08. Sesuatu

485 109 5
                                    

Rumah Jaehwan mencampurkan desain minimalis modern dan American classic. Percampuran kedua desain yang berhasil membuat suasana interior rumah terlihat segar, unik, dan estetik. Tampak sangat modern dengan lampu terang dan dinding kaca yang menyuguhkan pemandangan taman buatan sekitaran rumah.

Malam di musim semi membalut bumi Seoul. Gemintang menghias laman hitam langit. Tampak di dalam ruang keluarga rumah, Jaehwan dan Uzma tengah berkutat dengan ponselnya masing-masing di sebuah sofa, berhadapan tersekat meja.

'Aku semakin berpurat-putar dalam labirin itu, Helwa-ya. Kian terjebak.'

Uzma menekan tulisan "kirim" pada pojok kiri kolom pesan Instagramnya dengan Helwa.

Pesan itu cepat terbaca, lalu muncul pesan balasan.

'Aku paham apa yang kau rasakan. Aku juga perempuan yang mengingankan jalan cerita dengan konsep yang sama seperti yang kau harapkan. Tidak apa-apa, mungkin belum sekarang, besok, atau lusa, di waktu yang tepat, dia akan berubah. Kau hebat sudah bertahan sampai saat ini, Uzma-ya. Aku yakin, kesabaranmu tidak akan pernah sia-sia.'

Uzma meneguk ludahnya seraya menatap khidmat ponselnya yang berada di sebelah tangan. Helwa benar. Mungkin belum sekarang Jaehwan bisa berubah, besok, atau lusa, di waktu yang tepat, suaminya bisa berubah sesuai yang dirinya harapankan. Kesabarannya tidak pernah akan sia-sia.

'Hwaiting!'

Uzma tersenyum mendapat satu pesan susulan dari Helwa itu.

'Gomawo.' Ketiknya cepat.

Setelah melayangkan pesan balasan, Uzma beralih dalam serebrum yang menyimpan momen bersama ibu mertuanya tiga bulan lalu. Permohonan Nyonya Noura saat dirinya dan Jaehwan berkunjung ke Busan. Permohonan perihal perlahan-lahan memberi pengertian baik pada Jaehwan, mengubah Jaehwan, agar melakukan lagi kewajibannya sebagai sosok muslim dengan baik.

Setelah menjadi idol, Jaehwan memang mulai berani menyimpang aturan agama sedikit demi sedikit; mulai dari menunda-nunda salat karena malas hingga tak melaksanakannya, bersentuhan dengan wanita yang bukan mahramnya yang sudah menjadi sangat kebiasaan, dan lain halnya. Nyonya Noura menginginkan Jaehwan bisa berubah perlahan-perlahan sikap tidak baik seperti itu sekalipun menjadi idol, tak ada alasan lain ini-itu apalagi perihal tuntunan karir yang kerap anaknya alasankan.

Uzma kian resah, pasalnya dengan cara bagaimana bisa merubah Jaehwan ke arah itu, sekalipun dirinya pula sangat mengharapkan diri Jaehwan berubah demikian. Ia selama ini pula sudah membuat usaha perlahan-lahan menasihati Jaehwan secara lembut; seperti mensihati agar Jaehwan yang kerap pulang hampir tengah malam melaksanakan salat isha dulu sebelum tidur agar tidak kebablasan.

'Salat isha dulu ya, sebelum tidur, Yeobo. Biar pulas tidurnya, tidak aku bangunkan lagi hingga subuh.'

Kadang Jaehwan mengindahkan nasihat Uzma, terseok-seok melaksanakannya. Namun, tak jarang juga beralasan lain.

'Nanti saja, Yeobo. Saat kau bangun salat tahajud, bangunkan aku ya? Aku lelah sekali. Ingin segara terlelap.'

Jika sudah demikian, Uzma hanya bisa mengindahkan dengan berat hati. Jaehwan gesit bebersih diri sebentar ke kamar mandi, lalu tidur. Sudah bisa diprediksi Jaehwan akan lalai salat isha.

'Bangun, kau belum salat isha, Yeobo.'

Jaehwan palingan hanya bergerak mengganti posisi tidur. Uzma beristighfar dalam benaknya.

Baru mencoba merubah satu kebiasaan buruk Jaehwan perihal agar utuh salat lima waktu, Uzma masih belum berhasil. Sulit sekali mengubah kebiasaan buruk suaminya, membentuk pola baru, belum yang lain. Ia bingung mencari cara bagaimana mengubah Jaehwan, ia sudah menasihatinya, mengingatkan agar mau istiqomah dalam satu rubahan pola ini dengan lembut, tapi kerap tak berhasil.

KontrasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang