Chapther 11

20.8K 1.2K 14
                                    

Baby Sitter & Tuan Manja


Akhirnya, aku kembali lagi ke sini.

Ke kediaman keluarga Romandra.

Bahkan ini sudah seminggu sejak kejadian Al mendatangi rumahku dikampung.

Entahlah ....

Aku merasa aku harus kembali. Katakanlah aku bodoh. Aku sudah berulang kali disakiti, namun memilih kembali. Kalian bebas mencaci-makiku. Karena memang harus aku akui, aku memang bodoh.



Tapi, anggaplah aku sudah terlalu jauh dibutakan tentang segala macam rasa sakit atas nama cinta.


Ya. Karena cinta aku terluka. Karena cinta aku tersakiti. Namun juga karena cinta aku bertahan.

Semenjak kejadian di kampung, Al memang membuktikan bahwa dia benar-benar menyesal. Ia memperhatikan semua yang kulakukan. Bahkan tak jarang dia mencoba untuk menyiapkan keperluannya sendiri.


Al masih manja seperti biasanya. Namun ia mencoba untuk tidak mudah menangis. Setelah ku ketahui, bahwa ternyata Pak Jun, dulu saat melamar Bu Melin juga berusaha menunjukkan sikap dewasanya. Menurutku, mungkin sebagai bukti, bahwa dia mencoba dewasa dan berusaha membuka seluas mungkin peluang diterimanya oleh pasangannya.

Ahh ....


Mengapa aku terlalu banyak bicara?

Aku menggeleng pelan. Terlalu lama hanyut dalam lamunan ternyata tidak baik.

"Kenapa Mbak? Mbak nggak suka es krimnya? Atau mau yang lain?" tanya Al.

Aku sedang menemani Al jalan-jalan. Sebenarnya tidak ada niat awal untuk jalan-jalan. Aku hanya berniat menemani Al ke perpustakaan kota, untuk mencari referensi soal-soal ujian. Ingatkan kalau Al sudah semester 2 kelas 3?

Tapi akhirnya dia malah mengajakku ke cafetaria ini.


"Nggak. Mbak cuman keingetan sesuatu," ujarku lembut sambil tersenyum.

"Maaf, Mbak. Maaf sudah pernah nyakitin perasaan, Mbak. Tapi aku beneran menyesal sudah bikin mbak sedih," ujar Al pelan. Bahkan suaranya sudah mulai serak menahan tangisnya.

Aku hanya kembali tersenyum. Tangannya terulur mengusap rambutnya seperti yang biasa aku lakukan.


"Sudah, nggak usah dipikirin. Mbak sudah maafin kamu kok."

Al mengangguk, sambil menyeruput milkshake nya.

"Habis ini kita mau kemana? Nggak jadi ke perpustakaan kota?" tanyaku. Al tersenyum sambil menggeleng cepat.

"Nggak, ah. Aku mau jalan-jalan aja sama Mbak Ita. Anggap aja kita lagi kencan," ujarnya.

"Oh! Sudah tahu kencan rupanya yah? Tahu dari mana kamu?" selidikku.


"Aku harus tahu dong. Kata temen aku, aku harus bisa tahu banyak hal supaya bisa menangin hatinya Mbak Ita."

"Ah, masa?"

"Iya. Bahkan aku tahu apa yang harus aku perbuat kalo lagi malam pertama," ujar Al santai.

Wajahku total memerah. Apa maksudnya malam pertama? Sialan!

"Mbak kenapa? Ja-jangan marah, Mbak!" pinta Al.

Aku segera berdiri. Tanganku bergerak melipat lengan bajuku lebih keatas seperti siap menghajar musuh. Eakkk, gayanya😂.


Baby Sitter & Tuan Manja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang