Bab 20

132 13 7
                                    

Izinkan dia untuk bisa berbahagia meskipun bukan denganku dia dapat merasakannya.

_Yakin Masuk Surga?_
By: ghina_alfajri


QONITA POV

Cahaya dari lampu menusuk indera penglihatanku saat kelopak mata mulai ku buka. Aku mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang cukup menyilaukan.

Retina mataku menangkap sosok laki-laki yang tengah tersenyum duduk di samping tubuhku. Membuatku beranjak dari tempatku terbaring. Aku sedikit tidak percaya dengan apa yang aku lihat saat ini. Benarkah yang di depanku ini Mas Zidan?

"Sudah bangun, Dek?" tanya Mas Zidan dengan senyuman yang terus menghiasi wajahnya.

"Mas Zidan?" kataku lirih.

"Iya Dek, ini Mas."

Tanganku terulur untuk menyentuh tangannya. Rasanya aku tidak menyangka Mas Zidan ada di hadapanku saat ini. Aku benar-benar bisa merasakannya ketika Mas Zidan menggenggam tanganku. Aku sangat bersyukur melihat Mas Zidan yang ternyata telah sadarkan diri.

"Mas Zidan baik-baik saja?" tanyaku.

Dia mengangguk. "Mas baik-baik saja, Dek."

Aku sangat bersyukur mendapati Mas Zidan yang terlihat sehat. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya karena mata Mas Zidan menatapku dengan begitu lekat. Namun entah kenapa rasanya aku ingin menangis mendapatkan tatapan seperti itu dari Mas Zidan.

"Kamu terlihat sangat cantik." ungkapnya tiba-tiba.

Blushhh!!!

Aku merasakan pipiku memanas setelah  mendengar pujian darinya. Apa yang terjadi dengan diriku?

"Kenapa wajahmu terlihat memerah?"

Dengan buru-buru aku menyentuh kedua pipiku. Kenapa bisa wajahku tiba-tiba memerah? Apa ini pertanda aku akan sakit atau ini di sebabkan oleh jantungku yang belum berdetak dengan normal?

Aku mengerutkan kening saat tiba-tiba Mas Zidan tertawa dengan renyah. Kenapa dia tertawa seperti itu? Apa ada yang salah dengan wajahku?

"Kenapa sih, Mas?" tanyaku dengan sedikit kesal.

"Kamu lucu."

"Lucu kenapa? Aku kan gak lagi ngelawak."

Aku terkejut saat Mas Zidan membingkai wajahku dengan kedua tangannya. Dia sudah berhenti tertawa dan menggantinya dengan senyuman. Untuk beberapa saat kami sama-sama terdiam. Saling mengunci pandangan. Menyelami dalamnya tatapan.

Mas Zidan menyentuh kelopak mataku.

"Matamu yang indah selalu membuatku terpesona."

Tangannya beralih menyentuh hidungku.

"Hidungmu yang elok selalu membuatku terpukau."

Lalu turun menyentuh bibirku.

"Bibirmu yang ranum selalu membuatku terpikat."

Aku masih mematung. Merasakan setiap sentuhan yang di berikan Mas Zidan.

"Kamu selalu berhasil membuatku jatuh cinta setiap harinya. Aku pasti akan sangat merindukanmu, bidadariku."

Kenapa Mas Zidan berkata seperti itu? Bagaimana Mas Zidan bisa merindukanku jika setiap hari kita selalu bertemu.

"Terimakasih sayang, kamu sudah setia berada di samping Mas. Tapi maaf Mas tidak bisa terus berada di sampingmu karena Mas harus segera pergi."

Yakin Masuk Surga?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang