⟬⟭3.3⟬⟭

386 42 14
                                    

Sebelum atau sesudah membaca mohon untuk memberikan bintang dan komen manis ya💜🤗

Maafkan typo yang masih bertebaran juga alur dari ff ini yang belum sempurna :)

Happy Reading😽
.
.
.

Jimin terdiam melihat Hyun Bi dan Yoongi yang kini saling menatap. Menyalurkan kerinduan yang tersimpan selama lima tahun melalui tatapan sendu yang dipancarkan dari manik masing-masing. Namja itu melirik Hyun Bi yang sudah meneteskan air matanya.

Jimin tahu, Hyun Bi masih takut. Tetapi, ini sudah kehendak Tuhan. Tidak ada yang mampu menolak bahkan menghindarinya.

Tangan Jimin memegang pundak Hyun Bi, kemudian mendekat. "Selesaikanlah masalah kalian noona. Telfon aku jika terjadi sesuatu. Aku pergi dulu." Jimin beralih menatap Yoongi. "Hyung? Titip noona ya? Telfon aku jika kau butuh bantuan." Setelahnya, Jimin benar-benar pergi meninggalkan dua insan yang masih terjebak dalam tatapan itu.

Pun, Yoongi sudah tidak mampu membendung air matanya lagi kini keluar membasahi pipinya. Sungguh kerinduannya pada Hyun Bi selama lima tahun ini membuat Yoongi tersiksa setiap harinya. Saat ingin tidur, bayangan tentang kebersamaannya dengan Hyun Bi selalu melintas hingga membuatnya tidak bisa menutup matanya.

Ingin rasanya memeluk tubuh yeoja itu, tapi kakinya seolah membeku hingga tak mampu digerakan.

"A-apa kabar?" Yoongi akhirnya membuka suara setelah lama diam memandang wajah yeoja yang sangat ia rindukan.

"Aku- aku baik Yoon. K-kau sendiri?" Tanya Hyun Bi dengan nada gugup. Yoongi tersenyum tipis.

Tangannya tanpa aba-aba langsung bergerak menggenggam tangan Hyun Bi yang dingin. Diusapnya tangan itu dengan lembut. Tangan yang dulu selalu Yoongi genggam.

"Ikut denganku. Banyak yang ingin ku bicarakan, dan mendengar ceritamu." Ucap Yoongi.

"Tapi Yoon, a-anakku sendirian di—"

"Bi-ya? Jeball..."

Hyun Bi menatap mata Yoongi yang kembali berkaca-kaca.

"Apakah ini saatnya Tuhan? Kumohon berikan aku kekuatan." –Hyun Bi.

<<<••••••••••••>>>

Sisi lain. Jimin dengan kencang berlari menuju pintu apartemen sang adik. Dengan lincah, jari-jari imut namja bermarga park itu menari diatas tombol memasukan pin untuk membuka pintu apartemen Ana. Tak menunggu lama, suara 'ting  dari alat tersebut berbunyi. Menandakan bahwa pin yang dimasukan benar. Pintu pun terbuka.

Dengan nafas yang masih tersengal-tersengal akibat berlari. Jimin membuat Jungkook dan Ana yang sedang asik menonton menoleh menatapnya dengan bingung.

"Kau kenapa hyung? Apa Yeontan mengejarmu?"

Ana memberikan tatapan membunuh pada Jungkook karena masih saja bercanda saat keadaan sedang serius.

"Ada apa hyung? Dimana Hyun Bi?" Tanya Ana saat menyadari tidak adanya sosok Hyun Bi.

Jimin berjalan kemudian duduk di sofa yang kosong sembari mengatur nafasnya. Mengerti keadaan Jimin yang masih kelelahan Ana dan Jungkook memilih diam sambil menatap Jimin.

Merasa sudah baik, Jimin menatap kedua orang itu sejenak terus berganti mentapa Yoogi yang tertidur pulas dipangkuan Jungkook.

"Yoongi hyung..."

"Kenapa?" Kompak Jungkook dan Ana.

"Aku dan Hyun Bi bertemu dengannya di swalayan tadi."

"Hah?!" -Jungkook.

𝐓𝐬𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫𝐞 - 𝐌𝐢𝐧 𝐘𝐨𝐨𝐧𝐠𝐢 [𝐄𝐍𝐃]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang