Baby Sitter & Tuan Manja
Cemilan dari resep baru, sudah selesai kami buat. Aku berencana membaginya pada Al. Bu Melin pun menyetujui usulanku.
Langkahku besar menuju kamar Al. Senyumku terus mengembang. Kaya mana yah nanti reaksi Al ngelihat cemilan yang kami buat? Pasti dia kegirangan.
Karena aku ingin mengejutkannya, aku langsung membuka pintunya tanpa mengetuk.
Tiba-tiba hatiku berdenyut nyeri. Pemandangan di depanku begitu menyakitkan. Tanpa sadar aku menjatuhkan nampan yang kubawa. Air mataku jatuh. Aku tak sanggup, dan memilih pergi.
Aku terus berlari, menulikan telinga atas panggillan Al. Aku tak peduli lagi.
★★★★
Disini, disudut taman yang jarang dikunjungi aku menangis.
Aku meratapi mengapa aku begitu bodoh!
Mengapa aku harus percaya dengan ucapan-ucapan Al? Mengapa aku harus ikut terbuai dengan ucapannya?
Seharusnya aku sadar. Rasa yang Al ucapkan, hanyalah omong kosong belaka. Nggak mungkin dia menyayangiku.
Yang dia katakan semuanya adalah omong kosong!
Hatiku lagi-lagi berdenyut nyeri.
Hatiku sakit. Kenapa Al berbuat jahat padaku?
Setelah dia bikin aku terbuai sama ucapannya, lalu dia buat aku terjatuh dengan perlakuannya.
Aku tahu aku hina! Aku tahu aku tak pantas!
Tapi tak seharusnya diperlakukan seperti ini.
Aku tahu aku tak pantas memiliki rasa ini pada Al, tapi pantaskah dia memperlakukanku seperti mainan?
Aku juga masih bisa sakit hati.
★★★★
Senja menjelang.
Aku melangkah gontai menuju mansion. Mataku perih dan kepalaku berdenyut nyeri. Tubuhku benar-benar lemas. Aku sudah tiada tenaga lagi.
Sesampainya dimansion, semua orang mengkhawatirkanku. Namun disaat Al akan memelukku, aku bergerak menjauh.
Melihat Al, membuatku kembali terbayang Al yang memeluk Melly mesra. Aku tak sanggup.
Bergegas aku kembali kekamarku. Air mataku kembali terjatuh. Aku kembali menangis dalam diam. Aku benar-benar tak ingin lagi bertahan. Namun, bagaimana dengan ortuku dikampung jika aku berhenti bekerja?
Apa yang harus aku pilih sekarang?
Aku hanya ingin menenangkan hatiku sejenak. Hatiku sudah terlampau lelah untuk beberapa saat.
★★★★
"Bu, Pak. Saya mau izin ambil cuti."
Ucapan Ita barusan bagai petir disiang bolong bagi Al. Bagaimana tidak? Saat sedang bersantai, Ita tiba-tiba minta cuti
Berbagai andaian tidak-tidak, terus bermunculan dipikirannya.
"Kenapa mau cuti, Ta? Kamu nggak betah? Atau Al nya nyusahin kamu?" tanya Melinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Sitter & Tuan Manja
Fiksi Remaja"Baiklah. Kamu diterima bekerja disini," putus Wanita tersebut sambil tersenyum menatapku. Aku membalasnya tersenyum. "Terima kasih, Bu." "Kamu bisa tinggal disini. Nanti bi Siti yang bakal ngantar kamu ke kamar. Kamu bisa manggil saya dan suami say...