07. New Sibling

648 90 5
                                    

*Short chapter

Bruuuukkkk!!

Dinding rumah Jisung yang memang sudah reot, kini roboh, menimpa ketiga remaja itu.

"Jisung? Kak Minho?"

"Felix? Kamu dimana?"

"Help!! Aku kejepit!"

Terdengar suara rusuh dari reruntuhan bangunan rumah itu. Dan bisa dipastikan bahwa itu adalah suara dari Felix, Minho, Jisung, dan Kecoa.

"Sebentar, ini gimana keluarnya?" tanya Minho yang masih terhimpit beberapa kardus dan kayu.

"Itu disingkirkan dulu, kak," sahut Jisung yang kebetulan berada di samping Minho.

Jisung dan Minho akhirnya bisa keluar dari sana. Namun, tidak dengan Felix. Remaja itu masih tersangkut di antara reruntuhan rumah.

"Huwaaaaa... Kakak, kecoanya ada di samping Felix!!" seru Felix, membuat Jisung dan Minho panik.

"Lix, tenang. Tenang. Jangan teriak teriak. Nanti kecoa-nya masuk ke mulutmu."

Bukannya diam, Felix malah semakin berisik, disebabkan makhluk kecil berwarna cokelat yang duduk mematung di bahu kanannya.

Setelah 10 menit berjibaku menghalau kayu kayu yang menimpa Felix, akhirnya Felix bisa keluar dari sana. Keluar dari reruntuhan rumah, dan keluar dari jebakan kecoa.

Semuanya bernapas lega, kecuali Jisung yang hanya berdiri mematung di depan puing puing rumahnya. Jisung menghela napas pelan, dan masuk ke reruntuhan itu untuk mencari barang barang yang masih dapat ia gunakan.

Minho dan Felix memandangi Jisung dengan tatapan iba. Rumah satu satunya Jisung, kini telah tiada. Lalu, dimana Jisung akan tinggal?

Jisung pun keluar dengan sekardus pakaian yang masih bisa digunakan, walaupun sudah terlihat berdebu akibat tertimbun puing.

"Jisung... Kamu akan tinggal dimana?" tanya Felix merasa kasihan dan merasa bersalah.

Jisung tersenyum kecil. "Entah. Aku sendiri juga tidak tahu. Mungkin, di taman?"

Minho dan Felix saling melempar pandangan bingung. Namun, tak lama kemudian, keduanya mengangguk, seakan akan melakukan telepati. Dan tentu, hal itu membuat Jisung bingung.

"Jisung," panggil Minho, membuat Jisung menoleh.

"Tinggallah di rumah kami untuk sementara waktu," lanjutnya, membuat Jisung membulatkan matanya sepenuhnya.

"Eh? Tidak merepotkan?" tanya Jisung, masih ragu.

"Tidak sama sekali," jawab keduanya berbarengan.

Jisung tersenyum tipis, tapi tak mengangguk. "Aku tidak mau merepotkan kalian. Lebih baik aku tidur di taman saja."

Senyum Minho dan Felix langsung memudar.

"Jangan begitu, Jisung. Ini semua, kan salahku, jadi aku ingin menebus kesalahanku itu," bujuk Felix.

Jisung tersenyum lagi, dan menggeleng.

Kedua kakak beradik itu kembali melempar pandangan ke satu sama lain. Dan kemudian, serentak menyeret Jisung ke rumah mereka.

"Yak! Aku jangan diseret! Aku bukan troli belanjaan!" gerutu Jisung karena dirinya diseret bagaikan sebuah koper.

Kedua kakak beradik itu tak menggubris gerutuan Jisung, mereka terus berjalan dengan Jisung diseret oleh mereka. Di dalam hati, keduanya tertawa terbahak-bahak.

"Hello!! Aku bukan koper yang bisa kalian seret. Aku manusia!"

Lagi lagi, kedua kakak beradik itu berpura pura tuli.

Jisung hanya pasrah diseret ke arah rumah Felix yang kebetulan cukup jauh dari rumahnya. Kalau begini caranya, pasti dia akan berakhir lecet disana sini.

Tiba tiba, sebuah ide muncul di otak jeniusnya.

"Kak Minho, motor Scoopy kakak tidak dibawa? Kalau dicuri orang bagaimana?"

Dan saat itu juga, Minho melepaskan tangannya yang menggenggam erat tangan Jisung. Remaja itu berlari kembali ke arah lapangan basket untuk mengambil motornya.

Felix yang melihat kelakuan kakaknya, hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya. Memang kakaknya lebih sayang motor Scoopy itu daripada orang lain. Sungguh terlalu.

Remaja bermarga Lee itu kembali menyeret Jisung, sambil menunggu Minho kembali dengan motor Scoopy merah mudanya.

"Lix, bisa lepas tidak? Aku lelah diseret terus dari tadi," tanya Jisung sambil mengelus elus kakinya yang lecet sana sini.

"Iya iya." Felix pun menuruti Jisung.

Kini, keduanya berjalan beriringan menuju rumah Felix. Minho sudah terlebih dahulu kembali ke rumah, meninggalkan adik adiknya di jalan raya. Memang kakak yang keterlaluan.

~Dream~

"Selamat datang di rumah kami!" seru Felix dengan riang.

Jisung tersenyum tipis, dan mengangguk. "Thanks."

Felix langsung merangkul kakak angkatnya itu. Keduanya pun masuk ke dalam rumah.

"Eung... Apakah tidak apa apa, jika aku tinggal disini?" tanya Jisung masih tak enak dengan kedua kakak beradik itu.

Minho dan Felix tersenyum kecil.

"Tidak apa apa. Lagipula, kami hanya tinggal berdua di rumah, jadi tidak masalah jika ada anggota keluarga baru," jelas Felix, membuat Jisung tersenyum tipis.

"Terima kasih."

Kedua kakak beradik itu mengangguk senang. Mereka senang karena anggota keluarga mereka bertambah satu.

"Akhirnya, Lixie punya saudara baru."

Dream [Jilix ft. Minbin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang