"Tapi aku tidak mau kau menjawabnya sekarang. Aku akan memberikanmu waktu untuk berpikir hingga menjelang hari ulang tahunku tiba. Aku akan pergi sejenak darimu untuk kau bisa leluasa mencerna kemauanmu, memilih tinggal bersamaku atau pergi. Jangan pedulikan aku, jangan melas padaku. Pedulikanlah dirimu dari sekarang, kau pasti tahu apa yang terbaik untukmu, maka putuskanlah apa yang menjadi terbaik untukmu itu. Apa pun itu, aku tidak akan mengelak lagi, aku tidak akan menahanmu lagi, jika pada akhirnya kau memilih pergi ...."
"...."
"Jaga kesehatanmu dan jangan lupa minum air putih yang cukup, Uzma-ya."
Suara bass ini menggaung di pikiran Uzma. Sudah sehari Jaehwan pergi dari rumah. Dan itu adalah kata-kata terakhir Jaehwan sebelum pergi dari rumah setelah lelaki itu dengan putus asa memberikan pertanyaan perihal apakah sebaiknya berpisah saja.
Pikiran Uzma semrawutan sekali. Ia tidak bisa lengah dengan pikiran-pikiran tentang Jaehwan sekalipun suaminya itu menyuruhnya agar tidak usah memikirkannya, agar dirinya bisa leluasa memutuskan sesuatu yang sungguh benar menjadi keinginan pribadinya.
Oh, sebenarnya apa yang diinginkannya kini? Apa yang harus dirinya putuskan? Uzma masih bingung.
Dulu, saat awal menikah, Uzma memang merasakan benci pernikahan ini, bahkan sempat curhat pada Helwa bahwa ingin berpisah dengan Jaehwan karena Jaehwan bukanlah sosok suami yang dirinya idamkan. Dulu, Uzma cukup terpukul dengan takdir perihal kenyataan mamanya malah memilih Jaehwan sebagai menantunya, di saat dulu bahkan ada beberapa lelaki yang tampak lebih baik--secara ketaatan agama--datang meminang.
Jaehwan memang idola Uzma, tetapi bukan berarti Jaehwan adalah tipe lelaki idaman Uzma menjadi sosok suami, sebab Jaehwan hanyalah sebatas idola dalam kesenangan duniawi belaka. Sosok lelaki yang menjadi kriteria suami idaman Uzma sangatlah simpel; lelaki baik yang bisa menuntunnya lebih dekat ke arah-Nya.
Uzma mendesah. Niat awal membuka laptop untuk mengetik cerita lanjutan Wardah dan Aybars gagal sudah. Ia pun pasrah log out dari akun menulis online-nya, menutup laptop. Memilih meraih segelas air putih di meja, menenggaknya. Pikirannya pun merambah lagi pada Jaehwan tatkala cairan bening itu membasahi tenggorokannya, menostalgia bagaimana lelaki itu banyak mengingat untuk dirinya minum air putih yang cukup hingga akhirnya bisa melakukan hal ini.
Air putih di gelas kaca yang dipegang Uzma habis, menaruhnya ke meja lagi dengan kedua matanya memanas.
"Maumu apa, Uzma?" tanya Uzma dengan lirih pada diri sendiri. Menatap wajahnya di gelas kaca yang barusan ditaruhnya ke meja itu.
"Kau ini rumit, ya?" lanjutnya. Air matanya sudah berlinang.
"Apa yang kau inginkan sekarang, tetep tinggal sama dia atau pergi ngejauhin dia, hmm?"
"Sekarang kau sebenernya cinta sama Yusuf-mu nggak, walau secara tak sempurna? Kalau iya, apa cinta saja cukup buat meneruskan hubungan ini? Bagaimana perasaan Mama kalau kamu pisah? Juga perasaan ibu mertua yang sayang banget sama dirimu, mengharap banyak padamu buat kebaikan Yusuf?"
Air mata Uzma semakin menganak liar di pipi. Dadanya sesak. Ia bingung. Amat bingung.
***
Jaehwan sedang mendengar deresan al-Qur'an Zahid di ruang musala rumah Zahid. Mendengarnya khidmat sembari duduk bersila di atas sajadah, di belakang Zahid yang barusan menjadi imam salat ashar.
Jaehwan sadar dari dulu, bahwa ia sudah semakin menjauh dari-Nya dari waktu ke waktu. Berawal dari satu lalai ke lalai lain, menjadi suatu kebiasaan, menjadi hal lumrah baginya dan tak peduli lagi apa itu dosa. Dulu, bahkan tangannya tak pernah berani menyentuh wanita bukan mahram. Dulu, bahkan salat lima waktunya selalu utuh. Dulu, bahkan dirinya rajin membaca al-Quran dan shalawat. Dan dulu, bahkan dirinya tidak pernah membiarkan arak masuk ke mulut dan mengalir ke tenggorokannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/253387061-288-k542585.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontras
RomanceIdol K-Pop beragama Islam? Ahn Yusuf Jaehwan mampu bertahan dalam kekontrasan hidupnya. Namun, seiring dengan popularitasnya yang naik bersama boygrup Dazzle, membuat dia kerap lalai akan aturan agama. Hingga takdir mempertemukannya dengan Rosymin...