Kembali ke masa kini.
Halo, Jaehwan Hyeong.
Kenapa kau masih mendiamkanku? Kau tahu, aku merasa begitu kehilangan sosok yang bisa dipercaya selama tiga hari ini.
Mianhae, aku tahu kau sangat marah kepadaku. Tapi kupikir, kau akan memaafkanku.
Nyatanya, aku sungguh salah. Kelakuanku kemarin itu sungguh di luar batas. Membuatmu membenciku. Iya, itu memang pantas untukku.
Jujur, aku ingin sekali berubah, Hyeong. Namun, keluar dari semua ini sungguh sulit, pula menyakitkan, apalagi terapinya Tuan Kim, aku membencinya.
Ketika aku mendengar hipnoterapi klinis ajuanmu dan disetujui Jingmi Hyeong, itu membuatku sedikit lega. Namun, aku tetap ragu, apakah aku sungguh bisa?
Hyeong, aku merasa lelah dengan semua keadaan yang menimpaku. Mianhae, aku tidak bisa menjadi sosok Changyi yang normal. Aku tidak bisa menjadi sosok Changyi yang tidak memalukan. Aku putus asa. Aku merasa aku tidak bisa keluar dengan cepat seperti yang Jingmi Hyeong mau. Aku tidak bisa.
Terima kasih atas segala kebaikan yang telah kau berikan kepadaku, Hyeong. Mianhae, aku berkali-kali membuatmu kecewa, hingga kemarin yang paling mendalam. Aku ini memang sungguh terkutuk.
Aku sudah lelah dengan seluk beluk rasa dalam dunia ini. Aku ingin menyamankan orang-orang yang kusayangi yang berada di sekitarku dengan melesapkan diri ini yang sungguh tidak berharga. Aku ingin membuat kau bahagia. Begitu dengan Jingmi Hyeong dan Mayleen Noona. Pula mendiang ayah dan ibu yang sudah pergi dari dunia ini lebih awal. Dan mereka, guru-guru dan teman-temanku di BHS yang selalu risih denganku.
Jaehwan Hyeong, jaga baik-baik kedua kakakku, ya? Katakan pada mereka, aku menyayangi mereka, bukan sebaliknya seperti yang mereka asumsikan. Sampaikan pula maafku untuk mereka.
Gomawo ....
Mianhae ....
Selamat tinggal, Jaehwan Hyeong.
Pesan suara dari Changyi di ponsel Jaehwan habis sudah.
Atmosfer ruang keluarga rumah Jaehwan mendadak lengang. Hanya terdengar deru napas teramat lirih milik Jaehwan dan Uzma.
"Kau sudah mendengarnya barusan, yeobo. Inilah alasan aku ketakutan selama ini, merasa bersalah berlebihan, mengandai-andai ke masa lalu itu untuk memperbaiki segalanya untuk memaafkan dan berbaikan dengan Changyi lebih awal," keluh Jaehwan. Diselingi dengan menyeka basahan air mata di kedua pipinya dengan sebelah tangan.
Uzma bergeming khidmat dengan masih sedikit mendongak menatap Jaehwan, dengan kilatan matanya yang mengiba.
"Tapi apa yang bisa aku lakukan sekarang? Changyi sudah tiada sebelum aku memaafkannya secara sempurna. Sebelum dia menjalani hipnoterapi klinis yang sudah kubayangkan sedemikian hingga bisa sembuh total. Sebelum keluarga kecilnya bersama Jingmi dan Mayleen harmonis lagi. Aku sungguh terlambat dengan semuanya, Yeobo. Akulah yang membunuh masa depan Changyi, kebahagiaannya, bahkan kebahagiaan keluarganya, serta membunuh nyawanya. Andai saja aku ...."
Jaehwan tidak bisa bicara lagi. Kedua pipinya yang baru saja diseka, basah lagi dengan cairan bening yang keluar deras dari kedua netranya. Poni rambut blonde-nya, pelipis, serta lehernya berkeringat karena tegang berlebihan beberapa saat lalu saat menceritakan kisah Changyi. Dadanya terus menyesak sesal, egois mengandai-ngandai bisa ke masa lalu untuk memperbaiki segalanya, berakhir mengutuk dirinya dengan kejam.
Tatapan Uzma jatuh ke arah kedua tangan kekar Jaehwan yang kini saling mengepal kuat menahan emosi. Menyempatkan menaruh ponsel Jaehwan di tangannya ke meja yang sudah kembali ditutup, meraih kepalan tangan suaminya itu, mengurainya, lantas menyimpulnya dengan jari-jari tangannya yang lentik mendusel paksa ke sela-sela jari tangan kekar yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontras
RomanceIdol K-Pop beragama Islam? Ahn Yusuf Jaehwan mampu bertahan dalam kekontrasan hidupnya. Namun, seiring dengan popularitasnya yang naik bersama boygrup Dazzle, membuat dia kerap lalai akan aturan agama. Hingga takdir mempertemukannya dengan Rosymin...