Kontras

01. Gadis Berhijab Nude

Memasuki pertengahan bulan September, Negeri Gingseng yang memiliki empat siklus musim ini masih dimanjakan oleh musim gugur. Di mana kelembapan udara menurun, sehingga tampak kering. Diwarnai sedikit curah hujan. Pepohonan maple dan ginko mulai meranggas dengan daunnya yang berubah warna menjadi kuning dan merah berjatuhan, membuat keestetikan alam di bawah langit biru jernih dengan sedikit awan.

Saat ini liburan Chuseok. Di mana liburan seperti lebaran jika di Indonesia; berkumpul dengan keluarga atau teman-teman, banyak makanan karena sedang musim panen yang melimpah, hingga mengunjungi makam para leluhur.

Namun, semua itu tidak berlaku bagi Rosymina Uzma, sosok gadis muslimah berhijab dari Indonesia yang rela merantau jauh untuk mengenyam ilmu di Ehwa Womans University, Seoul, Korsel. Bersama bebarapa teman seperantauan, gadis itu memilih mengisi liburan Chuseok untuk pergi ke Istana Gyeongbokgung. Selain memang destinasi wisata yang menarik, tempat wisata seperti istana-istana ini tiket masuknya digratiskan ketika libur Chuseok.

Seperti siang ini, setelah puas berkeliling dan lelah dari berwisata di Istana Gyeongbokgung, Uzma dan temannya bisa lebih irit uang saku dan menggunakan untuk keperluan lain, mampir ke restoran bulgogi halal terkenal di Distrik Jung-gu yang biasanya menjadi langganan salah satu idol K-Pop papan atas, Ahn Yusuf Jaehwan.

Restoran bulgogi halal itu menggunakan konsep interior retro. Sangat nyaman dan instagramable. Pula menyediakan tempat salat. Sangat ramah lingkungan buat para Muslim yang singgah.

Waktu salat dzuhur tiba, setelah memesan bulgogi dan teh lemon, Uzma memilih untuk salat dzuhur dahulu.

Tak berselang 10 menit, Uzma sudah selesai salat. Ia keluar dari musala restoran yang tampak sepi. Wajahnya ia tundukan dengan kedua tangan sibuk mengambil kaca mata di sling bag. Hingga sesaat lalu dirinya terkejut ketika seseorang yang berjalan berlainan arah dengan fokus ke arah ponsel di tangannya, menabrak tubuhnya. Tidak begitu keras, tapi berhasil melemparkan kaca matanya yang barusan sudah berhasil diambilnya.

Akibat laku kejut tertabrak itu, Uzma sempat menetralkan deguban jantung yang mendadak rancu, lalu berjongkok untuk meraih kaca matanya yang terlempar bebas ke lantai pualam. Sebelah jemari tangannya yang tak memegang sling bag yang belum ia selempang, meraba-raba lantai pualam. Netranya menyipit untuk menjelikan penglihatannya yang buruk.

"Joesonghamnida ...." Suara bass Si Penabrak yang secara otomatis ikut berjongkok itu meraut rikuh. Terbungkam lebih terkejut ketika mendapati wajah gadis di hadapannya dengan balutan hijab warna nude. Lalu menyempatkan menaruh ponselnya ke kemeja yang dikenakan.

"Gwaenchanha ...." Mengambang. Keningnya berkerut, memikirkan sesuatu. "Agassi?" lanjut Si Penabrak, langsung menggigit bibir bawahnya yang terbalut masker hitam.

"Nan gwaenchanha, Ahjussi." Tanpa mendongak sedikit pun ke arah lelaki bongsor di hadapannya, Uzma apatis dengan menunduk, meraba-raba lantai pualam.

Mimik wajah Si Penabrak yang mengenakan topi hitam berubah masygul saat mendengar dirinya disebut "Ahjussi." Namun, cepat dienyahkan emosi tak berguna tersebut.

Si Penabrak memutar manik mata cokelat mudanya ke beberapa sisi, hingga dirinya menemukan kaca mata model cat eye terdampar di belakang tubuhnya. Beringsut membalik badan meraih kaca mata itu. Sempat mengulas senyum tipis pula mendapati kaca matanya masih waras--tangkainya tak patah, kacanya pula tak pecah ataupun retak.