10.

896 103 28
                                    

Vote and komen ya guys💚🍑



"Jadi dia sudah berhasil menyingkirkan Yakuza itu?" Donghae menatap Yuta dengan pandangan tak yakin dan tak percaya. Yuta mengangguk mantap.

"Iya tuan, kemarin, Tuan Muda Jeno yang ditugaskan oleh Tuan Muda Ten, Ten mengendalikan Jeno dari jarak jauh melalui monitor di Markas, bersama Doyoung dan Jaemin, mereka bahkan bekerja sangat bersih, tak ada jejak yang tertingga, sidik jari Tuan Muda Jeno juga sudah dipalsukan oleh Ten" jelas Yuta dengan lugas.

"Ha.."

Donghae menatap tak percaya, Yakuza seperti Hirawasaki bisa dilumpuhkan dengan sebegitu mudahnya oleh Anak anaknya.

"Kalau aku tau dia sebegitu mudahnya melumpuhkan Hirawasaki kenapa tidak dari dulu saja aku memintanya? Dia benar benar putraku, bahkan Ten tak perlu pergi kemanapun untuk membunuh Hirawazaki" gumam Donghae.

Donghae menatap Yuta dengan seringai tercetak jelas.

"Sekarang mulailah dengan Lee Taeyong itu, dan kau beritahu pada Ten, sore ini aku ingin bertemu denganya di tempat biasa" ujar Donghae.

"Baik tuan"

Yuta segera keluar dari ruangan Donfhae dan melakukan apa yang diperintahkan Donghae.

Entah setelah ini apa yang akan terjadi pada Ten Lee dan Lee Taeyong.

*

"Sayang, jangan hari ini ya...aku bahkan membawa pekerjaanku pulang,masih banyak yang--

"Lee Taeyong, aku ingin pergi hari ini" Ten menatap Taeyong tajam. Sedari tadi Ten terus memaksa Taeyong untuk pergi keluar. Bukanya Taeyong tidak mau, tapi tadi Na Jaemin datang memberitahu bahwa Appa Ten ingin bertemu dengan Ten.

"Hari ini Appamu memintamu menemuinya bukan? Kita tidak bisa pergi, besok aku berjanji--

"Sudahlah, dasar brengsek, tidak usah pedulikan aku" Ten melempar asal bolpoin milik Taeyong sampai hancur, dirinya berpindah duduk membelakangi Taeyong di sofa.

Taeyong menghela nafas, Ten sudah berani mengambek padanya, dan dia tidak suka itu, Taeyong paling tidak auka seorang yang selalu mementingkan urusanya pribadi seperti Ten, harusnya Ten bisa memgerti dan mendengarkan omonganya.

"Yasudah, silahkan marah, itu bukan kesalahanku, lagipula memang hari ini kau tidak bisa pergi keluar, hari ini kau akan bertrmu appamu jadi kau tidak bisa pergi, aku sudah katakan akan berjanji pergi besok tapi kau tidak mau, terserah kau, aku tidak punya waktu untuk hanya membujukmu yang marah tidak jelas" ujar Taeyong acuh. Ten membulatkan mulutnya tak percaya Taeyong akan berkata seperti itu, terlebih mengeluarkan suara dominanya yang sangat mendominasi.

"Brengsek, Lee Tae--

"Kau terus saja mengumpat padaku, apa begitu caramu bersikap untuk meminta pada kekasihmu hm?" Taeyong menatap Ten dengan datar. Tidak, dia tidak marah, hanya saja mungkin Ten perlu diajari hal seperti ini, jika tidak, mulut cantik itu terus saja akan mengeluarkan kata kata yang tak sepantasnya. Menurut Taeyong, sifat seperti itu tidak baik digunakan untuk menjalin hubungan, Ten akan merasa Taeyong terus bisa menuruti dan menerima semua perlakuannya, Taeyong mungkin bisa lebih tegas pada si cantik agar bisa bersikap lebih baik.

Ten menatap Taeyong dengan mata memicing,tak percaya Taeyong akan memarahinya seperti itu. Tidak ada yang protes padanya mengenai hal itu sebelumnya, ya...hanya Taeyong dan Ten merasa tersinggung.

"Taeyong, kau...

"Kenapa? Aku keasihmu kan? Sudah sepantasnya aku menegurmu, tidak ada yang salah dengan itu, kalau kau salah mengakulah salah dan perbaiki kesalahanmu, jangan malah balik mengumpati orang lain dan malah marah, aku tidak suka kau bersikap seperti itu Ten" ujar Taeyong, tanganya sibuk memainkan bolpoin pada kertas kertas di depanya, tanpa sibuk sibuk menatap Ten.

SWEET little MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang