Dukung cerita ini dengan komen yang banyak ya 😆
Siapa nih yang kesel aku gantungin? 😄
Happy reading 💙
🍁🍁🍁
"Ta, sebenernya gue...."
Suara dering ponsel Qonita terdengar membuat Angga menggantung ucapannya.
"Selamat malam, dengan Ibu Qonita?" Suara di sebrang sana
"Iya Pak dengan saya sendiri."
"Kami dari pihak kepolisian ingin memberitahukan hasil dari otopsi saudari Maya. Tim forensik mendapatkan hasil jika penyebab dari kematian saudari Maya adalah karena kehabisan oksigen. Namun dari ciri-ciri yang di temukan bukan akibat gantung diri jadi kemungkinan korban tewas akibat di bunuh."
Tangan Qonita bergetar hebat. Ternyata perkiraan dia selama ini memang benar. Sahabatnya itu meninggal akibat di bunuh. Jantungnya berdetak dengan cepat saat mendengarkan penjelasan dari polisi.
"Dan juga tim forensik menemukan adanya tindak pemerkosaan sebelum pembunuhan di lakukan."
Air mata yang Qonita tahan tidak di bendung lagi, cairan itu jatuh menyusuri pipi Qonita. Dadanya terasa sesak membayangkan hal buruk yang telah di alami oleh sahabatnya itu.
"Terdapat juga luka memar di tubuh korban. Kami juga menemukan sisa potongan tali di dalam kamar mandi korban yang terdapat bercak darah. Kemungkinan itu darah milik pelaku karena DNA nya berbeda dengan milik korban. Saat ini kami sedang mencari siapa pelaku dari pembunuhan saudari Maya."
"Terimakasih atas informasinya, Pak. Tolong beritahu saya jika pembunuhnya telah tertangkap. Beri dia hukuman seberat mungkin." ucap Qonita dengan suara bergetar.
Qonita menenggelamkan wajahnya di antara lengannya yang terlengkup di atas meja. Tangisnya kembali pecah. Dia tidak menyangka sahabatnya pergi dengan cara seperti itu. Siapa yang tega melakukan itu pada Maya.
"Ta!" panggil Angga dengan lirih, sedikit banyak dia mendengar percakapan Maya dengan seorang polisi, "Maafin gue."
Qonita mengangkat kepalanya.
"Maaf soal?"
"Maaf, gue gak sengaja ngelakuin itu sama Maya."
Qonita mengerutkan keningnya bingung, "Apa yang lo lakuin sama Maya? Jangan bilang lo yang...." Qonita menggantung kata-katanya. Dia merasa berat untuk bertanya apa Angga yang berada di balik pembunuhannya Maya.
Perlahan Angga menganggukkan kepalanya.
Mata Qonita membulat sempurna. Detik selanjutnya Dia berdiri dan langsung memberikan bogem mentah di wajah Angga hingga laki-laki itu tersungkur. Tenaga Qonita memang cukup kuat karena dia pernah melakukan latihan bela diri. Tidak merasa puas dengan itu Qonita memukuli Angga terus menerus. Angga pasrah dengan apa yang Qonita lakukan. Dia merasa memang pantas di perlakukan seperti itu. Situasi berubah menjadi mencekam. Orang di sekitar mereka terperangah melihat kejadian di hadapan mereka.
"BAJING*AN! APA YANG LO LAKUIN SAMA MAYA BRENGS*K," maki Qonita. Amarahnya sudah benar-benar memuncak. Dia sungguh tidak menyangka jika orang yang melakukan hal setega itu adalah orang yang sangat Maya cintai. Qonita tahu meskipun terkadang Maya bersikap centil kepada laki-laki lain tapi laki-laki yang sangat Maya cintai adalah Angga. Begitu pun dengan Angga, dia terlihat begitu mencintai Maya.
"Gue gak sengaja, Ta." Mendengar Angga melakukan pembelaan diri membuat Qonita semakin geram.
"GAK SENGAJA LO BILANG? APA KETIDAKSENGAJAAN LO ITU BISA BUAT MAYA HIDUP LAGI BRENGS*EK?" Saat ini perasaan Qonita campur aduk. Rasa sedih dan marah membuat wanita itu tidak terkendali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yakin Masuk Surga?
SpiritualKetika hati telah tersakiti oleh sosok laki-laki yang di anggap sebagai cinta pertama. Sulit rasanya untuk kembali menerima cinta yang lainnya. "Saya ingin bertanya satu hal. Apa di hati kamu masih ada ruang kosong untuk saya tempati?" Zidan merasak...