Baby Sitter & Tuan Manja
Sudah tiga hari lamanya, kediaman Romandra sayup-sayup terdengar suara Isak tangis. Entah siapa yang menangis, warga setempat tidak ada yang tahu. Namun satu hal yang mereka tahu, itu adalah tangisan terpilu yang pernah mereka dengar.
Sedangkan di dalam kediaman Romandra yang megah itu, disebuah kamar kecil Al menangis pilu. Tangannya terus memeluk selimut yang pernah Ita gunakan.
Entahlah ....
Tak ada yang tahu sudah berapa banyak Al mengeluarkan air matanya. Sudah berapa banyak kata maaf yang Al lontarkan teruntuk Ita. Sudah berapa banyak kata penyesalan yang Al ucapkan. Mereka hanya tahu, Al benar-benar menyesal.
Sebenci apapun orang tua pada anaknya, pasti tetap akan memberikan kata maaf.
Begitupun Melinda.
Ia merasa sudah cukup memberikan pelajaran pada Al. Sudah cukup membuat Al merasakan penyesalan. Karena jujur saja, hatinya juga ikut sakit melihat Al terus menangis tanpa henti. Melihat Al yang tak pernah mau menyentuh makanannya. Melihat Al yang mulai kehilangan berat badannya.
"Al ...." panggil Melinda pelan. Dielusnya pelan punggung Al, sedikit menyalurkan kehangatan seorang ibu.
"Mah ... kapan Mbak Ita kembali? Aku benar-benar menyesal sudah melukai hatinya. Aku merasa duniaku hilang dibawa pergi Mbak Ita. Aku mohon, Mah. Tolong aku. Bantu aku untuk membuat Mbak Ita kembali. Aku mohon, mah," ujar Al sambil terus terisak.
Tangannya masih saja terus memeluk selimut itu. Enggan untuk melepaskannya.
"Al ...."
"Mah! Aku mohon! Bantu aku sekali ini saja. Aku tahu aku salah karena sudah melukai hati Mbak Ita. Aku tahu aku sudah buat Mamah sama Papah kecewa sama aku. Tapi aku mohon, Mah. Bantu aku buat Mbak Ita kembali. Apapun imbalannya aku terima."
"Al, apa benar kamu sudah benar-benar tahu apa kesalahanmu?" selidik Melinda. Al mengangguk cepat tanpa ragu.
"Jika begitu, datanglah ke kampung Ita. Buat dia percaya dan kembali kepadamu. Mamah nggak bisa bantu apa-apa lagi selain ngasih alamat rumah Ita kekamu," ujar Melinda sambil tersenyum.
Al segera memeluk erat tubuh Melinda. Melinda hanya terus tersenyum sambil membalas pelukan Al.
"Makasih, Mah. Makasih sudah mau percaya sama aku lagi," ujar Al disela tangisannya.
★★★★
POV: Karita Delsafira
Aku sedang duduk dibawah pohon rindang sambil memandang ketanah lapang dimana kebanyakan anak kecil bermain-main di sana. Kadang aku tersenyum tanpa sadar melihat mereka yang tertawa bahagia.
Seketika aku teringat pada Al. Aku teringat bagaimana dia tertawa, cemberut bahkan menangis.
Huhh ....
Aku jadi bertanya-tanya, sedang apa Al sekarang. Apakah dia sedang merinduku? Atau apakah dia sedang berbahagia dengan Melly.
Huhh ....
Untuk apa juga aku memikirkannya. Dia saja belum tentu memikirkanku.
Disaat asik dalam fikiranku, terdengar suara anak kecil yang memanggil namaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Sitter & Tuan Manja
Fiksi Remaja"Baiklah. Kamu diterima bekerja disini," putus Wanita tersebut sambil tersenyum menatapku. Aku membalasnya tersenyum. "Terima kasih, Bu." "Kamu bisa tinggal disini. Nanti bi Siti yang bakal ngantar kamu ke kamar. Kamu bisa manggil saya dan suami say...