Baby Sitter & Tuan Manja
Sepanjang hari, Al merasa ada yang hilang. Seperti ada yang kurang disisinya. Tapi ia tak tahu itu apa atau siapa.
Semuanya tampak normal. Seragamnya sudah ada yang menyiapkan. Begitupun dengan tasnya.
Waktu sarapan juga seperti ada yang kurang. Tapi apa? batin Al.
Perasaan Al, ia merasa semua yang ia lakukan normal seperti biasanya. Tapi, mengapa hatinya berkata bahwa ada yang kurang di sisinya?
"Kamu kenapa sih Al? Dari tadi melamun terus?" tanya Melly. Teman-temannya ikut menatap Al.
"Nggakpapa. Aku cuman ngerasa ada yang hilang. Tapi apa? Hari ini, semuanya tuh kek biasa. Tapi kenapa hatiku bilang, ada yang hilang dari sisiku."
Semuanya terdiam. Mencoba mengingat-ingat. Apa yang hilang disamping Al.
"Oh iya, Al. Kok tumben tadi kamu berangkat sendirian, biasanya sama pengasuh kamu," ujar Evi.
Degg!
Mbak Ita!
Al segera mengambil tasnya lalu berlari keluar. Tak lagi ia pedulikan panggilan dari teman-temannya atau gurunya. Tujuannya hanya satu, mansion untuk menemui mbak Ita.
★★★★
Sesampainya di mansion, Al langsung berlarian mengelilingi kediaman Romandra tersebut. Namun tak juga menemukan Ita. Terakhir ia bergegas menuju kamar Ita.
Tangannya terulur kedepan gemetar. Entah mengapa, tiba-tiba ia merasa memiliki seribu kesalahan yang amat besar pada Ita. Dadanya bahkan sudah ikut berdegup kencang.
Tapi, bukankah dia tak ada salah dengan Ita? Lalu rasa bersalah apa ini?
Cklek
Pintu mulai terbuka. Yang pertama kali Al lihat adalah kosong. Kamar itu sudah benar-benar kosong. Semuanya rapi seperti semula.
Bergegas Al membuka lemari, berharap masih ada beberapa setel pakaian di sana. Namun disana juga kosong. Semuanya raib. Seolah tak pernah ada seorangpun yang menempatinya.
Dirasanya pandangannya mulai kabur karena air matanya. Namun ia mencoba untuk menahannya. Ia sungguh tak ingin menangis walau hatinya terasa begitu sakit.
Dengan langkah tergesa, Al kembali berlari menuju butik tempat Melinda bekerja. Hanya itu satu-satunya harapan yang ia punya.
★★★★
Brakk!
"Mah! Mamah!" pekik Al.
Melinda yang berada dalam ruangannya, mendengar keributan diluar segera keluar. Lalu ia melihat Al yang terus memanggil namanya seperti orang kesetanan.
"Ada apa sih Al! Kamu pikir ini hutan? Kamu berhak teriak-teriak!" bentak Melinda kesal.
"Mbak Ita! Dimana Mbak Ita, mah! DIMANA!" bentak Al tak kalah nyaring.
"Ita sudah berenti kerja!"
"Kenapa? Bukankah kita tak pernah memecatnya? Bukankah aku sudah nyaman sama dia? Lalu kenapa Mbak Ita berhenti?"
"Kenapa kamu begitu marah? Bukankah kamu yang sudah tak membutuhkannya lagi?" selidik Melinda. Al seketika terdiam. Bahkan tanpa sadar memundurkan dirinya perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Sitter & Tuan Manja
Novela Juvenil"Baiklah. Kamu diterima bekerja disini," putus Wanita tersebut sambil tersenyum menatapku. Aku membalasnya tersenyum. "Terima kasih, Bu." "Kamu bisa tinggal disini. Nanti bi Siti yang bakal ngantar kamu ke kamar. Kamu bisa manggil saya dan suami say...