✨ ketakutan ✨

772 69 4
                                    

Happy reading
-
-
-
-

Dimas terus menggosok tangan Bella yang terasa sangat dingin, dia berharap dengan menggosok tangan Bella segera sadar. Rasa kawatir terus menyelimuti hatinya, dia tak ingin Bella kembali depresi dia berharap Aulia baik-baik saja setelah di bawa ke rumah sakit. Dimas juga yakin bahwa Bella bisa di tuntut oleh keluarga Aulia atau saksi dari sekolah.

Bella siuman dari pingsannya, saat siuman Bella melihat tangannya di penuhi banyak darah rasa takut itu menyelimuti dirinya dia memeluk Dimas yang berada di hadapannya dengan tiba-tiba.

Di peluk tiba-tiba oleh Bella membuat jantung Dimas seperti tengah maraton, Dimas berusaha menenangkan Bella dan mengelus rambutnya. "Bell tenang lo aman Bell,"

Bella memeluk erat pinggang Dimas, rasa takut ini benar-benar menyiksanya. "Dim gue takut, apa yang udah gue lakuin? Gue membunuh orang lagi?"

"Enggak kok, Aulia udah di bawa ke rumah sakit dan dia enggak terlalu parah. Sekarang Lo tenang dulu," Dimas terus mengelus rambut Bella berharap Bella bisa tenang, tanpa mereka sadari seseorang di luar UKS tengah menahan emosi melihat adegan pelukan mereka.
-
-
-
Di ruangan guru Alvaro serta 7 Siswa lainnya yang terlibat perkelahian di terkena omel guru BK cantik, ibu Shanti salah satu guru termuda di sekolah Gemilang dan menjadi primadona siswa.

"Ibu cantik enggak capek marah-marah dari tadi buk? Sini saya peluk dulu biar tenang," goda Anjas yang tak takut dengan buk Shanti dia malah senang kalau buk Shanti menghukumnya.

"Siswa model kek gini nih yang bikin saya ifil, modal tampang sama duit 20rb doang udah berani goda cewek," semprot buk Shanti mampu membuat Anjas terpukul, tersentak, terjungkal.

"Astaga mulut cantik ibu bener sekali kalau ngomong," sahut Erland mengundang tawa guru-guru yang berada di ruangan tersebut.

"Sudah-sudah pusing saya liat kalian terus yang bikin ulah, sekarang pergi ke lapangan dan lari 50 kali!" Tegas ibu Shanti kepada 8 siswanya.

"25kali aja ya buk," tawar Anjas.

"Okelah, karena saya baik, cantik dan tidak sombong saya bersedia menambah hukuman kalian menjadi 70kali," kata-kata buk Shanti membuat ke delapan siswa tersebut tersentak.

"Gilak, banyak banget," gumam teman Erik.

Mereka berdelapan berjalan keluar menuju lapangan, mereka berenam menyalahkan mulut lemes Anjas gara-gara mulut dia mereka mendapatkan hukuman yang berat. Sedangkan Alvaro tak ikut berbicara dari tadi suasana hatinya tak enak, dia malas untuk ikut protes.

-
-
-

Bella kini berada di ruangan kepala sekolah dengan di temani Dimas serta Amel, Amel berusaha menenangkan Bella agar tidak tegang. Kali ini Bella sangat takut entah kemana nyali beraninya saat ini, apalagi melihat wajah garang mama Aulia membuat dirinya sangat takut.

"Kamu dasar anak gak punya sopan santun," mama Aulia menghampiri Bella dan menarik kuping Bella. Sedangkan Bella hanya diam kupingnya di jewer, tidak ada rasa keberanian dalam dirinya melawan mama Aulia.

"Udah ma, udah kita denger dulu penjelasan kepala sekolah," papa Aulia berusaha menenangkan mama Aulia.

"Begini buk pak, awalnya dari permasalahan ini adalah Aulia yang sering bully Ica sepupu dari Bella ternyata Aulia bukan hanya sekali melakukan hal tersebut tetapi sudah berkali-kali. Bukanya saya membela Bella namun anak ibu dan bapak juga salah, kami sebagai pihak sekolah tidak hanya menghukum Bella seperti yang di minta ibu namun juga Aulia karena disini mereka sama-sama salah," jelas dari kepala sekolah.

