Happy reading guys ✨
_
_
_Ica menatap kepergian Bella dan Dimas begitu saja meninggalkan rumah Bagas, sedangkan Gisel pergi menuju tangga yang di lewati oleh Alvaro tadi dan Ica tak tahu kemana perginya Gisel.
Ica meminum minuman buatan kakak sepupunya, ada rasa bersalah dalam dirinya seharusnya dirinya tak menghampiri Alvaro ke sini.
Andai aja dia menolak permintaan Papanya untuk menghampiri Alvaro mungkin dia tak akan bertemu dengan Bella, apalagi Ica masih merasa takut dengan perbuatannya yang salah selama ini. apakah dia harus mengikuti perjodohan ini? Atau dia harus menolak mentah-mentah perjodohan ini.
Sejujurnya Ica juga tak menyukai Alvaro dia masih sangat mencintai Andre kekasihnya semenjak kelas 10, Ica juga terpaksa menerima perjodohan ini karena permintaan Papanya.
Ica tak mau kehilangan Papanya cukup mamanya meninggalkan Ica selamanya jangan Papanya, dirinya belum siap jika harus hidup sendiri apalagi usia Ica juga masih terbilang cukup muda sulit untuk Ica jika hidup sendiri.
Ica berharap dengan dirinya menerima perjodohan ini dia bisa membuat Papanya cepat sembuh dari penyakitnya yang mematikan ini, Papa Ica menderita penyakit ginjal kronis dimana penyakit yang sama yang telah merenggut Mamanya.
Ica sangat membenci penyakit ini dia tak ingin penyakit ginjal kronis merenggut papanya cukup selama ini Ica menderita karena kepergian mamanya, sudah 5 tahun Ica hidup tanpa kasih sayang seorang ibu membuat dirinya benar-benar menderita.
Karena melamun mengingat Mamanya Ica tak sengaja menumpahkan minuman yang di buatkan oleh Bella dan mengenai bajunya, Ica bingung dia harus pulang atau tidak? Jika dia pulang Ica tak mungkin pulang dengan keadaan baju basah di tambah baju Ica yang cukup transparan membuat tubuhnya tercetak jelas di balik kain bajunya yang basah.
Ica memutuskan untuk pergi ke arah tangga yang di lewati Gisel serta Alvaro. Ica mencoba mencari-cari di kamar mana Bella tidur, saat Ica sampai di sebuah kamar dengan pintu berwarna hitam gelap yang terbuka.
Ica yakin jika Bella tidur di kamar tersebut karena Ica mengenal betul bau parfum milik Bella. "Gue coba masuk aja ya siapa tau ada baju kak Bella." Ica memberanikan dirinya masuk ke kamar tersebut dan hal pertama kali yang Ica lihat adalah baju besar dengan bau yang sangat percis milik Bella.
"Keknya ini milik kak Bella gue pinjem aja deh." Ica pergi ke toilet tanpa pikir panjang.
Saat keluar dari toilet dengan mengenakan baju kebesaran Ica ngaca di depan cermin besar di kamar yang Ica sendiri tak tahu siapa pemiliknya. "Cantik juga ya gue pantes Andre klepek-klepek." Ica memuji dirinya sendiri di depan kaca. "Tapi sayang cantik-cantik bodoh mau aja gue di bully, tapi gimana ya pas di bully keberanian gue ilang tiba-tiba aja." Batin Ica yang menyalahkan kelemahannya, kenapa saat dirinya di bully dia takut untuk melawan.
Tiba-tiba sebuah tangan kekar menarik bajunya dari arah belakang membuat Ica spontan menatap ke arah belakang. "Lepas gak!"
Bentak seorang laki-laki membuat tubuh Ica tiba-tiba gemetar tangan kekar milik Alvaro kini terus menarik baju Ica membuat Ica makin ketakutan. "Gue harus apa?." Batin Ica yang kini ketakutan dan bingung harus melakukan apa .
"Plakkk."
"Lepas gak?!" Ancam Alvaro terhadap Ica yang telah lancang menggunakan baju milik Alvaro, bahkan tak hanya menampar saja Alvaro juga mendorong Ica begitu saja hingga siku Ica membentur meja dan terluka.
Alvaro adalah laki-laki yang memperlakukan semua wanita dengan sama dan lembut tetapi Alvaro setiap kali melihat Ica sisi iblis dirinya keluar, Alvaro sangat membenci Ica dia sudah menjadi benalu dalam hubungannya dan Bella padahal Alvaro sangat berharap akan bersama Bella di masa depan.
Ica terkejut dengan perlakuan Alvaro yang benar-benar kasar, Ica tak habis pikir dengan ayahnya akan menjodohkan dirinya dengan laki-laki kasar. "Gue harus lawan atau enggak?"
Alvaro menarik tangan Ica begitu saja hingga Ica lagi-lagi terbentur meja akibat tarikan kasar Alvaro bukan hanya menarik tangan Ica Alvaro juga menarik baju yang di gunakan Ica.
Alvaro terus menarik hingga suara robekan baju terdengar membuat Ica diam mematung sedangkan Alvaro mendorong Ica begitu saja dirinya tak ingin melihat tubuh atas Ica yang kini terpampang jelas.
Alvaro menyalakan dirinya yang tak lepas kendali, tak seharusnya dirinya memaksa Ica dan menarik baju yang di gunakan Ica dengan paksa. "Bodoh lo Al." Alvaro menyalahkan dirinya sendiri.
Alvaro merasa bersalah saat ini seharusnya dia tak melakukan hal kasa pada wanita apalagi Ica adalah wanita yang akan di jodohkan dengan dirinya mungkin Ica akan beranggapan bahwa Alvaro adalah orang yang kasar.
Alvaro menatap mata hitam legam milik Ica yang kini tengah berkaca-kaca, Ica kini berusaha meraih selimut yang berada di atas kasur untuk menutup tubuhnya yang saat ini tak berbalut sehelai benang.
Saat sudah berhasil meraih selimut dengan segera Ica membungkus tubuhnya dan Ica hanya mampu duduk di samping kasur saat ini dia benar-benar marah dan malu dengan kejadian tadi. Alvaro yang menatap Ica kini merasa bersalah dia berusaha menghampiri Ica yang kini menunduk mungkin Ica tengah menangis.
Alvaro memegang bahu Ica namun di tepis oleh Ica. "Jangan pegang gue kak!!" Bentak Ica yang kini seakan-akan ingin membunuh Alvaro.
"Biasanya lo juga di pegang sama Andre," ucap Alvaro asal ceplos membuat amarah Ica makin menggebu-gebu.
Alvaro memukul mulutnya yang asal ceplos ini semenjak berteman dengan Anjas dirinya selalu asal ngomong di waktu yang salah.
"Plakk."
Ica menampar pipi Alvaro keras dia saat ini benar-benar tak bisa mengendalikan dirinya, Ica benar-benar marah dengan Alvaro yang asal bicara seharunya Alvaro meminta maaf bukanya menghina dirinya.
Alvaro tak membalas tamparan dari Ica dirinya saat ini merasa bersalah karena telah menampar Ica sebelumnya, di tambah dengan ketidak sopan Alvaro menarik baju miliknya hingga tubuh Ica terlihat.
"Kak gue salah apa sama lo? Sampai-sampai lo menganggap gue murahan gue emang pernah berhubungan badan dengan Andre karena gue benar-benar mencintai dia kak gue gak tau gimana caranya mempertahankan hubungan ini supaya dia gak pergi ninggalin gue. Bodoh? Gue emang bodoh kalau lo mau ngatain gue bodoh sekarang terserah lo gue juga udah biasakan lo kata-katain."
Ica meluapkan semua emosinya kepada Alvaro sampai-sampai air mata Ica jatuh begitu saja, sedangkan Alvaro yang tak bisa melihat wanita menangis seketika ada dorongan dalam dirinya untuk memeluk Ica.
Alvaro bisa merasakan air mata Ica yang membasahi dada Alvaro. "Gue minta maaf seharunya gue gak ngomong kayak gitu dan melakukan hal seperti tadi," ucap Alvaro menyesal namun Ica tak kunjung jawab dirinya saat ini hanya ingin diam.
"Al!" Teriak seorang wanita yang sangat di kenal oleh Alvaro kini tengah berdiri di ambang pintu.
_
_
_
_Selamat malam semuanya.
Apa kabar nih? Kalian sehat? Tetap jaga kesehatan ya di masa seperti ini jangan lupa turuti aturan pemerintah dengan mengikuti protokol kesehatan ya:)JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR TEMAN-TEMAN:)
BAKAL LANJUT KALAU ADA YANG "BILANG NEXT KAKAK, LANJUT DONG KAK."
AKU BENAR-BENAR SENENG KALAU ADA YANG KOMENTAR KEK GITU, APALAGI BOOM VOTE DAN KOMENTAR YANG BENAR-BENAR BIKIN AKU SENANG. MUDAH KOK BIKIN AKU SENENG CUKUP VOTE DAN KOMENTAR YA:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bella Agatha
Teen FictionMemiliki sikap gegabah dan memiliki emosional yang tinggi membuat semua orang menyembunyikan sesuatu dari Bella. Bella Agatha gadis cantik yang selalu merasa bahwa semua orang menutupi sesuatu hal dari Bella. "Kebohongan terbesar yang pernah gue ras...