Bab 3

2.7K 490 98
                                    

Sesungguhnya rezeki, jodoh dan maut diatur Allah sepenuhnya. Jika ingin yang terbaik maka bersungguh-sungguhlah dalam mendekatkan diri kepada-Nya.

_Yakin Masuk Surga_

By:ghina_alfajri

🍁🍁🍁

Pagi-pagi buta aku melajukan mobil menuju kantor. Aku sengaja pergi ke kantor sebelum Oma dan Opa berada di meja makan untuk sarapan. Sejak kemarin aku memang menghindari mereka.

Aku masih kesal kepada mereka yang memaksaku untuk menikah. Apa aku salah jika memutuskan untuk tidak menikah. Sungguh aku tidak ingin ada laki-laki asing memasuki hidupku.

Yang tidak habis ku pikir adalah mereka memintaku untuk menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak aku kenal. Dan laki-laki itu pun hanya diam mematung tanpa ada penolakan. Tentu saja dengan keras aku menolak.

Meskipun jam masuk kerja masih lama aku melajukan mobil dengan cukup cepat karena kendaraan masih cukup lenggang, jarang sekali aku mendapatkan jalanan ibu kota seperti ini di hari kerja. Namun entah datang dari mana asalnya tiba-tiba saja seorang pria paruh baya menyebrang membuatku refleks membanting stir ke kiri hingga sesuatu yang tidak di inginkan pun terjadi. Mobilku menabrak pohon yang berada di pinggir jalan. Dan kepalaku menghantam stir karena benturan yang cukup keras.

****

Seperti pagi-pagi sebelumnya, Zidan selalu mengantar ibunya ke pasar sebelum dia berangkat ke sekolah untuk mengajar. Wanita itu setiap pagi membuka warung nasi di depan rumahnya. Dan dia sangat beruntung karena mempunyai anak yang selalu membantu dan berbakti kepadanya. Meskipun sedari kecil dia hanya merawat anaknya itu seorang diri.

"Tidak ada yang lupa 'kan, Bu?" tanya Zidan kepada ibunya yang duduk di belakang jok motornya.

"Sudah, Nak. Semuanya sudah ibu beli," jawab Nur.

Sebuah mobil berwarna putih menyalip motornya dan melaju dengan cepat. Zidan beristigfar dalam hati karena hampir saja motornya tersenggol oleh mobil tersebut. Namun sesaat kemudian dia di buat tercengang atas peristiwa yang terjadi di depan matanya sendiri. Mobil itu hampir menabrak seorang kakek-kakek dan berakhir dengan menabrak pohon karena membanting stir.

Zidan dan ibunya mengucap istigfar bersamaan.

"Astagfirullah, Dan. Kenapa itu di depan?" ucap Nur.

Zidan menghentikan motornya di pinggir jalan. Dia berlari menghampiri pria paruh baya yang terduduk di jalanan. Sepertinya kakek itu terkejut dengan keberadaan mobil yang tiba-tiba melintas di depannya dan menyebabkan dia terjatuh.

"Ya Allah, apa ada yang luka, Kek?" tanya Zidan memastikan.

Kakek itu terlihat masih belum tersadar dari keterkejutannya. Dia diam mematung dengan napas yang baik turun.

"Biar Zidan bantu Kakek ke pinggir, ya?"

Tanpa menunggu jawaban Zidan membopong Kakek itu ke pinggir jalan.

"Zidan! Mobilnya berasap, Nak," kata Nur dengan berteriak.

Jalanan terlihat masih sepi. Hanya sesekali mobil melintas tapi tidak ada yang berhenti untuk membantu.

Yakin Masuk Surga?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang