PART 28

49.3K 4.3K 712
                                        

Keheningan melanda mobil Jaehyun, Taeyong memutuskan pulang bersama Jaehyun setelah cukup lama berbincang bersama Ten dan Johnny, sepupu Jaehyun.

Rasa canggung menyelimuti mereka, lebih tepatnya hanya Taeyong. Rasa malu masih mendominasi dirinya. Astaga, bagaimana dirinya meremas kejantanan Jaehyun seperti itu? Ingin sekali Taeyong membenturkan kepalanya pada kaca mobil Jaehyun.

Pria yang lebih tua tau sekali jika Taeyong sekarang sedang berusaha menghindari matanya karena malu, bibirnya tak berhenti mengulum agar tidak tertawa dan membuat Taeyong makin malu.

Jaehyun mengambil sebelah tangan Taeyong, tangan mereka saling tertaut, tak sulit bagi Jaehyun untuk mengemudi dengan satu tangan. Membiarkan mata Taeyong yang membulat karena terkejut, kehangatan tangan Taeyong susah untuk dirinya lepas.

"Emm Hyung, kenapa Johnny selalu memanggilmu Jay?" tanya Taeyong, berusaha memecah keheningan. Taeyong juga tak tahan jika mereka hanya diam seperti tadi.

Jaehyun menoleh singkat, kemudian mengendikkan bahunya acuh. "Dia selalu memanggilku begitu, katanya biar lebih singkat." sahutnya.

Taeyong mengangguk, "Kukira Hyung punya nama Amerika atau sejenisnya."

"Ah ada, Jayden. Mungkin dia mengambil dari nama itu." ingat Jaehyun. Dirinya lupa karena sudah lama tidak ada yang memanggilnya nama itu lagi.

Mulut Taeyong membulat, "Ahhh, pantas saja." ucapnya. Bibirnya mengulum, kemudian terkekeh lucu, "Hihi, Jayden..." membuat perhatian Jaehyun teralih beberapa saat.

"Kenapa tertawa?" tawa Jaehyun mengalun mendengar suara lucu Taeyong.

"Nama Jayden terdengar tampan." sahut Taeyong, memeluk lengan Jaehyun, sepertinya rasa malunya sudah hilang. Bahkan Taeyong sendiri juga sudah lupa.

"Jadi nama Jaehyun tidak tampan?" tanya Jaehyun dengan bibir menurun kebawah, menggoda Taeyong.

Taeyong menggeleng, "Tampan juga. Sajangnimku selalu tampan." ucapnya, mengecup singkat pipi Jaehyun, membuat pria yang lebih tua tak bisa menyembunyikan senyumnya.

"Bukankah aku pria tua bangka?" cibir Jaehyun, dirinya tiba-tiba teringat wajah Taeyong yang marah padanya dan itu menggemaskan.

Taeyong menggigit pipi dalamnya, tapi wajahnya hanya datar. "Kapan aku mengatakan hal itu?" tanyanya tanpa rasa bersalah.

"Kau selalu mengatakan itu." delik Jaehyun.

Pria mungil itu terdiam beberapa saat yang lalu tertawa manja. "Ah itu, mungkin Hyung salah dengar. Aku mengatakan pria tampan." ucapnya dengan senyuman manis yang dibuat-buat sembari mengelus rahang Jaehyun.

"Ahhhh~" Jaehyun mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Hyung percaya padaku kan?" tanya Taeyong dengan manja.

Jaehyun mendatarkan wajahnya, "Sangat tidak percaya." ucapnya menghasilkan delikan tajam dari Taeyong.

"Ingin makan malam?"

"Bukankah tadi kita sudah makan?" Taeyong bertanya balik.

Jaehyun melirik singkat sebelum kembali menatap fokus kejalan, "Kau tadi makan dengan menundukkan kepala terus menerus, kau sedang makan atau sedang berdoa?"

"Aku sedang malu!" kesal Taeyong, menampar lengan Jaehyun.

Yang lebih tua hanya mencibir, "Biasanya juga kau tidak punya malu. Memangnya kau sudah kenyang?" tanya Jaehyun lagi.

"Belum." Taeyong menggeleng dengan bibir mengerucut. Karena rasa malu Taeyong tidak bisa makan dengan baik, rasanya makanannya selalu tersendat ditenggorokannya. Jadi sekarang dirinya masih lapar.

My Crazy CEO (JAEYONG) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang