26. Stiker Brown dan Cony

316 93 6
                                    

Uzma sungguh bebal akan rangsangan hati sendiri. Padahal ia adalah seorang penulis yang haruslah banyak peka dalam satu konteks ini, tetapi, tidak tahulah ia ini aneh sekali, barangkali efek terlalu sering memanipulasi perasaan sendiri.

Oh, dasar menyebalkan! Begitu yang didecakkan Helwa untuknya lewat DM Instagram, setelah membalas kalimat tekan berdasarkan seruan, KAU JELASLAH SUDAH JATUH CINTA SECARA SEMPURNA, UZMA-YA!

Memang dasar ia bebal, Uzma enggan percaya begitu saja, malah melontar tanya lagi "buktinya apa?" pada kolom chat.

Helwa, ibu satu anak ini sepertinya geregetan sekali dengan sahabatnya, hingga menjawab sarkas tanpa filter.

Dasar bodoh! Bebal!

Bangun! Sepertinya kau sedang tidur dari tadi, ya?!

Tetapi omongan itu tidak membuat Uzma tersinggung sedikitpun. Malah wanita mungil ini tersenyum geli saat membacanya. Menjawab sesuatu yang membuat Helwa murka karena saking geregetannya.

Aku tidak sedang tidur, sadar penuh, bahkan kini tersenyum geli membaca pesanmu.

Terserahlah kau mengataiku bodoh, bebal, atau berengsek sekalipun.

Uzma mengetik balasan dengan labiumnya yang terus mengembang dengan binar mata pancarona.

Oke. Terserah kau juga. Intinya kau sudah bisa mencintai Yusuf secara sempurna.

Selamat, Uzma-ya. Semoga ke depannya hubungan kalian akan terus membaik dan langgeng. Aamiin.

Percakapan via Instagram ditutup setelah Uzma juga mengirimkan balasan mengaminkan doa Helwa. Dan di menit selanjutnya terdengar seruan Mecca.

"Lama banget sih, Kak," omel Mecca yang mengintip Uzma masih kalem di kamarnya.

Sebab berbalas pesan dengan Helwa barusan, membuat lupa diri. Uzma segera memasukkan ponsel ke sling bag yang sudahlah tercangklong di sebelah pundak, pula jelaslah sudah berpakaian rapi karena hendak ke suatu tempat.

"Bentar, Mecc." Tergesa keluar kamar untuk bersegera mengekori Mecca yang langsung beringsut pergi setelah mengintip.

"Lama banget dandannya, huh!" cicit Mecca tatkala mereka berdua sudah sampai di pelataran rumah.

"Dandanku nggak lama, enak aja! Tadi cuman nyempetin bales chat temen," sangkal Uzma, sedikit mendongak ke arah Mecca yang lebih tinggi darinya.

"Oh, iya? Tapi aku nggak percaya sih. Dah keliat tuh, dandananmu menor, Kak." Mecca tetap saja ngeyel, bahkan hingga menyentuh labiumnya yang ber-lip balm untuk menjaili Uzma perihal isyarat "Lihat! Warna nude bibirmu mencolok banget!"

Uzma menekuk wajah untuk kemudian cepat-cepat mengambil ponsel di sling bag dan bercermin di layar ponsel.

Kedua manik mata Uzma yang ber-softlens mengamat dua belah bibirnya yang teroles lip cream. Ah, tidak, Mecca sungguh sedang menjailinya, lip cream warna nude yang dioleskannya sedang saja.

"Dasar! Jangan ngerjain Kakak, Mecc!" cicit Uzma dengan muka masygul.

Mecca terkikik. Dari dulu ia memang hobi menjaili kakaknya dengan perkara bersolek, berdandan, mendapati Uzma tak begitu suka akan hal ini, jadi sedikit disinggung dandanan menor langsung ambek.

Uzma membrengut. Sudah biasa adik perawanannya ini hobi meledeknya, jadi haruslah sabar.

***

Di sela-sela tur konser dunia Jaehwan bersama Dazzle, Uzma diperbolehkan pulang ke kampung halaman oleh Jaehwan yang ternyata bersamaan dengan liburan pesantren Mecca menimba ilmu.

KontrasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang