31. Kontras

297 102 12
                                    

"Pemilik akun Helwa adalah aku. Helwa hanyalah fiksi yang kubuat ...," jawab Jaehwan dengan dadanya ngilu sebab merasa bersalah berlebihan. Air mukanya semakin keruh rikuh.

"Mianhae, jeongmal mianhae ...," sambungannya sembari meraih sebelah tangan Uzma yang memegang ponsel miliknya, digenggamnya dengan kedua tangan.

Antara percaya atau tidak, memang beginilah adanya, Helwa hanya fiksi. Namun, bisakah bebal berandai jika suaminya kini sedang membual, sekedar prank saja? Uzma putus asa.

"Jadi perempuan kemarin itu siapa?" Akhirnya Uzma membuka suara untuk mencari pembenaran lebih.

"Dia adalah Jieun, kerabatku dari pihak ayah. Mianhae, jeongmal mianhae ...."

Harapan yang sempat singgah, hilang sudah, menyisakan pemahaman kuat bahwa Helwa sungguh fiksi. Uzma terpukul sekali. Tatapan matanya pada Jaehwan ia jatuhkan. Genggaman tangan Jaehwan ia paksa urai. Ia kecewa. Teramat kecewa kenapa Jaehwan mempermainkannya selama ini.

Jaehwan tersentak. Menatap nelangsa kedua tangannya yang disibak Uzma. Hatinya patah akibat ulahnya sendiri, menyisakan kata seharusnya dan andai untuk mengeluh; seharusnya dulu saat awal menikah, ia jujur seperti rencananya di awal dan andai dulu dirinya tidak sepenasaran itu pada Uzma, ia tidak akan pernah membuat akun Helwa.

"Apa motifmu menciptakan Helwa? Dan berarti, jika begitu bukankah kau sudah mengenalku dari dulu?" selidik Uzma, mendongak, menatap Jaehwan masygul.

Membisu sejenak, memilih mengamat bola mata cokelat kehitaman Uzma yang kentara kecewa. Merutuki dirinya perihal kenapa tidak mengikuti saran ayahnya untuk jujur saat awal menikah, yang mungkin akan bisa dijelaskan lebih baik daripada kini, dan mungkin juga kemarahan Uzma tidak akan sehebat sekarang. Namun, bisa apa sekarang, semua sudah tertinggal jauh di belakang.

"Motifnya simpel, aku hanya ingin mengenalmu setelah dulu Umma mengatakan akan menjodohkanku denganmu. Namun, saat aku hendak jujur padamu di awal kita menikah kemarin, aku justru terjebak keadaan oleh pesan pilumu pada Helwa, bahwa kau tidak menyukai pernikahan ini. Aku memutuskan menanggalkan untuk jujur, menjaga rahasia Helwa untuk lebih bisa memahami perasaanmu padaku ...."

***

Jaehwan akhirnya membuka semua kedoknya pada Uzma.

Semua berawal dari Nyonya Noura saat menasihati ulang Jaehwan di tahun awal debut dengan Dazzle. Menasihati bahwa kehidupan idol tidaklah mudah. Bukan tidak mudah di letak menjadi idol yang selalu dituntut tampil sempurna atau aktivitas padat yang melelahkan. Bukan. Namun, ini terletak di tidaklah mudah untuk menyeleraskan gaya hidup sebagai sosok Muslim yang seharusnya.

Hidup sebagai kaum minoritas menjadi sosok Muslim di Korsel saja sudah cukup sulit, apalagi ditambah dengan kehidupan idol yang jelas sekali banyak jauh dari gaya hidup sosok Muslim, ini jelas lebih sulit lagi. Jujur, Nyonya Noura berat sekali melepaskan Jaehwan menjadi sosok idol, tetapi pada akhirnya ia kalah dengan cita-cita Jaehwan yang menggebu-gebu karena kecintaannya pada musik sejak dini.

Jaehwan adalah anak satu-satunya Nyonya Noura yang Muslim, ia jelaslah mengingkan Jaehwan menjadi Muslim yang saleh. Jaehwan adalah harapan satu-satunya untuk kini, esok, lusa, bahkan hingga mati nanti, untuk mengalirinya pahala dengan doa. Sungguh, ia tak mau merugi lagi, setelah Yoon Ah memilih segaris iman dengan ayahnya, ia sudah terguncang hebat, merasa gagal mendidik anak. Ia khawatir, ia amat takut, bahwa ia juga akan merugi lagi nanti jika Jaehwan ... mungkin tidak menjadi murtad dan jangan sampai, tetapi ... bisa jadi sedikit demi sedikit kekurangan identitas dirinya sebagai sosok Muslim, itulah mengapa pada akhirnya ia memohon kepada Bu Qod untuk menjodohkan Uzma dengan Jaehwan di masa depan.

KontrasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang