✨ciuman pertama ✨

924 74 4
                                    

Happy reading..
-
-
-

Alvaro sangat kesal dengan sikap Bella yang selalu salah paham dan tidak mau mendengarkan penjelasan orang lain, dia selalu mengutamakan ego ketimbang mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi. Alavaro mengelilingi kota Jakarta hingga pukul 8 malam tanpa arah dan tujuan, karena sudah merasa lelah dia memutuskan untuk pulang ke rumah.


Alvaro melajukan motornya menuju Komplek Perumahan Deplu, Jakarta Selatan. Rumah yang dia tempati dengan orang tuanya berserta satpam dan asisten rumah tangganya, mang Ucup dan bi Darmi.

Hanya butuh waktu 15 menit Alvaro sudah sampai di rumah yang cukup terbilang besar dan megah, Alvaro heran dengan keberadaan mobil kedua orang tuanya yang sangat langka atau tidak mungkin sudah terparkir jam segini di depan rumahnya.

Alvaro mendengar keributan di ruang tamu dan memutuskan untuk tidak langsung masuk, dia bersembunyi dibalik jendela serta mendengarkan pertengkaran orang tuanya. Mungkin sudah biasa bagi Alvaro melihat kedua orang tuanya bertengkar hanya adu mulut, namun saat ini papa Alvaro tak segan melemparkan benda-benda yang ada di sekitarnya ke arah mamanya.

Mama Alvaro menatap sendu suamianya. "Kenapa kamu harus selingkuh dengan dia mas?"

"Kalau aku tidak selingkuh dengan dia perusahaan akan bangkrut, emang kamu mau hidup susah? Tidak kan! Hidup kamu hanya bisa berpoya-poya dan menghabiskan uang saja!" bentak papa Alvaro ke arah mamanya, tatapan dingin Alvaro mampu menggambarkan seberapa bencinya dia dengan ayahnya. Hal ini juga yang membuat dia selalu menasehati Bella agar tidak salah paham terus dan hubungan keluarga renggang, karena Alvaro tidak mau Bella merasakan apa yang dia rasakan walaupun Bella tidak merasakan kasih sayang setidaknya dia tak mendengar orangtuanya berantem setiap hari.

"Kenapa tidak anak sial dari hasil perselingkuhan kamu yang tidak dapat diandalkan itu saja yang dijodohkan dengan anak tunggal perusahaan Pak Darma, dia akan sangat bermanfaat dan menghasilkan uang banyak untuk keluarga ini ," ucapan mamanya mampu membuat Alvaro mematung.
"Anak sialan? Apakah itu gue?" Gumam Alvaro. Dirinya mengatahui alasan apa yang membuat mamanya sangat membenci dirinya, ternyata alasan tersebut terungkap tanpa sengaja oleh mulutnya sendiri.

Karena sudah tidak tahan dengan pertengkaran orang tuanya, Alvaro memutuskan pergi dari rumah itu. Alvaro melajukan montornya tanpa arah, Dewi malam menjadi saksi bawah dirinya sangat kacau hari ini. Air mata Alvaro tak mampu dibendung lagi walau dirinya terbilang siswa ternakal di SMA Gemilang, namun dirinya juga manusia yang bisa nangis.

Alvaro memutuskan memberhentikan montornya di sebuah taman yang begitu sunyi dan gelap itu, dia berteriak sekencang-kencangnya dan menjambak rambutnya sekuatnya hingga beberapa helai rambutnya rontok. Alvaro duduk diatas rerumputan yang terlihat basah akan hujan gerimis tersebut, bumi pun ikut mengis saat Alvaro tengah dilanda badai hebat. Mengetahui dirinya anak dari selingkuhan membuat dia jijik dengan dirinya sendiri, apa yang dipikir oleh ayahnya sendiri sampai selingkuh dan dimana ibu kandungnya? Apakah dia tak merindukan Alvaro? Pertanyaan itu terus berkeliaran dalam kepala kecil Alvaro.

Alvaro berbaring di atas rerumputan dan menutup matanya membiarkan wajahnya terpapar sarayu malam, Alvaro mendengar suara berisik dari arah belakangnya. Alvaro menghampiri semak-semak yang bergoyang itu, pikiran kotor mulai memasuki otaknya. Mungkinkah ada orang yang berbuat tidak-tidak di taman sepi ini? Apakah tidak ada kamar yang menerima mereka melalukan hal tersebut?Alvaro menendang semak-semak tersebut, hal mengejutkan mampu membuat Alvaro jatuh terjungkal kebelakang.

Bella Agatha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang