Chapter 15

19.8K 1.1K 9
                                    

Baby Sitter & Tuan Manja

Sampai tengah malam mereka tampaknya masih sibuk berbincang. Aku yang mau keluar rasanya saja canggung. Jadilah aku menahan keinginan untuk pergi ke kamar mandi. Sampai akhirnya aku ketiduran.


Paginya, aku terbangun disaat Al terus mengetuk pintu kamarku. Saat kulihat jam, ternyata sudah pukul 6 pagi. Batinku bertanya. Tumben Al sudah bangun jam segini.

Cklek


"Ada apa Al?" tanyaku setelah membiarkannya masuk. Dari wajahnya, tampaknya dia sedang bahagia.

"Hihihi, aku punya kabar bahagia sama buat Mbak Ita," ujarnya sambil terus tertawa.

"Kabar bahagia apaan?" tanyaku.

Jiwa kepoku memberontak dong! Apalagi Al tampaknya sangat merahasiakannya.

"Aku pengen kasih tahu. Tapi kata Mama aku nggak boleh biarin Mbak tahu," ujarnya sambil terkikik.

"Terus? Kenapa kamu kasih tahu Mbak?"

"Akukan cuman kasih tahu Mbak kalau ada kabar bahagia. Aku nggak kasih tahu kabar bahagianya itu apa," ujar Al.

"Terserah."

"Tapi Mbak tenang aja. Kabar ini adalah yang terbahagia yang pernah aku dengar. Dan aku juga yakin, Mbak juga bakal seneng pas dengar kabar ini. Karena jujur aja, aku benar-benar pengen banget terwujudnya kabar bahagia ini," terang Al sambil tersenyum lebar.

Hatiku ikut bahagia disaat melihat Al bahagia. Tiba-tiba, wajahku memerah. Keinginan Al yang terwujud? Setahuku bisa bersamaku selamanya. Karena aku sering mendengarnya.

Hmmm, apakah kabar bahagia itu aku akan menikah dengan Al? Atau aku di izinkan untuk menjalin kasih bersama Al? Atau aku akan bertunangan dengan Al?

Melihat reaksi Al yang begitu bahagia, membuat aku berharap lebih. Dan mudah saja, seperti yang ucapkan oleh Al.

★★★★


"Ita, ada yang mau kami bicarakan dengan kamu. Bisa?" tanya Bu Melin tiba-tiba disaat aku sedang bermain dengan Al.

"Boleh, Bu."

Aku berjalan di belakang Bu Melin dengan Al yang terus menggenggam tanganku. Ia terus tersenyum, membuat aku terus berharap lebih.


Aku dibawa ke ruang keluarga yang di sana juga sudah ada Pak Jun. Kalau keluarga yang lain tampaknya sudah pulang tadi pagi. Jadilah hanya tinggal kami berempat. Oh iya, jangan lupakan Bi Siti.

"Ada apa, Bu Pak?" tanyaku.

"Ita, kamu tahukan kalau Al sudah mendekati masa lulus sekolahnya? Ia hanya tinggal menunggu rapot dan Ijasahnya."

"Iya, Bu. Saya tahu," ujarku.

"Setelah Al lulus, ia akan langsung diberikan pekerjaan di perusahaan saya. Ia tidak lagi masuk kuliah atau sebagainya. Kami akan langsung mengajarkan dia tentang bagaimana mengelola perusahaan yang kami bina sekarang," ujar Pak Jun. Aku hanya diam sambil terus mendengarkan.

"Di sana, kami juga akan secara langsung mendidik Al agar ia bersikap dewasa. Agar ia segera bisa menggantikan posisi saya sebagai CEO."

"Jadi Ita, terima kasih untuk semuanya. Terima kasih sudah merawat Al walau hanya sebentar. Terima kasih sudah menjaga Al disaat kami tidak bisa. Terima kasih sudah bersabar menghadapi sifat Al yang manja. Terima kasih sudah menganggap kami keluarganya. Dan mulai sekarang dan seterusnya, urusan Al akan menjadi tanggung jawab kami. Kami yang akan menjaga Al dan mendidiknya mengantikan kamu. Jadi kamu bisa berpulang kerumahmu untuk pekerjaan yang lainnya," ujar Bu Melin panjang lebar.


Baby Sitter & Tuan Manja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang