Pagi sekali Arjun sudah siap dengan kendaraannya untuk pergi ke tahapan selanjutnya setelah menempuh masa SMA, dengan segala perlengkapan khas anak mahasiswa baru, berbalut kemeja putih serta celana kain hitam ia siap untuk menjadi seorang mahasiswa di universitas impiannya.
"Bun, Arjun berangkat!" Pamitnya pada sang Bunda yang masih sibuk dengan tanaman yang berada di halaman rumah yang cukup megah.
"Hati-hati!" Jawab Bunda sambil melambaikan tangannya pada anak semata wayangnya, sampai mobil merah milik Arjun menghilang dari pandangannya.
Mahasiswa Universitas Hybe fakultas ekonomi sudah berkumpul di dalam gedung auditorium dan duduk pada lantai, berkumpul sesuai grup untuk mendengarkan sambutan para petinggi universitas, jajaran dosen serta panitia yang berkontribusi pada acara sambut mahasiswa baru. Semua tampak gembira dan penuh antusias, akhirnya mereka merasakan kehidupan kuliah dimana tidak ada rok yang harus menutupi sampai lutut atau peraturan sepatu berwarna hitam.
"Ntar lo mau ikut kegiatan apa?" Tanya Bram pada teman-temannya yang baru saja ia kenal sekitar dua jam lalu saat perkenalan antar grup.
Arjun tampak berpikir dilihatnya Dava dan Kamal sahabat semasa SMA-nya yang kini bersamanya lagi di perguruan tinggi.
"Kayaknya lanjut buat band lagi deh, setuju gak lo?" Arjun menyenggol Kamal dan Dava yang fokus medengarkan ucapan Pak Rektor yang sedang memberikan sambutan yang terdengar membosankan.
Dava dan Kamal mengangguk bersamaan, "kalau lo bisa main musik, ikut aja Bram." Ajak Dava yang diangguki setuju oleh Arjun dan Kamal.
"Boleh, kebetulan gue bisa main drum!" sahut Bram antusias.
Sebenarnya ada satu orang lagi yang tergabung dalam diantara mereka, namanya Abin dari awal bertemu dan berkenalan Abin memang terlihat sangat tampan, beberapa mahasiswi yang baru melihat Abin saja sampai terkesima dan berbisik-bisik membicarakan wajah yang dimiliki Abin.
"Kita berempat udah rencana mau ikut band kampus, lo mau ikutan gak?" Tanya Bram saat Abin kembali duduk bersila di sebelahnya setelah pergi ke toilet.
Abin tampak berpikir, ia mau-mau saja menerima tawaran tersebut, tapi di dalam hatinya ia tidak terlalu setuju dengan ajakan Bram, ia lebih nyaman dengan kegiatannya saat SMA dulu, menjadi pembawa acara dan menjadi ketua OSIS.
"Gak deh, gue mau ikut BEM aja biar kenal sama dosen-dosen atau ikut Himpunan Jurusan aja." ucapnya.
Bram menyenggol tubuh Abin sambil mengerucutkan bibirnya, "lo pasti waktu SMA tipe-tipe anak yang caper ke guru, selalu ngingetin tugas, sering dispen buat acara OSIS." komentar Bram pada Abin yang membuat ketiga teman lainnya terkekeh.
Bram memang cerewet dan sedikit menyebalkan, wajah tampannya juga menjadi primadona seperti Abin, katanya ia memiliki kakak di universitas ini dengan jurusan yang berbeda.
Tanpa di sadari kelima remaja itu sudah menjadi primadona dan menjadi sorotan mahasiswa/i fakultas ekonomi. Arjun yang tampak atletis dan berkharisma, Abin dengan ketampanan dan senyuman manis dihiasi lesung pipit yang dalam, Bram dengan pesona wajah tampan serta tingkahnya yang tengil menyebalkan namun membuat orang lain gemas dan terbius saat melihatnya, Dava yang tampak cuek dan dingin dengan kepintaran yang ia miliki sejak SMA, dan Kamal dengan wajah polosnya yang menggemaskan dan selalu menebarkan senyum kepada siapapun yang ia temui. Kelima remaja yang secara sempurna ditakdirkan bersama oleh semesta.
Kegiatan demi kegiatan sudah terlaksana rasa pegal dan penat mulai terasa, dari pukul tujuh pagi hingga pukul lima sore kegiatan berlangsung, kini mahasiswa sudah mulai berhamburan dari gedung auditorium dan menuju parkiran.
"Gilak lo ke kampus pertama kali aja udah bawa tesla, pantes aja kating-kating pada nempel sama lo." ucap Abin yang terpesona ketika Bram menuju mobilnya yang memang paling mahal diantara mobil lainnya.
Bram mengayunkan tangannya ke udara, "Gak gitu, tadinya mau pake mobil biasa aja, cuma udah kepake duluan sama abang gue, jadinya pake yang ada aja, soalnya buru-buru." ucapnya, entah ada berapa puluh mobil yang ada di rumahnya dan Bram memilih mobil ini tadi pagi karna terparkir paling depan di garasi rumahnya.
"Anyway, asik nih kayaknya kalau kita ngerayain satu hari jadi mahasiswa di rumah Bram!" Saran Dava dengan antusias sambil menaik-turunkan satu alisnya pada Bram.
"Boleh juga tuh!" Sahut Kamal yang disusul teman-teman yang lain.
Bram mengangguk, "Gampang, kalian ambil kendaraan kalian, gue tunggu disini."
"Gue mobilnya di belakang, gue kesana ya!" Ucap Arjun lalu pergi ke mobilnya yang terparkir agak jauh kebelakang dekat parkiran motor.
Arjun melangkah dengan santai sambil memandangi sekitar yang masih tampak ramai oleh mahasiswa yang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Lima langkah lagi untuk sampai ke mobilnya langkahnya terhenti, matanya menyipit mencoba memperjelas pandangan yang ia tangkap dan mengucek matanya berharap apa yang ia lihat benar-benar sama seperti yang ada dipikirannya.
"Itu kan cewek yang waktu itu ada di makam? Bener gak sih? Dia kuliah disini juga?" Tanya Arjun pada dirinya sendiri sambil mencoba mengingat-ingat wajah seorang gadis yang tempo lalu ia sodorkan air mineral ketika sedang menangis di sebuah makam.
Dengan langkah sedikit ragu Arjun mendekati gadis tersebut, masih dengan rambut ponytail, gadis tersebut sedang memainkan ponselnya seperti menunggu seseorang untuk datang menghampirinya.
"Permisi Mba..." Sapa Arjun yang sedikit membuat gadis tersebut terkejut.
"Mas? Loh yang waktu itu kasih saya air mineral kan? Karna belum sempet bilang makasih, saya mau makasih karna udah ngasi saya minum waktu itu, minumannya membantu banget Mas." ucap Yeira pada Arjun yang langsung mendapat anggukan.
"Oh benerkan Mbanya, kuliah disini juga?" Tanya Arjun, entah kenapa ia seolah mengajak Yeira untuk mengobrol.
Yeira mengangguk dengan sopan sambil tersenyum, "Iya Mas, saya jurusan akuntansi."
Arjun mengangguk paham, "Gue juga, ngomongnya santai aja hehehe..." ucap Arjun mencoba mencairkan suasana agar terlihat akrab ia memakai bahasa yang santai.
"Gue juga akuntansi, grup F tadi, kalau lo?" lanjut Arjun.
"Gue grup B." Jawab Yeira.
"Ira! Ayok kita harus kerja abis ini! Eh- ini siapa?" Ryu yang baru saja dari toilet mengernyit ketika melihat seorang laki-laki berbicara dengan sahabatnya.
Tanpa menjawab perkataan Ryu, Yeira langsung pamit pada Arjun, "Gue duluan ya." ucapnya lalu membawa Ryu bersamanya.
Belum sempat Arjun menjawab Yeira sudah menghilang diantara mahasiswa yang berlalu-lalang, "Namanya Ira..." gumamnya, kemudian ia kembali ke mobilnya untuk berkumpul bersama teman-teman yang sudah pasti menunggunya sedari tadi.
tbc...
absen dulu, diantara lima cowok primadona fakultas ekonomi yang mana pilihan kalian?
KAMU SEDANG MEMBACA
After Met You | End
FanfictionArjun dan Yeira, keduanya sama-sama kehilangan dan dipertemukan disebuah pemakaman tempat dimana orang yang mereka cintai beristirahat, siapa sangka takdir tersebut membuat Yeira kembali menemukan pondasi hidupnya yang runtuh serta menemukan bahu un...