Baby Sitter & Tuan Manja
Mataku mengerjap silau. Hal pertama yang kulihat adalah putih. Disusul dengan bau obat-obatan.
Terdengar suara sayup-sayup tangisan Al. Ia juga seperti berbicara dengan seseorang.
Aku kembali mengaduh pusing. Kepalaku masih begitu sakit.
"Al," panggil ku lirih berharap Al bisa mendengarnya.
"Mbak, mbak Ita sudah sadar? Yang mana sakit mbak? Masih pusing nggak? Mau minum? Atau mbak mau makan? Mbak baring aja dulu. Atau mau duduk? Jawab mbak! Jangan bikin aku khawatir!" gerutu Al.
Aku terkekeh pelan. Lalu melihat kesamping yang ternyata ada Pak Jun dan Bu Melin.
"Yang sabar Al. Mbaknya belum bisa ngomong terlalu banyak," ujar Bu Melin. Aku tersenyum. Sedangkan Al hanya ber-oh ria.
"Kenapa bisa sakit sih, Ta?" tanya Bu Melin.
"Habis hujan-hujanan, Bu. Saya panik. Kata bi Siti, Al ada keluar rumah terus belum pulang. Jadi saya nekat keluar buat cari Al. Ganti sandal aja saya lupa, Bu," terangku. Bu Melin hanya tersenyum sambil mengusap rambutku.
"Lain kali, kamu pastikan dulu. Dirumah dia ada atau enggak. Jangan terlalu terburu-buru. Al itu sudah gede. Kan kalau ada apa-apa sama kamu, kamu juga yang rugi. Kamu boleh khawatir sama anak kami, tapi kamu juga harus pedulikan diri kamu sendiri," ujar Pak Jun panjang lebar.
Kok kerasa aku di nasehatin bapakku yah?
"Yah mana sempet mikir jernih pak. Yang dipikiran saya, saya harus ketemu Al sekarang juga. Nggak peduli apapun resikonya. Saya sudah diamanahin sama Bu Melin juga Pak Jun, buat jaga Al. Jadi saya harus pegang kuat amanahnya," terangku yang juga tak kalah lebar.
Mereka semua tersenyum. Mungkin bangga kali yah? Punya pengasuh yang bijaknya kaya aku? Eaakkk.
Aku kembali menatap Al. Kasihan dia. Matanya bengkak juga memerah. Bisa jadi lelah menangis.
"Sudah tenang, yah? Mbak nggak kenapa-kenapa. Mbak kuat, kok!" Al hanya mengangguk dalam diam sambil menyeka air matanya.
★★★★
"Kamu mau nggak jadi pacar aku?"
Al hanya diam sambil menatap bingung. Sedangkan didepannya tampak seorang perempuan seusianya dan juga memakai seragam yang sama dengan Al.
"Pacar itu apa? Bisa dimakan? Enak nggak?" tanya Al polos.
"Aku serius Al. Aku tahu kok kamu ngerti omonganku," ujar perempuan itu lagi.
Al kembali terdiam. Kemudian menghela nafas panjang.
"Maaf Melly. Tapi aku nggak bisa. Kamu cuma aku anggap kamu teman. Walaupun kamu spesial, karena kamu lebih dewasa. Tapi aku nggak bisa nerima perasaan kamu. Aku sudah punya mbak Ita," terang Al.
Melly menggangguku lemah sambil menunduk. Entah kenapa hatinya begitu sakit ditolak oleh Al.
"Aku nggak punya kesempatan yah? Padahal duluan aku yang hadir di hidup kamu dari pada mbak Ita."
"...."
"Ya udah, nggak papa deh. Tapi aku boleh dong ikut kerumah kamu?"
Al mengangguk riang sambil tersenyum seperti biasanya.
"Boleh!"
★★★★
"Aku pulang!" teriak Al setibanya di mansion. Melinda yang duduk diruang tamu, langsung beranjak menghampiri Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Sitter & Tuan Manja
Teen Fiction"Baiklah. Kamu diterima bekerja disini," putus Wanita tersebut sambil tersenyum menatapku. Aku membalasnya tersenyum. "Terima kasih, Bu." "Kamu bisa tinggal disini. Nanti bi Siti yang bakal ngantar kamu ke kamar. Kamu bisa manggil saya dan suami say...