"Tapi pak dia sudah keterlaluan sama anak saya," bela mama Aulia.

"Tapi anak Tante juga keterlaluan, dia udah bikin mental Ica down dan sekarang Ica gak berani melihat banyak orang dia cuma bisa nangis aja sekarang," Amel membela Bella dia berharap dengan dia membela dirinya, Bella mau berteman dengan dirinya.

"Apa? Kamu tidak bohong? Tidak mungkin anak saya ngebully sampai separah itu," tolak mama Aulia dengan kenyataannya.

"Benar buk, itu kenyataannya sebagai wali Bella saya membenarkan niat Bella yang ingin membela Ica namun saya juga menyalahkan perbuatan Bella serta putri ibu. Seharusnya bukan hanya Bella yang di hukum namun putri ibu juga, karena disini bukan hanya Aulia saja korban namun disini korban utamanya yaitu Ica buk," ucapan wali Bella yang ingin membela peserta didiknya.

Setelah perdebatan yang panjang akhirnya pihak sekolah memutuskan untuk skorsing Bella dan Aulia selama satu Minggu, saat perdebatan Amel dan Dimas membela matian-matian Bella. Hal tersebut membuat Bella terkesan di saat seperti ini seharusnya Alvaro dan Gisel yang berada disisinya, namun orang yang pernah dia benci malah membelanya mati-matian.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 15 menit yang lalu, Bella beserta Dimas dan Amel sedang berjalan di koridor sekolah untuk menuju parkiran.

"Makasih ya Mel dan lo juga Dim udah ngebantu gue tadi," Bella tersenyum lalu memeluk Amel .

"Sans aja Bell, gue kan udah bilang gau mau temenan sama Lo," ucap Amel.

"Iya Bell, sama-sama ya udah gue mau pergi ke ruang OSIS dulu nanti hati-hati pulangnya bell," Dimas pamitan dengan Bella serta Amel.

"Gue juga balik duluan ya Bell," Amel juga ikut pamitan dengan Bella.

Bella berjalan menuju parkiran dimana mobil Alvaro  berada, saat sampai parkiran Bella tak melihat Alvaro dia hanya melihat mobil Alvaro. Karena tidak menemukan Alvaro Bella memutuskan untuk mencari di area lapangan basket.
Saat sampai di lapangan basket Bella terkejut melihat Alvaro dan teman-temannya. Namun Bella juga melihat Karin yang sedang bermain basket dengan Alvaro, tepatnya mengajarkan Karin bermain basket. Bella sedikit cemburu dengan Karin teman kelas Alvaro yang menyukai Alvaro semenjak mereka kelas X.

Bella sedikit panas menyaksikan adegan di depannya, dimana dengan manjanya Karin meminta Alvaro menggendong dirinya saat tidak sengaja jatuh. Mereka berdua berjalan menuju Bella, dengan santainya Alvaro melewati Bella dan membawa Karin ke tepi lapangan Bella hanya mengikuti mereka dari belakang.

"Bell kamu pulang duluan aja, aku mau nganterin Karin ke UKS dulu." Ucapan Alvaro sedikit membuat Bella kesal.

"Tapi kan masih banyak orang disini Al," tolak Bella untuk pulang sendirian.

"Tapi gue yang salah, gue yang bikin dia jatuh," perkataan Alvaro membuat dirinya marah.

"Gue? Al kamu kenapa?"

"Aku gak kenapa-kenapa sekarang kamu pulang!" Bentak Alvaro membuat Bella tersentak, dia ingin melawan perkataan Alvaro namun Alvaro keburu meninggalkan dirinya.
Bella memutuskan untuk pulang jalan kaki tak mungkin dirinya meminta papanya untuk menjemputnya, mungkin papanya sedang berada di toko.

-
-
-
-

Gimana nih dengan part ini? Jangan lupa komen dibawah ya, serta vote.

Bella Agatha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang