Bab 9

1.4K 282 27
                                    

Sesulit apapun jalan yang harus di lalui menuju dirimu tetap akan aku telusuri. Karena mencintaimu dengan cara sendiri jauh lebih memuaskan hati.

_Yakin Masuk Surga?_

By:ghina_alfajri

🍁🍁🍁

Qonita melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya. Suasana hatinya sangatlah buruk pagi ini. Ada saja hal yang membuatnya kesal. Dia tidak menyangka akan di perlakukan seperti ini oleh keluarganya. Kenapa dia harus pindah ke rumah Zidan sedangkan kakaknya sendiri di larang untuk tidak pindah jauh-jauh. Di tambah lagi mobil yang dia beli seenaknya saja di jual. Memikirkan itu semakin saja membuat kepalanya berdenyut.

"Selamat pagi pengant...."

Qonita membekap mulut Maya yang baru saja duduk di sampingnya. Matanya menatap tajam ke arah sahabatnya itu.

"Aw!"

Qonita melepaskan bekapannya saat Maya meringis.

"Gue kan udah bilang jangan sampai orang kantor tau gue udah nikah," bisik Qonita penuh penekanan.

"Sorry, gue lupa."

Mata Qonita menyipit melihat sesuatu di sudut bibir Maya. Tangannya terulur menyentuh sudut bibir sahabatnya itu.

"Lo kenapa, May?"

"Gak papa, Ta."

"Om lo lagi?" tanya Qonita memastikan, "Gue 'kan udah bilang lebih baik lo laporin dia ke polisi. Dia udah keterlaluan mukulin lo seenaknya."

"Gue gak papa Qonita," kata Maya yang berusaha agar Qonita tidak tersulut emosi.

Qonita merasa geram sendiri. Bagaimana Maya membiarkan tindakan kasar yang di lakukan oleh pamannya. Bukan kali pertama Maya mendapat luka lebam di wajahnya namun wanita itu sulit sekali memberi pelajaran terhadap orang yang selalu menyakitinya. Maya selalu menutupi rasa sakitnya. Dia adalah orang yang selalu terlihat ceria di depan orang-orang tapi pada kenyataannya Maya menjadi orang lemah di hadapan keluarganya.

Saat ini Maya hanya memiliki keluarga dari pamannya saja. Sudah dari kecil Maya hidup tanpa kedua orang tua di sampingnya. Dari saat itu dia di urus oleh pamannya. Harta yang tinggalkan kedua orang tuanya kini menjadi sebab terjadinya pertikaian antara dia dan pamannya. Pamannya itu terus memaksa Maya untuk menyerahkan rumah yang Maya tinggali saat ini karena terlilit hutang. Bukannya Maya tidak mau membantu hanya rumah itu yang menjadi kenangan dia bersama orang tuanya. Aset lainnya telah dia serahkan kepada pamannya itu. Meskipun sedari dulu sering di perlakukan seperti itu tapi Maya tidak mau untuk menyerahkan kasusnya kepada polisi.

"Qonita!" Seorang pria berdiri di depan pintu kaca. Matanya menatap kearah Qonita.

"Ya, Pak." Qonita bangkit dari tempat duduknya.

"Tolong bawakan laporan keuangan bulan ini, saya tunggu di ruangan saya," perintah Rasyid, laki-laki yang menjabat sebagai CEO perusahaan. 

"Baik, Pak," kata Qonita patuh.

Walaupun di luar lingkungan kerja dia bisa bersikap kurang ramah terhadap Rasyid namun jika di tempat kerja dia akan bekerja dengan seprofesional mungkin.

****

Braakkk!!!

"Astagfirullahal'adzim," Zidan beristigfar saat seseorang tiba-tiba saja mengagetkannya dengan menggebrak meja kerjanya.

Sang pelaku kini hanya tertawa puas melihat Zidan yang terkejut.

"Pengantin baru, pagi-pagi jangan bengong. Serem nanti kalau ada yang lewat malah coba masuk," kata Reza di sela tawanya.

Yakin Masuk Surga?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang