Tidak ada seorangpun yang sanggup akan sebuah kata perpisahan, sejauh dan selama apapun manusia hidup di dunia akan ada saatnya mereka membeku di balik tanah nan kasar atau hanya menjadi sebuah abu dalam botol kaca.
Arjun kembali lagi pada tempat dimana seorang yang ia cintai beristirahat dengan tenang, tanpa kebisingan kota dan tanpa rasa sakit yang dulu ia derita.
"Kamu pasti kedinginan dan kesepian disini, seandainya aku bisa selalu mendekapmu dan menemanimu, tapi yang bisa aku lakukan hanya mengunjungimu di setiap minggu membawa bunga daisy dan minuman rasa coklat kesukaanmu." Arjun meletakkan buket berisi bunga daisy dan sekotak susu coklat yang ia beli sebelum pergi ketempat ini.
Pemakaman yang terletak di bukit dekat kawasan penduduk ini selalu sepi, biasanya hanya ada sekitar dua orang yang berkunjung dan satu penjaga makam. Sudah sekitar satu bulan yang lalu Arjun kehilangan seseorang yang sangat ia cintai, namanya Saira gadis cantik dan berbakat yang sudah mengisi hatinya sejak kelas 8 SMP sampai pada akhirnya Saira menderita kebocoran pada jantungnya dan meninggalkannya tepat seminggu sebelum ujian kelulusan SMA.
"Hiks...hiks..." suara tangisan terdengar di telinganya, Arjun mengedarkan pandanganya mencari sumber suara.
Gadis dengan rambut panjang yang di ikat pony tail itu menangis tersedu disebuah makam yang terlihat masih baru sambil memeluk batu nisan di depannya.
Arjun seakan kembali ke waktu saat Saira dimakamkan, sama seperti gadis itu, Arjun menangis sejadi-jadinya memeluk nisan bertuliskan nama Saira hingga ia tertidur dan pada akhirnya ia di bawa oleh beberapa temannya untuk kembali pulang.
Hatinya ikut sesak melihatnya rasa simpati yang ada di dalam dirinya cukup besar hingga kini kakinya berjalan ke arah gadis tersebut sambil membawa sebotol air mineral yang ia bawa untuk menyiram makam Saira, namun sepertinya gadis itu lebih membutuhkan air ini untuk sekedar menenangkan dirinya yang sedang terluka.
"Minum ini supaya kamu sedikit tenang, mengeluarkan air mata hanya membuatmu semakin lelah." ucap Arjun sambil memeberikan air mineral yang ia bawa.
Gadis itu mengangkat kepalanya melihat laki-laki yang berdiri disampingnya sambil menyodorkan sebotol air mineral, dengan ragu Yeira menerima botol tersebut. Tidak ingin bertindak munafik ia memang sangat haus saat ini, kemudian ditegaknya air mineral tersebut tanpa ragu.
Mengelap bibirnya dengan lengan kemeja yang ia pakai lalu menengok kesamping untuk mengucapkan terimakasih pada laki-laki tadi yang ternyata sudah menghilang dari pandangannya.
"Terimakasih, siapapun kamu." ucapnya.
Gadis itu tersenyum memandang batu nisan yang bertuliskan nama kekasihnya-Jaevin yang pergi meninggalkannya satu minggu yang lalu akibat kecelakaan yang menimpanya saat hendak menjemputnya dari tempat dimana ia bekerja, kabar mengejutkan yang membuat pertahanannya runtuh, tidak ada lagi yang menguatkannya, yang memperhatikannya, yang menaruh rasa sayang kepadanya, hidup Yeira sudah cukup berat dan bertambah berat saat Jaevin pergi dari hidupnya untuk selamanya.
"Jaevin, aku pasti datang kembali kesini untuk menemanimu, aku harap kamu bahagia disana ya, maaf kalau aku masih terus menangis karnamu, aku akan mencoba agar lebih tegar menerima kepergianmu, sampai bertemu lagi, aku harus pulang." Yeira berpamitan pada Jaevin, mengecup batu nisan milik kekasihnya dan pergi meninggalan pemakaman.
Hari itu Arjun dan Yeira dipertemukan di tempat dimana mereka berdua ditinggalkan oleh orang yang dicintainya, tanpa sadar hari itu adalah sebuah bagian dari takdir yang membawa mereka pada sebuah lembaran baru pada buku cerita hidup keduanya.
- After Met You.
semoga suka ya sama prolognya, updatenya gak nentu sih kayaknya🥺 tapi aku usahain seminggu sekali update💞
btw, gimana sama prolognya? 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
After Met You | End
FanfictionArjun dan Yeira, keduanya sama-sama kehilangan dan dipertemukan disebuah pemakaman tempat dimana orang yang mereka cintai beristirahat, siapa sangka takdir tersebut membuat Yeira kembali menemukan pondasi hidupnya yang runtuh serta menemukan bahu un...