Sekarang sudah jam 5 sore, seharusnya Felix sudah berada di lapangan basket bersama dengan Jisung dan teman teman satu tim lainnya, tapi karena Jisung sakit, jadilah anak itu tidak ikut latihan.
Sebenarnya, Jisung sudah menyuruh Felix untuk latihan menggantikan dia, tapi Felix masih bingung.
Tadi pagi saja, dia sudah dimaki maki. Untungnya masih ada Jisung yang membelanya. Lah, sekarang? Siapa yang mau membelanya? Jisung, kan sakit.
Lalu bagaimana dengan Minho? Minho sudah mengizinkan Felix untuk ikut latihan basket dengan seribu satu aturan. Ya, itu berkat Jisung juga.
"Lix, kamu tidak berangkat latihan? Kasihan teman teman kamu nungguin," tanya Minho kepada sang adik.
"Eh, iya, kak," jawab Felix sambil beranjak keluar rumah dengan ogah ogahan.
Kenapa Jisung malah memilihnya untuk menggantikannya? Padahal dia, kan tidak bisa bermain basket.
Bisa, tapi Felix tidak menyadarinya.
Ini ibarat kata, Felix itu dijadikan tumbal, dan teman temannya Jisung itu adalah setan setannya.
"Oi, Felix!"
Felix yang sedang melamun, auto melompat kaget, dan berhenti di tengah jalan.
Setelah menetralkan napasnya yang tersengal sengal akibat kaget, Felix pun menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya. Dan Felix langsung kaget setelah itu, karena yang memanggilnya adalah....
"Kak Changbin?"
"Ayo, naik. Aku anterin sampai lapangan," tawar Changbin.
"Boleh memangnya?" tanya Felix, dan langsung dihadiahi kekehan kecil dari Changbin.
"Lah, siapa bilang gak boleh?"
Felix langsung tersenyum, dan berlari lari kecil ke arah motor Changbin, dan duduk di sana.
Tak lama kemudian, motor Changbin mulai melaju dengan kecepatan normal.
Ya, beruntung sekali Changbin menggunakan kecepatan normal, karena biasanya dia menggunakan kecepatan pesawat. Ibarat kata, Changbin itu pembalap, sedangkan jalanan ini adalah sirkuit.
Selang beberapa menit, motor Changbin berhenti di pinggir lapangan basket dekat rumah Felix.
Lapangan terlihat masih tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang yang baru datang.
Felix segera turun dari motor Changbin, dan berjalan pelan menuju teman teman setim-nya.
Merasa diikuti seseorang, Felix pun berbalik ke belakang, dan jelas dia kaget.
Changbin masih mengikutinya, bahkan ikut duduk di bangku panjang yang disediakan di samping lapangan basket.
"Kakak ngapain? Gak langsung pulang?" tanya Felix bingung.
"Ngapain pulang? Aku, kan ditugaskan untuk menjagamu dari anak anak iblis berkedok manusia itu," jawab Changbin sambil menunjuk kumpulan anak anak basket yang memandangi Felix dengan tatapan sinis.
Kalau begini caranya, Felix ingin resign saja dari dunia.
Kenapa dia harus dipertemukan dengan manusia manusia munafik seperti mereka? Yang kalau di depan guru, terlihat baik baik saja, tapi kalau dibelakang..... Ya, tidak perlu dijelaskan, kalian pasti sudah tahu.
Felix memijat pelipisnya. Dia sudah frustasi dengan semua ini.
"Siapa yang menyuruh kakak untuk menjagaku?" tanya Felix lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream [Jilix ft. Minbin] ✔
Fanfiction"Kak, aku boleh gak main basket?" "Lix, udah berapa kali kakak bilang, jangan bertanya tentang hal itu. Kakak gak mau kamu kenapa napa." Hanya secuil kisah Lee Felix yang ingin bermain basket, tetapi selalu dilarang sama kakaknya, Lee Minho. Di sa...