Bab 22

98 7 7
                                    

Warning ⚠️⚠️⚠️
Tinggalkan jejak disini dengan cara vote dan komen sebagai bentuk menghargai tulisan ini. Jangan mau jadi silent reader. Karena vote dan komen itu gratis kok :)

🕊️🕊️🕊️

Janganlah Engkau ambil dia. Belum ada kebaikan yang aku lakukan untuknya. Sungguh aku ingin dia terus berada di sampingku. Aku mohon... berikan aku kesempatan. Aku akan memperlakukannya dengan baik jika Engkau memberiku kesempatan itu.

_Yakin Masuk Surga?_

By: ghina_alfajri

🕊️🕊️🕊️

Dengan ragu Fatimah melirik Faisal yang tengah menonton berita di televisi. Dia menggigit bibir bawahnya, ingin meminta sesuatu kepada Faisal, tapi dia tidak berani untuk mengatakannya. Fatimah yakin Faisal tidak akan pernah mau mengabulkan apa yang saat ini menjadi keinginannya.

Merasa sedang di perhatikan Faisal menengok ke samping kirinya, dan benar saja Fatimah tengah memandangnya dengan memasang wajah memelas. Seketika Faisal mendekati istrinya itu.

"Kenapa, Sayang?" tanya Faisal.

"Mas..." panggil Fatimah.

"Iya, ada apa Sayang?" Faisal kembali bertanya.

"Bolehkah aku meminta sesuatu?" ucap Fatimah ragu-ragu.

"Tentu saja, katakan kepadaku apa yang menjadi keinginanmu?"

"Tapi sepertinya Mas tidak akan mau mengabulkan keinginanku."

Faisal mengerutkan keningnya. "Memangnya kamu ingin apa dariku? Apa itu sesuatu hal yang mustahil untuk aku lakukan?"

Fatimah terdiam. Sebenarnya itu bukan sesuatu yang mustahil untuk Faisal lakukan, hanya saja Faisal sangat tidak menyukainya.

"Kenapa diam? Katakanlah dulu."

Fatimah menarik napas lalu menunjukkan sesuatu di layar handphone nya kepada Faisal. "Aku ingin ini, Mas."

"Durian?" kata Faisal setelah melihat konten foodvloger yang sedang memakan durian. "Bukannya ibu hamil tidak boleh mengkonsumsi durian?" Durian adalah buah yang paling disukai Fatimah. Sebelum hamil wanita itu sangat sering mengkonsumsi buah tersebut, satu buah bisa dia habiskan sendiri dalam satu waktu. Berbanding terbalik dengan Faisal, durian adalah buah yang paling dia benci. Dengan mencium aromanya saja sudah membuat laki-laki itu mual bahkan sampai muntah. Bukan hanya dalam bentuk buah tapi makanan dan minuman yang berasa durian pun dia tidak suka.

"Boleh, Mas. Asal tidak berlebihan dan tidak terlalu sering. Tapi —" Fatimah diam sejenak. "Aku tidak ingin makan durian. Aku mau melihat Mas Faisal yang memakannya."

Mata Faisal membulat sempurna. Bagaimana bisa dia memakan durian. Apa Fatimah ingin melihatnya tersiksa dengan memakan buah itu.

Faisal menggeleng. Tentu saja dia akan menolak untuk memakannya.

"Mas, mau ya?" bujuk Fatimah dengan memasang tatapan puppy eyes. Agar Faisal luluh dan menuruti keinginannya.

"Gak bisa, Sayang. Yang lain saja ya?" tawar Faisal.

"Gak mau, Mas. Aku pengennya liat kamu makan durian, bukan yang lain." Fatimah semakin merengek.

"Tapi Sayang, Mas gak bisa."

"Mas bisa kok kalau Mas mau. Ini permintaan anak kita loh, Mas." Fatimah menyentuh permukaan perutnya yang semakin membesar.

Faisal membelai perut Fatimah dengan lembut. "Kita makan yang lain saja ya Sayang," ucap Faisal sebelum mencium perut istrinya. Dia benar-benar tidak bisa memakan durian. Membayangkannya saja sudah membuat perutnya bergejolak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yakin Masuk Surga?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang