11.

649 97 6
                                    

Vote and komen ya guys💚🍑.

Taeyong tersenyum ketika mendapati Ten berada di atas tempat tidurnya. Sehabis makan malam tadi, Ten lebih dulu pergi ke kamarnya, sedangkan Taeyong beres beres dapur membantu bibi Han.

Taeyong menghampiri Ten, ikut bergabung di atas tempat tidur merengkuh tubuh mungil itu.

"Kau sudah tidur hm?"

"Tidak, aku menunggumu"

Taeyong terkekeh lalu mengecup hidung Ten gemas, melingkarkan tanganya di pinggang ramping sang kekasih.

"Jeno terlihat senang kan?" Tanya Ten.

"Tentu saja, dia senang karena hyungnya menyiapkan kejutan ulang tahun untuknya" ujar Taeyong.

Ten lalu beralih menatap Taeyong sambil tersenyum kecil.

"Ternyata menyenangkan ya seperti ini, kau tau...seperti tersenyum, tertawa...aku tidak bisa menjelaskanya, hanya saja aku merasa bahagia" ujar Ten.

Taeyong kembali tersenyum. Baginya bahagianya Ten sudah cukup membuat Taeyong juga bahagia. Entah kenapa lelaki mungil ini bisa merebut seluruh hatinya, Taeyong begitu terjatuh untuk Ten.

"Kalau begitu aku juga bahagia, bahagiamu adalah bahagiaku, melihatmu bahagia dan tersenyum sudah cukup untukku sayang" gumam Taeyong lirih.

Ten berbalik memeluk Taeyong, menyembunyikan wajahnya di leher sang dominan.

"Aku tidak tau Taeyong, sampai kapan aku akan bisa bertahan jika appa sudah bertindak jauh, tapi satu yang ingin aku katakan padamu, di saat sesuatu terjadi, bawa pergi Jeno sejauh mungkin, jauhkan dia dariku dan appa, karna aku sendiri tidak yakin, appa hanya akan tinggal diam" Ten terdengar serak, entah karna dia menahan tangis atau karna efek suara yang teredam.

"Tapi kenapa sayang? Kita akan hersama sama--

"Appa tidak akan membiarkan kita bersama sama Taeyong, tapi aku janji padamu, sesulit apapun keadaan yang kuhadapi nanti, aku akan bertahan, untukmu, dan juga Jeno, aku...aku akan bertahan"

"Tapi Ten--

"Jangan bertanya karna aku tidak akan pernah menjawabnya"

Taeyong bungkam, memang mungkin bukan saatnya dia untuk banyak bertanya sekarang. Taeyong hanya perlu berada di samping Ten selalu, Ten harus terlihat di pengelihatanya dan tidak akan boleh jauh darinya. "Jangan pergi bahkan saat aku memintamu pergi" kata kata yang selalu Taeyong ingat dari Ten.

*

"Sajangnim, ini berkas berkas yang perlu anda pelajari untuk rapat nanti, aku sudah menyiapkanya" Jungwoo meletakan satu map di atas meja Taeyong. Taeyong mengangguk dan tersenyum.

"Baiklah, terimakasih Jungwoo-sshi kerja bagus. Kalau begitu aku akan ke ruangan presedir, sudah jam makan siang--

"Maaf sajangnim, di ruangan presedir sedang ada Tuan besar Donghae yang datang berkunjung" ujar Jungwoo.

Taeyong mengernyitkan alisnya. Lee Donghae? Untuk apa paruh baya itu datang tumben ke kantor.

"Apa mereka membicarakan masalah pekerjaan?" Tanya Taeyong.

"Saya kurang tau sajangnim, tapi banyak bodyguard yang berjaga di luar ruangan presedir"ujar Jungwoo.

Taeyong mengangguk dan membiarkan Jungwoo pergi dari ruanganya.

Batinya merasa tidak enak, untuk apa Donghae datang menghampiri Ten setelah kejadian hari itu?
Pikiran pikiran buruk mulai menghantui Taeyong, dia mulai khawatir dengan Ten.

SWEET little MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang