Ketika diri merasakan kehilangan bukan berarti hidup ikut terhenti. Hanya saja mereka yang hilang telah berakhir menjadi bagian dalam kisah hidup selanjutnya.
_Yakin Masuk Surga?_
By:ghina alfajri
🍁🍁🍁
Melihat istrinya yang sedang asik membaca buku di ranjang Faisal merebahkan kepalanya di atas pangkuan Fatimah. Faisal menghadapkan kepalanya ke arah perut Fatimah yang semakin membuncit. Dengan sesekali dia menciumi perut sang istri.
"Dek, sehat-sehat terus ya di dalem, cepet keluar biar Abi ada temennya kalau lagi di cuekin Umi," tutur Faisal seolah berbicara kepada bayi dalam kandungan istrinya.
Usaha Faisal agar Fatimah memerhatikannya belum berhasil. Wanita itu masih tetap fokus pada buku di tangannya. Kini tangan Faisal mengelus lembut perut buncit Fatimah.
"Tuh kan, Umi masih aja cuekin Abi," gerutu Faisal.
Melihat Fatimah yang masih menghiraukannya Faisal beranjak dari tidurnya dan duduk di samping istrinya. Tangan Faisal memeluk tangan kiri Fatimah dan merebahkan kepalanya di pundak Fatimah.
Fatimah menoleh kearah kiri. Wajah suaminya yang sedang memejamkan mata memenuhi penglihatannya. Sadar jika suaminya itu sedang manja mode on Fatimah meletakkan buku bacaannya ke atas nakas. Tangan kanan Fatimah mengusap rambut suaminya lembut. Jika sisi manja suaminya itu muncul Fatimah akan mengeluarkan sisi keibuannya.
"Kenapa bayi besar ini cemberut gitu? Kalau cemberut nanti gantengnya ilang loh."
"Di telantarkan istri," jawab Faisal singkat.
"Ya ampun kasihan. Maafin istrinya, ya. Bawaan Dedek Bayi pengennya baca buku terus."
Faisal menyerah jika sudah membawa-bawa keinginan bayi. Dia membuka matanya dan menoleh ke arah Fatimah.
Tawa Fatimah pecah saat Faisal memanyunkan bibirnya. Dia tahu apa yang Faisal maksud tapi dia tidak tahan dengan kegemasan bayi besarnya itu.
Ponsel Faisal yang berada di nakas berdering.
"Ada yang telepon, Mas." Fatimah meraih ponsel milik Faisal yang berada di dekatnya dan menyerahkannya kepada sang suami.
Faisal menghembuskan napas kasar. Yang meneleponnya sungguh tidak tahu waktu. Karena itu dia menjadi gagal mendapat ciuman dari Fatimah.
"Kenapa Zidan malam-malam telepon?" ujar Faisal setelah melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
"Wa'alaikumussalam, kenapa Dan?" ucap Faisal setelah menerima panggilan.
"Astagfirullah."
Melihat mimik wajah Faisal yang berubah membuat Fatimah ikut merasa cemas.
"Kenapa, Mas?" tanya Fatimah setelah Faisal mengakhiri panggilan.
"Qonita masuk rumah sakit." Faisal bergegas bersiap-siap untuk segera melihat adiknya.
"Ya Allah, Qonita kenapa, Mas?"
"Mas belum tahu. Zidan belum bilang. Dia pun belum tahu kondisi Qonita karena masih di periksa oleh dokter."
"Aku ikut, Mas." Fatimah ikut beranjak dari duduknya.
"Kamu tunggu saja di rumah. Nanti Mas kabarin lagi bagaimana kondisi Qonita. Jangan beritahu Oma dulu. Kamu hati-hati di rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yakin Masuk Surga?
SpiritualKetika hati telah tersakiti oleh sosok laki-laki yang di anggap sebagai cinta pertama. Sulit rasanya untuk kembali menerima cinta yang lainnya. "Saya ingin bertanya satu hal. Apa di hati kamu masih ada ruang kosong untuk saya tempati?" Zidan merasak...