⟭⟬0.8⟭⟬

501 61 6
                                    

Happy Reading😊✌🏻
Jangan lupa vote dan comment💜

Borahae💜⟭⟬

.
.
.

Jam kini telah menunjukkan pukul 00:30pm. Tamu-tamu appa dan teman kampusku sudah pulang. Sekarang tinggalah aku dan enam member Bangtan. Awalnya mereka ingin pulang, tetapi aku menahanan mereka dengan alasan, rumahku jadi berantakan karena keinginan mereka agar pesta makan-makan malam ini tidak gagal.

Dan aku akui, tamu yang datang memang sangat banyak. Untung saja makanannya cukup. Sekarang, wadah-wadah yang tadinya berisikan makanan tadi kini telah bersih dan tersusun rapih di rak untuk piring yang baru di cuci. Netra ku bergerak keseluruh ruang dapur dan terhenti saat melihat seorang namja paru baya tangah berdiri di depan tempat cuci piring.

"Ya ampun aku pikir paman sudah pulang. Kenapa paman yang mencucinya? Harusnya ini tugas adik dan sahabat-sahabatku." Ujarku ketika melihat paman Lim- appa Hyun Bi, baru saja menyelesaikan cuci piringnya.

"Ah tidak masalah Yoongi. Aku sudah terbiasa bekerja seperti ini di kantor appamu. Jadi jangan khawatir, aku ikhlas membantu."

Penuturan yang hangat dari pria itu sukses membuatku menarik kedua ujung bibirku untuk tersenyum. Inilah pertama kalinya aku tersenyum tulus karena seseorang. Aku merasa nyaman dan cocok mengobrol dengan appa Hyun Bi. Beliau orang yang menyenangkan. Sama seperti Hoseok.

"Kau tau Yoon? Sebelum datang kemari. Hyun Bi sempat bilang bahwa dia takut bertemu denganmu." Paman Lim tertawa kecil setelah mengatakan itu.

Sebelah alis terangkat sebelah. "Hm? Takut? Kenapa takut? Aku kan tidak menyakitinya, kenapa dia takut denganku?" Sekarang aku tau kenapa Hyun Bi terlihat gugup tadi. Rupanya karena dia takut denganku.

"Awalnya aku dan Hyun Bi tidak tau kalau anak Tuan Min adalah dirimu. Dia jadi sangat takut kalau kau akan menghinanya di acara ini karena dia anak dari seorang cleaning service. Entalah ada apa dengannya. Dia benar-benar takut padamu tadi, hahaha..."

Aku tersenyum. "Aku tidak seperti itu paman. Hyun Bi seorang perempuan. Jika aku menghinanya, apa bedanya dengan aku yang menghina eommaku sendiri? Eommaku seorang wanita juga. Aku lahir dari rahimnya. Jadi sangat tidak mungkin aku akan bersikap seperti itu padanya. Appa mengajariku untuk menghargai dan menghormati perempuan." Ucapku masih dengan tersenyum.

Paman Lim terlihat menyunggingkan senyum hangat padaku. "Hyun Bi sangat beruntung memiliki teman sepertimu Yoongi. Maafkan aku... Tapi aku berharap, kelak suata saat nanti, aku bisa memiliki menantu yang baik sepertimu."

Deg.

Senyumanku mendadak hilang dan tergantikan dengan ekspresi terkejut. Apa paman Lim sedang bercanda?

"Ayo kita keluar. Aku harus pulang. Hyun Bi juga pasti sudah menunggu lama di luar sana." Ucap paman Lim.

Aku pun mengangguk kaku dan melangkah keluar dari dapur bersama paman Lim. Ragaku memang berjalan mengikuti langkah paman Lim ke area taman belakang, tetapi tidak dengan pikiranku.

"Apakah ini lampu hijau untukku? Bahkan saat aku belum memilik perasaan lebih pada Hyun Bi, paman secara tidak langsung berharap agar aku jadi menantunya? Sekarang, aku harus senang atau sedih? Ah... Tidak. Tidak keduanya. Yang ada sekarang adalah... Aku bingung dan terkejut." -Min Yoongi.

<<<•••••••••>>>

"Dimana Hyun Bi?" Tanyaku pada semua member yang sedang duduk beristirahat di taman belakang. Mereka terlihat kelelahan karena membersihkan area taman itu.

𝐓𝐬𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫𝐞 - 𝐌𝐢𝐧 𝐘𝐨𝐨𝐧𝐠𝐢 [𝐄𝐍𝐃]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang