggorokan Istrinya itu akan sakit. Dengan cepat Jaehyun menyusul kedalam kamar mandi dan mengurut pelan tengkuk Taeyong yang sedang duduk dihadapan kloset, mengeluarkan isi perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy CEO (JAEYONG) ✔️
Romance{COMPLETE} "I still can't believe that My Crazy CEO is my husband." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~