Chapter 2

45.8K 2.5K 152
                                    

Baby Sitter& Tuan Manja

Ini sudah genap seminggu sejak kejadian Al menjilat tanganku, aku menjadi canggung kadang juga salting. Iyah! Jadi, waktu aku membekap mulutnya ia langsung menjilat tanganku.

Namun sekarang apa? Sejak ia bangun sampai sekarang terus bergelayut di lenganku. Jika Al tak memiliki hoby aneh aku tak akan secanggung ini.

Tanpa aku sadari, ternyata Al terus menatapku tajam. Seketika kerongkongan ku kering. Aku kesulitan menelan salivaku sendiri.

"Mbak?" panggilnya pelan namun terdengar tegas.

"Na-napa Al? Ka-kamu mau minum? Mbak ... mbak ambilin yah?"

"Mbak Ita sudah nggak suka yah? Mbak Ita sudah nggak suka sama aku yah? Mbak mau cari anak lain yah? Jangan mbak! Jangan tinggalin aku, hiks. Jangan hiks ..." ujar Al mulai menangis.

Ya Tuhan!

Yang benar saja!

Mengapa anak besar ini begitu cengeng?

"Nggak Al sayang. Mbak suka kok sama Al. Mbak nggak bakal cari anak lain."

Ya iyalah! Cuman dimansion ini aku dapat gajih yang cukup besar:v

"Tapi-tapi, dari tadi mbak kaya nggak nyaman sama aku. Mbak kaya mau jauh-jauh dari aku" ujar Al lagi. Sedang, matanya masih berair menahan tangisnya sambil menatapku lucu.

Ya Tuhan, apa pula yang harus aku terangkan kedia?

"Hmmm, anu. Hmmm, mbak cuman salting karena kamu cium mbak tempo hari," cicitku. Al menaikkan alisnya bingung. Kok aku jadi bingung juga yah?

"Salting itu apa mbak? Bisa dimakan nggak? Enak nggak?"

"Astaga Al. Kamu lapar?" tanyaku sambil mengelus rambutnya. Al mengangguk.

"Mbak bikinin cemilan yah?" Al menggeleng.

"Atau suruh bi Siti aja?" Ia menggeleng lagi.

"Terus maunya kaya mana? Katanya lapar, tapi nggak mau mbak bikinin."

"Aku mau makan mbak aja," ujar Al yang membuatku sontak memerah. Aku yakin, aku bakal menang saing dengan kepiting rebut.

"Hah?! Jangan ngawur ah! Atau mau jalan jalan? Nanti kita beli jajan disana," tawarku. Ia mengangguk antusias dengan mata puppy eyes nya.

Segera aku suruh ia bersiap. Lalu kami berangkat ke taman mini di dekat mansion.

"Al pegang tangan mbak, yah? Mbak nggak mau kamu kepisah. Soalnya kalau dicari pasti sudah," ujarku saat sudah mulai memasuki wilayah taman.

"Kok bisa?"

"Mbak nggak bakal lihat kamu karena mbak pendek. Dan kamu nggak bakal liat mbak karena mbak nggak kelihatan," terangku.

Nyadar diri dong, akukan pendek🤣

"Iya," lalu tersenyum lebar.

Disepanjang jalan kami terus bersenda gurau. Al tampak lebih bahagia daripada didalam mansion.

Yah memang aku akui, kehidupan dalam kemewahan itu tak selamanya bahagia. Pasti saja ada yang menekan batin.

Setelah cukup berjalan-jalan, kami memutuskan untuk istirahat.

Aku menyuruh Al duduk dibawah pohon rindang, sedang aku pergi membeli eskrim.

Baby Sitter & Tuan Manja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang