Chapter 5

32.3K 1.9K 147
                                    

Baby Sitter & Tuan Manja

Tiada hari tanpa digelayuti oleh Al.

Itulah kalimat yang cocok untukku sekarang

Bahkan Bu Melin dan Pak Jun saja heran, mengapa Al bisa begitu menempel padaku.

Jangankan mereka, aku saja heran.

Aku benar-benar tak bebas. Aku tak bisa kemana-mana. Bahkan hanya untuk mengambilnya susu di dapur. Ia akan segera memeluk pinggangku erat.

Liburan Al akan tiba. Kami, maksudnya aku, Al, juga Pak Jun dan Bu Melin, membahasnya dimeja makan. Pak Jun tampak antusias dengan liburan kali ini. Entahlah. Tidak ada yang tahu alasannya.

"Mah! Nanti mbak Ita diajak juga kan?" tanya Al disela suapannya. Sedangkan aku diam sambil menyuapi Al makan.

"Iya dong. Mbak Ita harus ikut. Kalau nggak ikut, gajinya papa tarik 3 bulan," ujar Pak Jun. Aku tersenyum.

"Jahat banget Pak. Ya udah. Saya terpaksa ikut deh kayanya," ujarku seolah enggan.

"Harus!"

Aku terkejut. Bagaimana tidak! Bu Melin, Pak Jun dan juga Al langsung menjawab bersamaan. Aku terkekeh geli.

"Oh iya, Al. Kali ini kamu maunya liburan dimana?" tanya Bu Melin.

"Aku pengen dipantai, mah!" serunya senang.

"Kenapa dipantai? Pasti mau liat bule pake bikini kan?" tanya Pak Jun genit. Aku kembali terkekeh pelan. Ada-ada saja majikan ku ini.

Takk!

"Sakit Mel!" gerutu tak terima pak Jun yang dihadiahi jetakan dari Bu Melin.

"Bukan! Bukan itu!" balas Al sambil menggeleng pelan

"Terus apa?"

Semua nya menatap Al serius. Seakan penasaran alasan apa yang akan Al utarakan. Aku juga menunggunya menjawab. Bahkan jantungku ikut berdetak kencang.

"Aku mau lihat mbak Ita pake bikini, hehehe"

Brughg

Jangan bertanya. Itu suara kami bertiga yang jatuh mendengar jawaban Al. Mana dia sambil cengar-cengir kuda lagi.

Dasar kutu kuprett!

★★★★

Pagi ini, aku izin pada Bu Melin juga Pak Jun untuk membawa Al ketaman. Entahlah. Tiba-tiba aku ingin kesana saja.

Sesampainya di sana, kami hanya duduk dibawah pohon rindang. Melihat pemuda-pemudi yang berlalu-lalang berbagi kasih. Wajar sih. Sekarangkan hari pekan.

Dari tadi, Al terus menggenggam tanganku. Padahal aku sudah bilang untuk melepaskannya saja. Namun hanya dianggapnya angin lalu.

Drrttt drrttt drrttt

"Mbak kesana dulu yah Al? Ibunya mbak telfon," terangku yang langsung diiyakan-nya.

"Halo Bu?"

"Iya halo, Ta. Kamu kapan pulang?"

"Belum tahu Bu. Emangnya ada apa?"

"Yah nggak ada apa-apa. Ibu cuman kangen. Oh iya. Ibu mau ngasih tahu, kemarin majikannya kesini. Terus nerangin kalau kamu belum bisa pulang."

Baby Sitter & Tuan Manja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang