Tujuh belas tahun kemudian....
Kini, Felix, Changbin, Minho, dan Jisung tak lagi berumur muda. Mereka sudah berkepala tiga sekarang.
Tak ada yang berubah dari mereka. Masih sama sama kekanak-kanakan, masih sering tubir gara gara hal sepele. Benar benar gak ada yang berubah.
"Bunda!"
Ya, ada satu hal yang berbeda, yaitu kedua pasangan itu sudah memiliki anak anak yang sudah memasuki masa remaja.
Felix yang sedang mencuci piring, langsung menoleh ke arah belakangnya. Ada anak sulungnya, Seo Eunbin.
"Eh, sayang, ada apa?" tanya Felix sambil merentangkan tangannya lebar lebar, meminta pelukan.
"Bunda, Eunbin menang turnamen basket lagi!" jawab Eunbin sambil menghambur ke dalam pelukan sang bunda.
Felix tersenyum manis. "Anak bunda hebat! Nanti bunda kasih hadiah, deh."
Eunbin langsung bersorak heboh karenanya.
Ya, Eunbin memang mewarisi bakat Felix. Dia berbakat bermain basket, bahkan dia kini menjadi kapten basket di tim basket sekolahnya.
"Bunda!! Abin gak dikasih hadiah juga?"
Felix langsung menoleh. Seo Abin--anak bungsunya--terlihat berkacak pinggang, karena dirinya gak dikasih hadiah.
"Ckckck... Jangan iri, Abin... Nanti bunda kasih hadiah juga," jawab Felix sambil berlari memeluk anak bungsunya itu.
Fyi, Eunbin dan Abin itu cuma beda setahun. Makanya sifatnya gak beda jauh.
"Yey!! Makasih, bunda!" seru Abin sambil melompat lompat riang.
Felix hanya menggeleng gelengkan kepalanya. Anak anaknya ini sudah besar, tapi sifatnya masih kekanak-kanakan. Persis kayak sifatnya Felix.
"Mau bunda kasih hadiah apa, hm?" tanya Felix kepada kedua anaknya.
"Abin pengin main ke rumah Tante Jisung sama Om Minho!" seru Abin, dan diikuti dengan anggukan kepala oleh Eunbin.
"Eunbin juga pengin main ke rumah Tante Jisung!" sahut Eunbin.
Felix mengangguk sambil tersenyum. "Tunggu ayah pulang dulu, ya. Nanti kita main ke rumahnya Tante Jisung sama Om Minho bareng bareng."
"Yey!! Makasih, bunda!"
Gak lama kemudian, Changbin pulang dari kantor dengan wajah lelahnya. Felix jadi gak enak mau ngajak suaminya itu untuk berkunjung ke rumah Minho.
"Yah, si Eunbin sama Abin minta main ke rumah Jisung," lapor Felix.
"Lho? Tumben?" ucap Changbin sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Biasa.. Si Eunbin habis menang turnamen basket, jadi minta hadiah."
"Oh, ya udah. Mau berangkat kapan? Sakarang gak apa apa."
"Beneran?"
"Beneran dong, sayang."
Felix langsung tersenyum sumringah, dan mengecup sekilas bibir Changbin, membuat Changbin kaget bukan main.
Setelah itu Felix langsung memanggil kedua anaknya untuk bersiap siap.
Btw, rumah Jisung dan Minho itu beda distrik sama rumahnya Changbin dan Felix. Dulunya, mereka pengin sebelahan aja rumahnya, eh.. Ternyata Changbin malah keterima di salah satu kantor di distrik lain, jadilah pasangan Changlix pindah rumah.
"Sudah siap semuanya?" tanya Changbin yang baru masuk ke dalam mobil.
"Sudah siap, Yah!" seru Abin dan Eunbin bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream [Jilix ft. Minbin] ✔
Fanfiction"Kak, aku boleh gak main basket?" "Lix, udah berapa kali kakak bilang, jangan bertanya tentang hal itu. Kakak gak mau kamu kenapa napa." Hanya secuil kisah Lee Felix yang ingin bermain basket, tetapi selalu dilarang sama kakaknya, Lee Minho. Di sa...