Happy reading guys ✨
_
_
_
_"Lo mau nikah sama Ica?!" Tanya Gisel kepada Alvaro sambil berteriak membuat Bagas geram dan melempar guling milik dirinya kepada Gisel hingga mengenai wajah cantik Gisel.
"Cabe-cabean bisa diem gak sih lo?udah kayak kuyang aja lo main masuk aja dan lo ngapain di sini?" Bagas heran kenapa dirinya bisa berteman dari kecil dengan gadis siluman cabe-cabean di hadapannya ini, Gisel memang tergolong orang baik namun pakaiannya bisa di katakan menggoda nafsu para lelaki. Bagas juga heran dengan Gisel kenapa Gisel datang ke rumahnya pagi-pagi, untuk makan? Tak mungkin Gisel memiliki banyak pembantu di rumahnya jarang sekali bahkan tak mungkin jika Gisel kekurangan makanan.
Bagas pernah hampir mencium Gisel karena Gisel selalu menggoda di matanya, namun Gisel tak bisa mengalahkan satu wanita yang pernah hadir di hidup Bagas.
Gadis lemah lembut dengan tutur kata yang sopan tak seperti Gisel, gadis yang selalu berbicara asal keluar seperti laki-laki saja yang asal keluar.
"Ehh mulut ya gue cium baru tahu rasa lo." Gisel kembali menatap Alvaro yang tak kunjung menjawab pertanyaan, namun mata Gisel tertuju kepada anak kecil yang tengah tidur pulas di samping Bagas.
"Gue cium beneran lo." Batin Bagas yang berusaha menahan diri agar tak lewat batas. "Lama-lama mati muda gue kalau gini terus." Bagas menatap Gisel yang hanya menggunakan celana pendek serta baju pendek hingga memperlihatkan pusarnya tak hanya itu saja buah dada besar milik Gisel yang terbentuk sangat jelas di balik kaos putih.
Gisel menatap wajah tampan milik Rey yang sedikit mirip dengan Bagas tapi Gisel tak mau asal tuduh. "Ini anak siapa?"
"Adik gue." Singkat,padat, dan jelas Bagas membalas pertanyaan dari Gisel dirinya tak mau jika Gisel tau semuanya tentang Rey.
Sedangkan Alvaro hanya diam dan tak mau nimbrung dengan pembicaraan Bagas serta Gisel. Alvaro hendak meminta saran kepada Bagas malah yang ada Alvaro hanya menyaksikan pertengkaran antara Gisel dan Bagas, seperti saat ini Gisel dan Bagas bertengkar hanya perkara kenapa muka Rey lebih tampan ketimbang Bagas.
Sedangkan Bagas laki-laki kampret yang tak mau ketampanannya di banding-bandingkan oleh siapa pun bahkan anak kecil seperti Rey. "Bagas lama-lama gue botakin lo biar gak kepedean."Batin Alvaro lalu pergi dari kamar Rey menuju lantai bawa untuk menghampiri Bella.
Saat ini hanya Gisel dan Bagas yang tersisa di kamar Rey. Bagas ingin menggeser tubuhnya namun tanpa sengaja tangan kekar Bagas mengenai dada besar milik Gisel membuat sesuatu dalam diri Bagas terkejut, sesuatu kenyal bisa membangkitkan nafsu Bagas yang selama ini hilang. "Gisel lo jangan goda gue ya." Bagas menggeser tubuhnya agar tak berdempetan dengan Gisel.
Bagas hanya menatap Gisel yang saat ini ikut berbaring di samping Rey bahkan Gisel sudah tertidur pulas, sedangkan Bagas tak tahu harus melakukan apa Bagas memutuskan untuk keluar. "Jangan pergi kak." Tiba-tiba saja tangan mungil milik Rey menggenggam tangan kekar Bagas, saat ini Rey masih saja menutup matanya namun tangannya tetap menggenggam tangan Bagas.
Bagas akhirnya ikut berbaring di samping Rey dan ikut tidur, mereka sudah terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia saat ini. Mungkin orang-orang yang melihat mereka menganggap mereka keluarga muda, tanpa Bagas sadari memeluk tubuh Rey serta Gisel.
Sedangkan Alvaro tengah mencari-cari Bella ke sana kemari tetapi dia tak melihat siapapun bahkan Ica tak ada di ruangan tv, Alvaro terus mencoba menghubungi Bella namun hasilnya nihil.
Alvaro duduk di kursi meja makan lalu mencicipi beberapa makanan yang sudah dingin tersebut, Alvaro merasa bersalah karena membiarkan Bella masak sendirian dan makanan Bella dingin begitu saja tanpa ada orang yang mencicipi.
"Emang calon gue paling pinter," gumam Alvaro memuji masakan Bella, walaupun masakan Bella sudah dingin tetapi tak mengurangi kadar rasa dari masakan Bella.
Alvaro memutuskan untuk menuju kamar Bagas dimana kamar tersebut menjadi kamar Alvaro dan Bella selama satu Minggu ini. "Mungkin Bella tidur lagi."
"Lepas gak." Alvaro merebut baju kebesaran milik dirinya yang pernah di gunakan Bella selama menginap di rumah Bagas, baju tersebut saat ini di gunakan lancang oleh wanita yang jelas-jelas kehadirannya tak di inginkan di sini.
"Plaakk."
_
_
_
_"Lo jalang Bell? Nginep di rumah orang sampai seminggu? Gak ada harga diri banget lo tidur sama cowok."
"Plakkk."
Bella menampar pipi Dimas yang kini tengah fokus menyetir sampai-sampai Dimas memberhentikan mobilnya tiba-tiba mengakibatkan beberapa pengemudi di belakang mereka marah.
Dimas menepikan mobilnya untuk berbicara dengan Bella yang terlihat sangat marah saat ini, Dimas mengatakan hal tersebut hanya bertujuan untuk mengingatkan Bella agar tak melakukan hal yang lebih saat berpacaran bahkan hal yang bisa menghancurkan masa depan Bella sendiri.
"Plakk."
"Lo ngomong bisa di saring gak sih?!" Bentak Bella kepada Dimas tak hanya membentak Bella juga menampar pipi Dimas untuk kedua kalinya.
Bella saat ini benar-benar marah dengan ucapan Dimas yang sudah di luar batas, walaupun Dimas adalah sahabat kecilnya tak ada hak untuk Dimas mengatakan hal menyakiti wanita tersebut.
Wanita mana yang tak sakit hati mendengar kata jalang dari mulut orang lain, bahkan sahabat Bella sendiri yang mengatakan hal tersebut.
Bella berusaha membuka pintu mobil namun Bella kalah cepat dengan Dimas. Saat ini Dimas menggenggam tangan Bella dan menatapnya dengan rasa bersalah. "Bell denger omongan gue dulu jangan asal kabur."
Bella tak mau mendengar ucapan dari Dimas dirinya keluar begitu saja dari mobil setelah berhasil membuka pintu mobil, Bella membanting pintu mobil dan berlari tanpa arah.
Dimas turun dari mobilnya dan mengajar Bella yang berlari ke arah truk besar di depan mereka. "Bella awas."
"Brukk."
Truk tersebut berguling-guling beberapa kali hingga menghantam pembatas jalan dan terjatuh ke jurang yang tak terlalu dalam, mungkin siapa saja yang melihat akan yakin jika korban akan meninggal di tempat di lihat dari parahnya keadaan truk saat ini.
_
_
_
_JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR GUYS ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Bella Agatha
Fiksi RemajaMemiliki sikap gegabah dan memiliki emosional yang tinggi membuat semua orang menyembunyikan sesuatu dari Bella. Bella Agatha gadis cantik yang selalu merasa bahwa semua orang menutupi sesuatu hal dari Bella. "Kebohongan terbesar yang pernah gue ras...