Epilog

25.8K 1.2K 79
                                    

EKSTRA_CHAPTER

And Happy Reading 😊🤭😚😘🙈

Siapin waktu yang panjang, juga siapin tisu disampingnya kalian. Karena ini sedikit menguras air mata.

.
.
.
.
.

Tiga tahun kemudian ....

Membina sebuah keluarga itu, kadang ada susahnya, tapi juga ada gampangnya. Gampangnya itu pas si istri bisa diajak kompromi. Susahnya itu pas suaminya kemanjaan terus nggak mau ngerti.

Sudah tiga tahun Ita menjalani hubungan pernikahan bersama Al. Dan dalam tiga tahun itu, ia akhirnya dikaruniai seorang putra yang diberi nama Alka Sadewa Romandra, yang kini baru menginjak 19 bulan.

Sama seperti Al, Alka adalah sosok yang manja. Tapi bedanya, jika Al manja tanpa mengenal waktu sedangkan Alka tidak. Jika ada Al di rumah, Alka akan bersikap manja. Berusaha untuk menguasai Ita sendiri. Beda jika Al tidak ada di rumah. Alka akan berusaha bersikap dewasa agar Ita tak kelelahan.

Hati Ita selalu menghangat jikalau berada disekeliling keluarganya. Beda jika halnya ia sendirian. Ia akan selalu teringat ucapan dokter waktu itu.

Ingatkan? Setelah menikah, Al ada mendiami Ita beberapa hari sampai membuat Ita drop? Lalu terdampar di rumah sakit dengan kabar yang membuatnya terdiam?

Kabar yang dibawakan oleh dokter adalah kabar buruk. Kabar yang tak pernah ingin Ita dengar.  Kabar yang Ita sendiri tak pernah terbayangkan untuk mendengarnya.

Ita menderita kanker otak stadium pertama. Tapi itu tiga tahun yang lalu. Dan untuk sekarang Ita tak mengetahui bagaimana perkembangannya.

Awalnya Ita rutin mengonsumsi obat-obatan untuk mencegah perkembangan kanker tersebut. Namun hal tersebut dicurigai oleh Al yang melihat Ita begitu banyak mengonsumsi obat. Walau saat itu Ita hanya menjawab bahwa yang dia minum adalah vitamin.

Untuk menghilangkan rasa khawatir Al, Ita memilih membuang semua obat-obatan miliknya. Dan seperti inilah akhirnya. Ia sering mengeluh sakit kepala. Ia juga sering mimisan. Namun semua itu Ita katakan hanya efek karena terlalu lelah.

Ita tahu jalan yang ia ambil adalah salah. Hanya saja, ia tak ingin Al khawatir. Ia hanya tak ingin anaknya ikut merasakan kesedihan. Ia hanya tak ingin keluarganya menganggap dirinya menyedihkan. Ita ingin bangkit sendiri. Dan terbukti, ia bisa bertahan selama ini tanpa pengobatan sedikitpun. Dan itu semua berkat keyakinannya.

Hari ini Al akan pulang cepat dari kantor. Pasalnya tak banyak pekerjaan yang ia kerjakan hari ini. Jadilah Ita segera menyiapkan makanan banyak untuk Al.

Sekitar jam tujuh malam, Al pulang. Ita juga Alka segera menyambutnya. Al yang baru saja datang, berniat untuk memeluk Ita sudah didahului oleh Alka. Alka segera meminta digendong oleh Ita. Ita hanya tersenyum melihatnya.

"Alka, giliran Ayah dong. Kamu kan sudah dari tadi pagi," omel Al.

"Ndak au! Unda uman unyak Alka!" ujar Alka yang mulai bisa berbicara sambil memeluk Ita erat. Bahkan ia terus mengecup pipi Ita sambil melirik pada Al. Mungkin niatnya ingin Al cemburu padanya kali yah?

"Nggak usah cium-cium Bunda. Ayah nggak bakal cemburu," ujar Al.

"Agus kayo itu. Undakan uman unyak Alka!"

"Biarin aja. Toh nanti malam Bunda punya Ayah," balas Al sambil mencuri cium pada pipi Ita yang sebelahnya. Ita hanya terkekeh karenanya.

"Huwaaaa! Undaaa! Ayah ahat!"

"Udah-udah, nggak usah nangis. Nanti kita hukum Ayah, yah?" ujar Ita.

Alka mengangguk, tapi kemudian kembali menangis karena Al yang kembali menggodanya.

Baby Sitter & Tuan Manja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang