Happy reading
Bel pelajaran sudah berbunyi, dimana menandakan bahwa jam pelajaran pertama akan segera dilaksanakan. Bella bingung dengan Amel yang tiba-tiba menghampirinya dan duduk disampingnya, memang akhir-akhir ini Amel selalu berusaha mendekati dirinya. Padahal Amel adalah salah satu siswa polos namun membenci Bella. Amel sering bersikap polos seolah dia baik, padahal dia selalu berusaha menjatuhkan Bella dan Gisel. Entahlah, Bella bingung dengan hubungan pertemanannya dengan Gisel lagian Gisel tak lagi menatap Bella, bahkan menyapa saja tidak. Gisel dan Bella sudah berteman sejak SMP, namun Bella tak tahu bagaimana bisa Gisel menjadi gadis iri serta pembenci. Padahal sebelum-sebelumnya Gisel tak pernah iri dengannya, "mungkin Gisel terkena virus Bella," batin Bella.
Selama pelajaran Amel tak henti-hentinya berusaha mengajak Bella berbicara, dari mulai menanyakan materi hingga hal pribadi Bella. Namun Bella tak menjawab pertanyaan Amel, dia rasa pertanyaan yang di lontarkan Amel tak perlu di jawab.
-
-
-Kantin adalah surga bagi para siswa yang kehilangan energi selama belajar, termasuk Alvaro serta teman-temannya sudah berada di pojok kantin. Alvaro memakan makanannya dengan tenang, Alvaro bukanlah siswa yang makan banyak omong menurut dia makanan yang masih hangat nikmatnya makin nambah. Alvaro tak suka makanan yang sudah dingin, termasuk teman-teman Alvaro juga sudah terbiasa makan diam dengan Alvaro. Mereka akan berbicara saat sudah selesai makan.
Andre menatap tajam laki-laki yang hendak berjalan ke arah mereka, laki-laki dengan gaya sok cakepnya membuat Andre berhenti makan. Dia menatap tajam laki-laki tersebut yang sudah tepat berada di hadapan mereka berempat.
"Kuyang muncul lagi." Gumam Bagas.
"Perasaan kemaren mantra gue udah top cer deh, kenepa jelangkung balik lagi," Anjas berfikir keras karena seingat dirinya sudah membaca setiap mantra.
Erik menatap keempat laki-laki dihadapannya matanya tertuju kepada laki-laki yang masih fokus makan, padahal ada dirinya di hadapannya. Erik menarik mangkok bakso Alvaro, dan melemparkannya begitu saja.
Alvaro menatap sekilas Erik lalu bangkit dan pergi, hari ini suasana hatinya sedang senang dia tak mau suasana hatinya berubah buruk karena laki-laki dihadapannya.
"Alvaro Narendra, cowok yang terkenal akan kenakalannya bahkan kakak kelas tahun lalu aja takut sama Lo. Kenapa sekarang malah pergi, atau jangan Lo takut sama bini Lo nanti kalau Lo berantem malah gak di kasih jatah," Erik tertawa begitu puas.
Alvaro berusaha menahan amarahnya agar tidak terpancing oleh jelangkung di hadapannya, dia mengepal tangan sekuatnya. "Mau Lo apa?"
"Palingan buat masalah lagi Al," sahut Erland yang sudah tau kebiasaan Erik
"Mending Lo pergi deh Rik, sebelum lo jadi mayat hidup," usir Andre .
"Gue cuma mau pacar Lo tanggung jawab," ujar Erik.
"Lo hamil?" Teriak Anjas
Semua orang yang berada dalam kantin tertawa terbahak-bahak, jarang ada orang yang berani dengan Erik. Erik menatap tajam Anjas. "Jaga mulut Lo ya!"
"Lo jaga diri dong ups," lagi-lagi ucap Anjas mengundang tawa penghuni Kanti, tak habis pikir dengan isi otak Anjas.
Erik menarik kerah baju Anjas dan ingin melayangkan pukulan, namun dengan sigap Erland menarik kerah baju belakang Erik agar menjauh dari Anjas. Sedangkan Andre memeluk perut Anjas agar tidak melawan Erik, Andre tidak ingin ada keributan.
"Mau Lo apa bangsat!" Terik Alvaro yang geram dengan tingkah Erik tak habis-habisnya membuat ulah .
"Gue mau pacar Lo tanggung jawab, gara-gara dia gue di hukum bokap gue,"
"Lah Lo yang buat ulah duluan, malah nyalahin ibu negara," ucap Anjas di setujui oleh Erland.
Erik maju kehadapan Alvaro dan membisikan sesuatu, di telinga Alvaro "Bella bakal jadi milik gue," lalu Erik meninggalkan Alvaro begitu saja.
Saat mendengar kata-kata Erik, Alvaro tak bisa menahan amarahnya ingin rasanya dia menghajar muka sok ganteng Erik. Alvaro berlari mengejar Erik.
"Bug"
Alvaro memukul bagian pipi Erik, tak tinggal diam Erik mengambil kerah baju Alvaro dan memukul bagian pelipis Alvaro. Dengan sigap teman-teman Erik juga membantu Erik memukul Alvaro, sedangkan teman-teman Alvaro tak terima Alvaro di keroyok mereka pun ikut berkelahi. Semua warga kantin menonton dengan antusias seperti sedang menonton konser.
Aulia melempar kota bekal milik Ica, gadis culun yang selalu kena bully dalam kelasnya. Aulia menarik rambut Ica hingga kebelakang kelas, bagaikan buta dan tuli warga kelas XI IPS 1 tak membantu Ica setiap kali Ica di bully. Aulia mendorong Ica hingga Ica tertunduk di lantai, "sialan Lo, ngapain pas ulangan contekan yang Lo kasih salah?"
"Aku-"
"Aku-aku apa ha?"
Aulia melempar isi bekal Anggi kearah Ica hingga baju Ica kotor akan nasi goreng. Bukan hanya itu saja, Aulia menarik rambut Ica hingga beberapa helai rambut Ica rontok. Aulia mengambil sebuah penghapus papan dan menggosok pada muka Ica hingga muka Ica kotor. Aulia dan teman-temannya sangat menikmati kejadian saat ini, mereka tertawa seolah-olah Ica adalah mainan mereka.Sedangkan di koridor kelas XI Bella berlari menuju kelas XI IPS 1 dimana kelas adik sepupunya Ica, dia tak akan diam jika adik sepupu kesayangannya di bully habis-habisan. Bella berlari di ikuti oleh Amel di belakangnya, Amel masih mengikut Bella sampai di depan kelas XI IPS 1. Bukan hanya Amel yang mengikuti Bella namun Dimas juga mingikuti dari belakang, dia tak mau teman kecilnya berbuat hal yang bisa merugikan banyak orang.
-
-
-
-
Segini aja dulu ya, semoga suka:) jangan lupa vote dan komentar. Aku mau kasih tau nih, kalau misalnya cerita Bella Agatha tembus 1000 pembaca ada yang setuju gak buat grup wa. Grup relasi teman aja kok, buat nambah-nambah temen. Grup ini bukan grup menulis tapi kalau misalnya mau sharing-sharing juga boleh di grup ini. Kalau setuju kalian komen ya kalau lebih dari 15 orang setuju kita buat grup ya. Terimakasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bella Agatha
Novela JuvenilMemiliki sikap gegabah dan memiliki emosional yang tinggi membuat semua orang menyembunyikan sesuatu dari Bella. Bella Agatha gadis cantik yang selalu merasa bahwa semua orang menutupi sesuatu hal dari Bella. "Kebohongan terbesar yang pernah gue ras...