Bab 03 - Not Psycho

380 55 35
                                    

[ Happy reading ]

Pagi ini langit terlihat sangat cerah, burung-burung berkicau dengan merdu. Tanpa malu-malu matahari pun sudah muncul dan masuk menerobos ke dalam kamar Leticia yang masih bergelung di bawah selimutnya.

Tok

Tok

Tok

"Nona Leticia, bangun nona!"

Tidurnya mulai terusik ketika mendengar gedoran keras di pintu kamarnya. Leticia mau tidak mau membuka pintu tersebut dan terlihat seorang pelayan istana yang terlihat sangat panik.

"Ada apa?"

"Nona Viona, ditemukan sudah tak bernyawa di kamarnya, nona."

Leticia yang mendengarnya pun segera bergegas menuju kamar Viona yang berada di lantai bawah. Leticia memekik kencang begitu melihat keadaan Viona yang sudah pucat dan berlumur darah. Lantai, gaun tidur bahkan gorden yang semalam Viona sibak, semuanya sudah terkena darah kental Viona.

Olivia sedang menangis histeris dipelukan Keylard, sedangkan Gevariel yang segera datang saat diberi kabar tentang kematian Viona pun sedang memangku jasad wanita yang sangat dicintainya itu.

Leticia berjalan perlahan menghampiri jasad kakak perempuannya, Leticia meringis ketika semakin mendekat ia semakin melihat luka tusuk dan sayatan yang terdapat di dada Viona.

Ia tidak ingin menangis, tapi pada akhirnya tangisnya pecah begitu mengingat semalam Viona masih baik-baik saja, bahkan Leticia masih bisa memeluk tubuh ringkih tersebut.

Melihat Leticia yang menangis cukup histeris, Olivia pun bangkit dari pelukan suaminya dan menghampiri Leticia. Bukan nya dihibur atau semacamnya, Olivia malah menarik dan memukuli Leticia dihadapan Gevariel dan jasad Viona.

"Ini pasti karena ulah kamu kan?! Viona pasti meninggal gara-gara kamu."

"Apa salahku, Ibu?" Leticia sungguh sangat tak mengerti dengan jalan pikiran Olivia. Sedari kecil jika Viona terluka, walau hanya seujung jari, wanita itu pasti akan menyalahkan Leticia.

"Jangan panggil aku Ibu! Aku bahkan tak sudi memiliki anak seperti kamu." Olivia dipapah oleh Keylard untuk segera meninggalkan kamar tersebut, karena emosinya sangat tidak stabil.

"Dasar psycho!" desis Olivia sebelum benar-benar meninggalkan ruangan tersebut.

Leticia yang masih tinggal pun menangis mendengar ucapan Olivia. Sedangkan Gevariel yang masih berada disitu pun akhirnya merasa iba dengan calon adik iparnya tersebut, padahal yang ia tau Leticia memang orang yang sangat baik walaupun sifatnya lebih tertutup dan cenderung tak dimengerti oleh banyak orang.

"Aku bukan psycho!" Leticia menggeram sambil meremas ujung gaun tidurnya yang masih ia kenakan.

"Ya, kau memang bukan psycho, Leticia. Tidak usah kau pikirkan perkataan Ibumu, beliau hanya merasa terpukul atas kejadian ini," ucap Gevariel dengan tenang, walau tak dipungkiri ia pun sama terpukulnya dengan Olivia.

"Kembalilah ke kamarmu dan bersiap untuk pemakaman Viona."

***

Leticia menatap kosong peti mati yang di dalamnya terdapat jasad Viona yang siap untuk dimakamkan. Siang ini seluruh keluarga, sahabat dan pelayan istana sedang memberikan penghormatan terakhir untuk Viona sebagai seorang putri untuk yang terakhir kalinya.

"Semoga tenang bersama Tuhan, Viona sayang," ucap Leticia lalu pergi meninggalkan area pemakaman Viona. Ia lebih memilih untuk kembali ke istana dan mengurung diri di kamarnya sendiri.

Leticia menatap dirinya di cermin berukuran besar di kamarnya, keadaannya terlihat sangat kacau dengan raut wajah yang terlihat menyedihkan. Setelah melihat pantulan dirinya sendiri, Leticia tiba-tiba menangis dengan posisi duduk dan menyembunyikan wajahnya di atas lutut. Perasaannya tak bisa dideskripsikan, ia kecewa, sedih tapi juga bahagia?

Dan setelah hari kematian Viona, kehidupan Leticia dan semua orang tetap berlanjut seperti biasanya, walau tak bisa dipungkiri rasa kehilangan Viona masih menggerogoti diri mereka masing-masing, terutama Gevariel.

Sudah lima hari pasca kepergian Viona. Sore hari ini Leticia sedang berjalan-jalan di taman yang biasa ia kunjungi. Daun-daun kering pohon maple masih berguguran dengan indah, karena musim gugur belum berakhir.

Leticia duduk di bangku kayu yang cukup untuk diduduki oleh tiga orang. Mata indahnya menyusuri taman, menelisik seluruh penjuru tempat favoritnya. Tak lupa suara musik yang mengalun dari walkman kesayangannya itu mengalun dengan sangat indah di telinga Leticia.

"Gevariel!" Leticia meneriaki nama Gevariel saat melihat pria itu sedang berdiri di tempat terakhir ia melihatnya bersama Viona.

Gevariel menoleh dan ia terlihat sedang berusaha menyembunyikan sesuatu di belakangnya, "Leticia, kamu sedang apa disini?"

Leticia tersenyum sumringah, saat melihat wajah orang yang sangat dicintainya, suasana hati gadis itu langsung naik berkali-kali lipat.

"Aku hanya sedang berjalan-jalan, bagaimana denganmu? Apa yang kamu lakukan disini?"

Gevariel diam tak menjawab. Keterdiaman pria itu membuat Leticia curiga, terlebih ia melihat Gevariel terlihat gugup saat Leticia menghampirinya. Leticia memperhatikan dengan cermat wajah Gevariel, lalu matanya tak sengaja menangkap benda yang pria itu sembunyikan dibalik tubuhnya.

"Apa ini?" Leticia merampas benda yang Gevariel sembunyikan dan ternyata benda itu adalah botol obat yang ia tau apa kegunaannya. Gevariel terkejut dan tak sempat untuk mengelak.

Leticia menatap Gevariel tak percaya, "Nembutal? Kamu ingin mengakhiri hidupmu sendiri?! Apa kamu sudah gila, Gevariel?"

Gevariel diam.

"Jawab aku Gevariel!"

"Ya. Aku memang sudah gila! Aku kehilangan gadis yang sangat kucintai, bagaimana aku tidak gila?" Gevariel mengacak rambutnya, ia terlihat sangat frustasi.

Pria itu sangat mencintai kakaknya, bahkan setelah kakaknya tiada. Leticia menutup mulutnya tak menyangka, secinta itukah Gevariel kepada Viona, sampai-sampai pria itu rela mengakhiri hidupnya hanya karena kehilangan Viona?

"Apakah kamu sangat mencintai Viona?"

"Ya. Aku sangat mencintainya."

To be continued. . .

Hai aku balik lagi xixi. Gimana-gimana chapter kali ini? Seru kah? Bosenin kah? Yuk comment dong, dan kasih alasan nya hehe. Yang mau kritik dan saran juga boleh, aku persilahkan kok😆

Btw for your information aja, Nembutal satu jenis obat di Prancis yang sering banget dipake buat bunuh diri, ini aku searching di mbah google wkwk, cmiww😁

Btw jangan lupa vote dan comment nya guys! See u next chapter~

Alter Ego [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang