Bab 2

3K 528 123
                                    

Bukan tanpa alasan aku selalu menolak untuk menikah, namun rasa sakit itu yang membuatku sangat enggan melakukannya.

_Yakin Masuk Surga?_

By:ghina_alfajri

🍁🍁🍁

Dengan lihai aku memoles wajahku dengan berbagai make up. Hari ini Bang Faisal akan menggelar acara tujuh bulanan untuk istrinya yang tengah mengandung. Acara pengajian yang akan dihadiri oleh ibu-ibu kompleks.

Setelah selesai memoles wajah aku mengenakan kerudung pashmina berwarna peach yang aku tata serapi mungkin di kepala. Di rumah sudah tidak ada orang karena Oma dan Opa sudah pergi lebih dulu ke rumah Bang Faisal begitu pun dengan Mbok Tuti yang dari kemarin dia membantu menyiapkan makanan yang akan di sajikan saat acara.

Aku berjalan menuju rumah Bang Faisal yang berada di sebelah rumah yang aku tinggali. Acara sudah di mulai. Aku memutuskan untuk masuk lewat pintu belakang melewati dapur. Beberapa orang terlihat sangat sibuk dengan mempersiapkan hidangan.

"Mbok, Oma dimana?" tanyaku pada Mbok Tuti.

"Di depan, Mbak. Lagi ikut pengajian."

Aku mengangguk. Lalu melangkahkan kakiku ke meja makan. Sepertinya di depan sudah penuh oleh ibu-ibu pengajian jadi aku memutuskan untuk duduk di meja makan saja.

Aku membuka ponsel untuk melihat-lihat sosial media. Selain aku bekerja di sebuah perusahaan aku pun sedikit-sedikit belajar untuk berjualan online. Aku menjual berbagai macam pakaian modis. Selain itu aku juga sering di bayar untuk melakukan endorse dari berbagai produk. Maka dari itu sosial media telah menjadi bagian dari hidupku. Meskipun pada awalnya Bang Faisal sangat menentang aku mengapload foto di media sosial. Namun aku tidak pernah mendengarkannya. 

"Qiyya!"

Aku menoleh saat namaku di panggil. Oma memberi isyarat dengan tangannya agar aku menghampiri beliau dan aku menurutinya.

"Bukannya ikut pengajian kenapa malah duduk di situ?" tanya Oma ketika aku telah berada di dekatnya.

"Tempatnya penuh jadi Qiyya duduk di situ."

Aku mengedarkan pandangan. Ternyata ibu-ibu pengajian sudah tidak ada. Sepertinya aku terlalu fokus dengan ponsel jadi tidak menyadari acara telah selesai.

"Sini, ikut Oma." Tanganku di tarik oleh Oma. Entah kemana Oma akan membawaku. Aku hanya mengikuti langkahnya.

Di depan sana Bang Faisal tengah mengobrol dengan laki-laki sebaya dengannya di temani oleh Mbak Fatimah di sampingnya.

"Nak Zidan, sudah makan belum?" tanya Oma kepada laki-laki yang bersama dengan Bang Faisal.

Oma kembali menarik tanganku untuk duduk di atas karpet tepat sampingnya.

"Alhamdulillah sudah, Oma," jawab laki-laki tersebut seraya melempar senyum.

Tunggu... Tunggu... Wajahnya seperti tidak asing bagiku.

"Ohya, Nak Zidan kenalkan ini cucu perempuan Oma, adiknya Faisal. Namanya Qonita Taqiyya Mafaza." Dia mengantupkan tangan di depan dada namun tak membuat aku bereaksi.

Yakin Masuk Surga?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang